blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

2 Jan 2016

Hamas Artis Ganteng, Sholeh dan Hapal Qur'an.. (Di balik Film Ketika Mas Gagah Pergi)

KMGP Blogger Bdg
Tim Blogger Bandung yang meliput acara Meet &Greet minus Himan
Sudah lama sebetulnya saya menantikan cerita ini difilmkan,  dan sudah lama pula saya mendengar bagaimana Mba Helvy Tiana Rossa dan para pecinta buku Ketika Mas Gagah Pergi berupaya agar cerita ini bisa diangkat ke layar lebar.  Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) ceritanya memang keren, sangat menginspirasi banyak orang. Meski ditulis sudah lama sekali sekitar tahun 1992 dan mulai diterbitkan tahun 1997, sampai sekarang tulisan Mbak Helvy ini masih terus banyak dibicarakan. Diperkirakan jutaan orang sudah membaca buku ini.  Bagaimana tidak ?  Buku ini sudah cetak ulang sampai 39 kali oleh tiga penerbit yang berbeda.

KMGP bercerita tentang keluarga, hijrah dan keindahan islam, dikemas dalam sebuah tulisan yang menarik yang sangat mengharu biru.  Beberapa kali saya membacanya, dan tiap membacanya selalu saja mampu membuat saya menangis.  Mba Helvy Tiana Rossa memang piawai memainkan emosi para pembacanya.

Berita baik pun terdengar, akhirnya KMGP difilmkan.  Dan yang lebih menggembirakan lagi akhirnya saya bisa mengikuti acara Meet and Greet Film KMGP ini, Alhamdulillah.  Bertempat di MG & Co Eatery Jalan Taman Cempaka No 7 Bandung, pada hari Minggu 27 Desember 2015 acara ini digelar dengan menghadirkan para pemeran utama film ini minus Izzah Ajrina yang berperan sebagai pemeran pembantu perempuan bernama Nadia.

Tiga pemenran utama yang hadir di acara Meet & Greet

Hamas Syahid Izzudin pemeran Mas Gagah, Aquino Umar pemeran Gita adik Mas Gagah serta Masaji Wijayanto pemeran Yudi tampak sudah hadir di tempat acara.  Jadi sebelum acara dimulai saya beserta beberapa teman blogger pun sempat berfoto bersama dengan para pemain.  Acara yang dipandu oleh Asep Codet ini kemudian mendaulat Hamas untuk bercerita tentang kesannya menjadi pemeran tokoh utama KMGP.

Hamas, pemuda tampan yang lahir di Bengkulu 23 tahun silam itu pun kemudian bercerita proses awal ia terpilih menjadi pemeran utama Hamas.  Film ini merupakan film keduanya, sebelumnya ia sempat berperan di film Tausyiah Cinta, dan untuk film keduanya ini ia pun ingin bermain all out, untuk itu ia pun bersedia mengikuti karantina selama tiga bulan guna mengikuti berbagai pelatihan yang menunjang perannya sebagai Mas Gagah.  Pelatihan itu antara lain adalah Acting, Public Speaking dan Beladiri.

Berfoto bersama Hamas san Mas Gagah dan seorang teman BloggerBdg

Untuk menjadi pemeran utama di film ini Hamas yang  juga seorang hafidz Al Qur'an telah menyisihkan 2000 peserta audisi lainnya.  Sebagai sosok yang terbiasa berada di lingkungan Islami, menceburkan diri di dunia film tentu merupakan tantangan tersendiri. Termasuk ketika harus syuting sebagai seorang Mas Gagah yang dalam film ini adalah sosok model yang banyak pengagumnya terutama kaum hawa.  Ia harus mampu berperan sebagai seorang model tenar tanpa harus bersentuhan dengan kaum perempuan. Untuk adegan ini, harus diambil berulang-ulang karena awalnya merasa canggung.

