blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

19 Mei 2013

Hmmm.... begini nih prilaku para Anggota Dewan yang terhormat...

Cimahi, 19 Mei 2013

Bismillah......

Kami berdua memasuki kafe itu, suasana pagi masih sangat terasa, udara masih sejuk, pengungjung kafe belum terlihat seorang pun. Tampak para pegawai kafe sibuk mempersiapkan segala sesuatunya.  Tidak ada tanda-tanda acara talkshow membuat kami bertanya pada salah satu pegawai kafe yang kami temui.  Ternyata acara talkshow berlangsung di lantai dua.  

"Teh... saya mau laporan dulu ya..." kata temanku.  Aku hanya mengangguk heran, sambil mengikuti langkah kakinya.  Temanku bertanya pada seorang pelayan di kafe itu apakah ada mushola di kafe itu. Olala... ternyata yang dimaksud laporan oleh temanku itu adalah Sholat Dhuha.  Memang kami berangkat agak terlalu pagi, menghindari jalur three in one yang berlaku di atas jam 08.00.  Aku pun yang tak sempat sholat dhuha di rumah, akhirnya ikut juga.

Tersirat rasa kagum menjalari tubuhku.  Aku saja yang kesehariannya banyak bergaul dengan teman-teman sevisi misi, kalau tak sempat sholat dhuha... ya sudah terlewat begitu saja.  Sementara temanku... seorang aleg kota Cimahi, masih bisa memelihara sholat dhuhanya dengan baik dimana pun berada.  Aku ingat temanku sempat menghilang di sebuah acara undangan di PUSDAI ketika kutanya pada temanku yang lain ternyata beliau sedang sholat dhuha.  Pun demikian ketika sholat Dzuhur tiba, aku jadi tahu temanku sangat menjaga rowatibnya, qobla dan bada beliau kerjakan... Kelebihannya sekarang, ketika pulang aku ditraktirnya makan di kafe... hehehe

Kenapa aku begitu kagum.... kan itu amalan sunah biasa saja?  Aku kagum karena dia seorang aleg.  Aku tahu betul bagaimana beratnya perjuangan ruhiah menjadi seorang aleg.  "Berdakwah di dunia penuh tipu daya..." Begitu sebuah judul artikel di REPUBLIKA beberapa tahun yang lalu.  Artikel yang bercerita tentang perjuangan suamiku di Parlemen beberapa tahun yang lalu.

Aku tahu betul bagaimana beratnya menjaga ruhiah di dunia yang berseliweran uang-uang tak jelas.  Uang-uang haram yang membuat hati jadi keruh dan jauh dari Allah. Hanya orang yang pandai menata diri, menjaga diri dan hatinya bisa terselamatkan dari tipu daya yang memperdayakan.

Aku ingat seorang aleg kota Cimahi, yang sekarang menjadi aleg di provinsi pernah bercerita... Suatu ketika komisi dimana beliau di tempatkan melakukan kunjungan kerja. Beliau di tempatkan sekamar dengan aleg dari partai yang berbeda.  Berhubung ada keperluan beliau berniat pulang ke rumahnya.  Namun di tengah jalan dia berbalik lagi ke hotel dan hendak ke kamarnya.  Alangkah terkejutnya beliau, ketika pintu terbuka, ternyata temannya yang nota bene tukang ceramah jum'at membawa perempuan yang bukan muhrimnya ke kamar hotel...  Na'udzubillah...

Suamiku juga pernah bercerita, disela-sela kunjungan kunjungan kerja memang banyak waktu luang, ini dimanfaatkan oleh teman-temannya dari partai lain untuk bermain di klub malam.  Ada fitnah disana, tersiar kabar seorang aleg menulis nama ustadz kami yang tidak bisa ikut kunker di buku tamu klab malam itu... hiii ngeri.... Sementara temanku satu halaqoh ada juga yang anggota dewan, katanya memanfaatkan waktu luang itu untuk tilawah, tak heran satu pekannya temanku bisa sampai belasan juz.. Subhanalloh.. saya saja yang ibu rumah tangga biasa plus sedikit berwiraswasta di rumah tidak bisa sampai seperti itu....

Berjuang di tengah tipu daya memerlukan pengawalan ruhiyah yang tinggi dan anggota dewan PKS alhamdulillah mendapatkannya. Liqo pekanan yang mercharge ruhiah, selalu mereka dapakan. Dulu waktu zaman suamiku bertugas, konsolildasi dengan DPD selalu rutin dilaksanakan. Sehingga DPD dapat memantau kerja dewan dengan baik.  Strategi serta keputusan-keputusan fraksi selalu hasil syuro dengan jamaah.  Pun demikian apabila ada reses, dimana tiap anggota dewan mendapatkan sejumlah dana yang cukup besar, yang sangat berpotensi untuk diselewengkan, DPD dan fraksi atur bersama.  Dpra mana yang perlu kunjungan kami tanya pada ketua DPRA... boleh tanya ke masyarakat aleg mana yang suka turun ke masyarakat... tentu mereka menjawab aleg PKS.  Walaupun tentu saja tidak semua masyarakat dapat kami jangkau karena sedikitnya aleg kami.

Aku ingat suatu ketika beberapa hari menjelang hari raya Iedul Fitri, ada tamu mengetuk rumahku, seorang kurir membawa sebuah parcel.  Aku dimintai menandatanganinya.  Tanpa ba bi bu kuterima parcel itu, dan kutanda tangani tanda terimanya.  Kulihat isi parcel itu berisi buku-buku dan perangkat sholat, tertata indah.  Ingin segera kubuka, namun ada sisi hatiku yang lain melarangnya.  Selang beberapa lama suamiku menelepon dan berkata seandainya ada kiriman parcel jangan diterima, ada perintah dari DPD  "Waah terlanjur Bi..." Begitu kira-kira aku berkata. Untungnya belum sempat kubuka.  "Ya sudah nanti besok abi kembalikan..."  Betul saja besoknya si abi pun mengembalikan parcel yang ternyata kiriman seorang kepala dinas di Cimahi  Sebuah pengalaman yang membuat aku harus lebih berhati-hati.

Bukan berarti semua aleg dari partai lain jelek, bukan berarti pula Aleg kami bebas dari virus, ada beberapa juga yang terjungkal dan tak kuat menahan beban sehingga terbawa arus.  Akhirnya dengan berat hati jamaah memberi iqob atau hukuman yang sesuai, yang terberat dikeluarkan dari jamaah.

Seandainya semua masyarakat tahu, tujuan kami, niat kami dan langkah kami dalam bergerak tentu mereka akan berbondong-bondong turut bersama kami. Mereka yang memusuhi dan mencerca, itu karena ketidak tahuan mereka.  Tugas kita lah para kader untuk menebarkan cinta itu, dengan bekerja mewujudkan harmoni untuk Indonesia.

Untuk saudaraku yang terkecewakan dengan prilaku beberapa aleg di daerah atau pusat, kemudian mundur kebelakang dan hanya berkutat di sekitar liqo ke liqo.... Ada banyak masyarakat yang membutuhkan kerja-kerja kita di parlemen.  Seburuk-buruknya aleg kita yang katanya menjadi kaya dan tidak sederhana seperti dulu jauh lebih baik dari mereka yang tidak membawa misi visi ibadah yang jelas. Biarlah mereka dengan kekayaan mereka asal di dapat dari yang halal, dari gaji mereka yang besar... biarlah itu urusan mereka dengan Alloh SWT... tugas kita hanya mengingatkan, menerbarkan cinta dan terus bekerja untuk mewujudkan sepenggal firdaus di bumi Indonesia tercinta.......


Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^