blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

25 Des 2015

Bu Uso Sang Pemenang Kehidupan

Hari Ibu telah berlalu beberapa hari yang lalu, ada banyak sosok-sosok ibu hebat di sekitar kita yang pantas mendapatkan selamat atas kesuksesannya pada Hari Ibu ini.  Sosok yang menginspirasi yang telah berhasil menjadi ibu yang sukses dan memancarkan cahaya untuk orang-orang di sekitarnya.  Salah satunya adalah sosok Bu Uso tetangga ku ini….

“Selamat ya Bu, sudah sukses sekarang”  Kuucapkan kata itu dengan penuh takjim dan sepenuh hati pada ibu tetanggaku itu.  Ada binar  bahagia dan bangga di wajahnya. Saya biarkan dia menikmati itu, karena memang wajar ia mendapatkannya.. “Alhamdulillah hasil berjuang..” Jawabnya sejurus kemudian.  “Datang ya Umi, ditunggu..” Ujarnya kemudian.  Saya hanya mengangguk sambil memberinya senyuman.

Bu Uso ketika dikunjungi di rumahnya

Saya masih ingat betul percakapan kurang lebih setahun yang lalu itu, saat perempuan tetangga saya itu mengundang syukuran anaknya yang ketiga.  Anaknya yang baru lulus dari sebuah universitas dekat rumah kami terpilih menjadi ABRI yang direkrut dari para sarjana terpilih di seluruh Indonesia.  Dengan seleksi yang teramat ketat putranya yang sarjana psikologi itu berhasil mendapat urutan pertama seleksi tentara karir se Indonesia dan langsung mendapat pangkat Letnan Dua. 

Saya pun terpukau ketika keesokan harinya datang memenuhi undangannya, rumahnya yang dulu hanyalah berupa rumah gubuk telah berubah wujud menjadi rumah mungil yang nyaman dan berlantai dua.  Memang meskipun ia tetangga dekat rumahku, jarang sekali saya melewati rumahnya yang memang agak di belakang itu.  Saya hanya sempat tahu kalau dia sedang membangun rumah, karena hampir tiap hari dia melaundry baju keluarganya di tempat laundry an milikku.  “Sedang direnovasi rumahnya, sebulan dua bulan ini kost di kost-kost an dulu, jadi susah nyuci..” Jawabnya ketika kutanya mengapa tidak mencuci sendiri.


Perjuangan berat yang ibu itu lalui berbuah manis sekali, kelima anak-anaknya telah sukses sekolah di sekolah yang cukup tinggi.  Anak keempat sedang kuliah di jurusan informatika universitas yang sama dengan ketiga kakaknya lewat jalur beasiswa pula, sedangkan si bungsu masih duduk di bangku SMA.

Saya kagum pada perjuangan si Ibu tetangga saya itu, sebut saja bu Uso, memang ia biasa dipanggil seperti itu.  Masih terbayang di pelupuk mataku, sosok bu Uso dengan sedikit terpincang melewati rumahku setiap hari untuk berkebun sebagai mata pencaharian utamanya.  Pergi pagi, pulang sore itu yang dilakukannya tiap hari. Bukan tanah sendiri bahkan, ia harus mengontrak tanah itu sebesar delapan jutaan per tahunnya.  Ia harus banting tulang dari pagi hingga petang bercocok tanam dan beternak ayam untuk memenuhi kebutuhan hidup, sekolah anak-anak dan membayar kontrak tanahnya.

Yang saya kagum dari Bu Uso adalah keteguhan hatinya dan semangatnya untuk terus berjuang menyekolahkan anak-anaknya walau keterbatasan biaya menghadangnya.  Masih terbayang, saat ke rumahnya untuk mengambil komputer yang terpaksa dijualnya.  Keempat anak-anaknya sedang tekun belajar diterangi cahaya lilin yang temaram…entahlah mungkin listriknya belum dibayar hingga mereka belajar dalam kondisi kurang cahaya, padahal kutahu persis saat itu tidak sedang ada pemadaman listrik.

Sosok yang teguh pada cita-citanya, sementara tetangga sekitar banyak yang menyerah pada keadaan, membiarkan anak-anaknya terlarut pada kegagalan dan semangat menuntut ilmu yang rendah.  Ia berbeda, bersama suaminya yang pekerjaannya juga mengurusi kebun, mereka terus menerus menyemangati anak-anaknya untuk rajin belajar dan tidak menyerah pada keadaan.  

Bu Uso dengan anak keduanya
Beberapa tetangga ada juga yang mencibir karena hutangnya kemana-mana untuk keperluan sekolah anak-anaknya.  Yang kukagum dari Bu Uso, meski lama sekali bahkan mungkin bertahun ia akan selalu ingat hutangnya, dan pasti akan membayarnya.  Dulu, bukan sekali dua kali dia meminjam uang padaku.  Setelah kutahu  perjuangannya, saya selalu berusaha memberinya pinjaman selama memang ada.   