Begitu pun ketika ia harus berperan akrab dengan Aquino Umar yang merupakan adiknya Mas Gagah di film ini, ia harus mampu membuat sebuah suasana yang akrab dan menciptakan kemesraan kakak dan adik tanpa harus saling menyentuh, menurutnya itu adalah adegan yang cukup sulit baginya.

Sedangkan Aquino Umar yang berperan sebagai Gita mengungkapkan ia merasa beruntung bisa terpilih menjadi pemeran Gita adiknya Mas Gagah.  Menurutnya film ini telah memberikan banyak pembelajaran tentang Islam kepadanya.  Meski belum mampu berhijab, setidaknya ia belajar untuk memakai busana yang lebih tertutup. Juga mengajarkan padanya untuk bisa sholat secara baik dan benar.  Dengan fasih ia pun bercerita bahwa saat ini sedang terjadi Gazwul Fikri, perang pemikiran, dan hadirnya film ini diharapkan memberikan pembelajaran tentang islam sesungguhnya yang penuh cinta dan indah.  Terlebih keuntungan dari film ini sebagian akan disumbangkan untuk Palestina, baginya adalah suatu yang luar biasa bisa memberikan kontribusi melalui perannya sebagai seorang Gita.

Para pemain berbincang dengan Gubernur Jabar

Pada kesempatan ini para tamu undangan dikejutkan dengan hadirnya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.  Beliau ternyata mendukung penuh kehadiran film ini karena film ini adalah film baik, film dakwah yang sebagian keuntungannya yaitu sebesar satu milyar akan disumbangkan untuk perjuangan rakyat Palestina dan sebesar satu milyar lagi akan disumbangkan untuk pendidikan di Indonesia bagian timur.

Semoga film ini dapat diterima di pasaran dengan baik, karena film ini film yang bagus yang memberikan pendidikan Islam tanpa menggurui, bagi para pembaca buku KMGP jangan terkejut karena seperti biasa versi film dan versi  novelnya suka ada penyesuaian di sana - sini.  Tetapi jangan pula terlalu khawatir karena tidak terlalu mengubah alur ceritanya.  O ya film ini disutradarai oleh Firmansyah dan diproduksi oleh PT Indobroadcast dan Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Nonton ya...Film ini akan mulai diputar di bulan Januari 2016, yuk kita saksikan bagaimana Hamas, Aquino Umar, Masaji dan para pemain lainnya bermain all out  di film ini.


10 komentar :

  1. Wah... Mulai diputar januari ini ya, Mbak? Asyiiik... Sy tahun kemarin ikut roadshow tentang film ini sama mbak HTR di Balikpapan. Pengin nonton filmnua juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya... dipenjelasan kemarin sih seperti itu, mudah2an saja...:)

      Hapus
  2. wah pake acara dikarantina 3 bulan gitu yah.. saya belum nonton filmnya, tapi kayaknya bagus yah..

    BalasHapus
  3. wah pake acara dikarantina 3 bulan gitu yah.. saya belum nonton filmnya, tapi kayaknya bagus yah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau cerita di bukunya sih bagus sekali Mak... :) Entahlah kalau di film belum nonton saya juga. Tapi lihat di trailernya kayaknya rame juga :)

      Hapus
  4. Wah asiknya bisa ngobrol dgn gub jabar dan para pemain film ini

    BalasHapus
  5. Semoga filmnya semenginspirasi bukunya. Sy baca Ketika Mas Gagah Pergi di majalah Annida waktu msh kuliah. :)

    BalasHapus
  6. saya jadi penasaran setelah baca postingannya. meski belum pernah baca novelnya, tapi saya pastikan film ini akan saya tonton :)

    http://petitecovered.blogspot.com/

    BalasHapus
  7. Siap-siap nonton...

    inget banget dulu waktu SMP sering dipinjami novel islam dan majalah annida sama sahabatku. dan KMGP itu yg pertama kali dia pinjamin dan ngena banget dihati :)

    BalasHapus

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^