blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

1 Agu 2015

Ramadlan Berlalu, Lalu Betulkah Syawal Artinya Peningkatan?

Ramadlan telah berlalu cukup jauh, Bulan Syawal pun sudah kita lalui, suasana lebaran berangsur-angsur mulai memudar auranya.  Target syaum kita adalah ketaqwaan kita  (berhasilkah-puasa-kita?) dan usai Ramadlan kita akan kembali menuju fitri.  Melihat fonomena yang terjadi di sekitar kita, terbesitkah pertanyaan di benak kita benarkah kita kembali kepada fitri yang katanya seperti bayi yang baru lahir.  Lalu benarkah syawal itu artinya peningkatan?

Ternyata kembali kepada fitri itu bukan hanya berarti bersih kembali seperti bayi baru lahir, makna fitri lebih pada kembalinya kepada akidah asal, akidah Islam yang lurus. Seorang yang telah melaksanakan syaum dengan sungguh-sungguh, baik dan benar tentu saja ia akan terhapus dosanya karena ia mendapat ampunan dari Allah SWT, tapi tidak semua orang yang berpuasa lalu terhapus dosanya, karena Allah SWT lebih tahu mana yang syaumnya diterima dan mana yang tidak mana yang layak mendapat ampunan dariNya mana yang tidak.

Sumber: keepcalm-o-matik.co.uk

Sementara bulan Syawal secara bahasa memang artinya peningkatan, Ibnul Allan asy Safii mengatakan  bahwa "Penamaan bulan Syawal diambil dari kalimat Sya-lat al Ibil yang maknanya unta itu mengangkat/menegakkan ekornya.  Syawal dimaknai demikian karena dulu orang-orang Arab menggantungkan alat-alat perang mereka, disebabkan sudah dekat dengan bulan-bulan haram yaitu bulan larangan untuk berperang". (Dalil al Falihin li Syah Riyadhad al Shalihin)

Keadaan di jazirah Arab di jaman jahiliyah, pada saat itu, saat unta betina enggan dikawini unta jantan, hingga ketika unta jantan mendekatinya, maka ia akan menegakkan ekornya.  Keadaan ini menimbulkan pemahaman pada mereka bahwa menikah di bulan syawal akan menimbulkan kesialan. Sehingga pada saat itu mereka mengharamkan pernikahan di bulan Syawal. Pemahaman ini kemudian diluruskan saat kedatangan Islam, untuk membantah mitos ini Rasulullah kemudian menikahi istrinya di bulan Syawal.

Jadi adalah pemahaman yang salah kalau dikatakan dinamai bulan Syawal yang berarti peningkatan karena bulan ini bulan setelah Ramadlan.  Terbukti penamaan bulan syawal telah ada saat zaman jahiliah saat Islam belum hadir untuk mencerahkan.  Jadi bukan berarti peningkatan di sini dihubungkan dengan paska Ramadlan dalam arti peningkatan amal.  Kalau kita mau jujur, justru setelah Ramadlan amal kebanyakan kita banyak yang menurun.  Membaca Al Qur'an kembali hanya ODOJ one day one juz, atau bahkan mungkin berkurang karena sibuk mudik dan silaturahmi  padahal di bulan Ramadlan kita bisa lebih dari 1 juz.  Syaum kita, sholat malam kita, infaq sodaqoh kita hampir semua amal kita berkurang drastis.  Alhamdulillah kalau bisa istiqomah, tapi fenomena yang terjadi di sekitar kita justru yang ada adalah penurunan dalam beramal.

Mengingatkan untuk meningkatkan amal memang sangat baik, tetapi jangan sampai dihubungkan dengan penamaan bulan Syawal karena kedua hal ini memang tidak berhubungan.  Alla kulli hal marilah kita jadikan momen Ramadlan yang baru saja berlalu menjadi sebuah charger yang kuat untuk mengarungi bulan-bulan berikutnya dengan lebih baik lagi.  Syawal masih cukup panjang, yang belum menggenapkan syaumnya dengan syaum syawal yuu kita lakukan mumpung Allah masih memberi kita waktu, hadirkan suasana Ramadlan di rumah kita, walau Ramadlan sudah berlalu, mau tidak mau, masih lama atau sebentar lagi kematian dan hari pembalasan itu suatu saat pasti akan tiba, kita harus selalu siap menghadapinya. Wallohu'alam.

11 komentar :

  1. SemSemoga kita dapat menerapkan ibadah ramadhan pada 11 bulan lainnya

    BalasHapus
  2. semoga kita dapat bertemu lagi dengan bulan Ramadhan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

      Hapus
  3. Iya ya Mak, seharusnya setelah Ramadhan kita makin baik, minimal mempertahankan yang sudah dilakukan (hal2 baik) selama Ramadhan. TFS

    BalasHapus
  4. SemSemoga kita dapat menerapkan ibadah ramadhan pada 11 bulan lainnya

    BalasHapus
  5. bener banget, kuantitas ibadah menurun lg nih... naikin lg ah mumpung masih bulan syawal...

    BalasHapus
  6. Haduuuh di socmed aja udah langsung ada yang beranteman. Yang lihat aja sedih, mereka mikir nggak ya?

    BalasHapus
  7. Semoga kita bisa bertemu ramadhan di tahun-tahun berikutnya ya teh

    BalasHapus

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^