Bukan satu dua pula tetangga yang mencibir, menganggapnya sombong, menyekolahkan anak tinggi-tinggi padahal ia orang tidak mampu. Tapi ia tidak mempedulikan semua itu, ia menekankan kepada anak-anaknya agar tidak seperti ayah ibunya, mereka harus bisa hidup lebih baik dan tidak ada cara lain selain belajar sungguh-sungguh dan sekolah yang tinggi.  Tidak hanya tinggi, tapi harus paham juga apa yang mereka pelajari dan untuk apa mereka sekolah.

Sebetulnya anak-anak Bu Uso diterima di beberapa perguruan tinggi negeri lewat jalur bea siswa.  Karena keterbatasan biaya untuk kebutuhan sehari-hari mereka di tempat kuliah yang memang lumayan jauh dari tempat tinggalnya, akhirnya mereka memutuskan untuk kuliah di perguruan tinggi swasta dekat rumah.  “Lebih murah biaya hidupnya Mi”.  Begitu dia beralasan ketika kutanya kenapa tidak mengambil bea siswa universitas negeri favorit yang diterima anak-anaknya.  Jadilah anak pertama sampai ketiganya kuliah di universitas swasta dekat rumah. Tak perlu memakai ongkos, karena tinggal jalan saja, untuk makan pun bisa bersama-sama, memang jauh lebih murah.

Istimewanya, semua anak-anak bu Uso meraih nilai cumlaude, Bu Uso bersama suaminya pandai sekali mengarahkan anak-anaknya untuk menjadi anak-anak yang bertanggung jawab pada masa depannya.  Anak-anak yang rajin belajar dan tidak suka membuang waktu untuk sesuatu yang tidak berguna. Ditekankan pula semenjak mereka kecil untuk tidak suka jajan, dan perut selalu terisi walau harus makan hanya dengan garam saja.  

Meskipun mereka hidup miskin, tapi anak-anak bu Uso tinggi-tinggi, sehat, cantik dan tampan, tak terlihat kemiskinan pada sosok mereka, bila tidak tau keadaan mereka sebenarnya.  Bu Uso memang ibu yang bertanggung jawab, seluruh hidupnya ia baktikan untuk anak-anaknya.  Ia tak peduli pada dirinya yang sering sakit dan terlihat tua, ia tak lagi memiliki rasa malu untuk berhutang ke sana ke mari untuk membeli kebutuhan sekolah anak-anaknya.  Apa pun ia lakukan asal halal untuk anak-anaknya….

Ia tak mengenal rasa lelah demi masa depan anak-anaknya…

Kini ia tinggal memetik hasilnya, perjuangan bertahun-tahun pasti penuh duka dan air mata, dicela banyak orang karena sepertinya ia terlihat terlalu memaksakan diri, pasti ia merasakan celaan itu.  Keteguhannya pada cita-citanya terbayar sudah, tiga anak-anaknya langsung mendapatkan pekerjaan yang layak begitu lulus kuliah.  Bahkan si tengah yang kini tengah menjalani pendidikan ketentaraannya di Magelang berujar pada ibunya agar tidak usah berlelah-lelah mencari uang lagi,  ia pun berencana mengumrohkan kedua orang tuanya.  Meriding saya mendengarkan Bu Uso menceritakan itu dengan air mata di kedua sudut matanya karena terharu bahagia.

Salah satu sudut rumahnya kini

Tak ada lagi rumah gubuk itu, tak ada lagi duka, tak ada lagi upaya menahan malu untuk pinjam ke sana ke mari, tak ada lagi air mata pilu.  Terakhir saya memenuhi undangan pernikahan anak pertamanya, seorang perempuan cantik berhijab yang sudah bekerja di sebuah perusahaan yang cukup besar.  Dalam sebuah pesta pernikahan yang meriah dan cukup megah, di sana  saya melihat Bu Uso dan suaminya pun berdiri tersenyum penuh kebahagiaan.  Ia pun mendapatkan seorang mantu dari keluarga yang cukup berada.

Sungguh kehidupanmu sangat menginspirasi sekitar, kau tunjukkan bahwa kebahagiaan bisa kita raih bila kita mau berjuang.  Kau tunjukkan  bahwa masa depan adalah milik mereka yang mau memperjuangkannya.  Kau tunjukkan bahwa rintangan yang menghadang bukan untuk membuat surut ke belakang. Kau sudah membuktikan itu pada sekitarmu, kau membuka mata sekitarmu.. Kini tidak ada lagi cibiran yang mencemooh dirimu…

Mudah-mudahan sosok bu Uso bisa mengubah paradigma beberapa tetangga-tetangga sekitarmu, yang lebih banyak membuang waktu untuk sesuatu yang kurang berguna.  Yang lebih mementingkan gaya hidup daripada berjuang untuk masa depan, yang sangat mudah menyerah pada keadaan..
Dengan sepenuh takjim dan dari relung hatiku yang terdalam di momen Hari ibu ini kuucapkan kembali selamat telah menjadi seorang pemenang kehidupan.  Bu Uso, kau memang seorang ibu yang menginspirasi

5 komentar:

  1. Bu Uso salah satu wanita yang menginspirasi. Semoga menang lombanya ya, Mak

    BalasHapus
  2. kisah seorang ibu memang selalu istimewa,
    krn dia memang jelmaan malaikat yg nyata....

    selamat hari ibu mbak ida....

    BalasHapus
  3. Masya Allah.. mengispirasi sekali semangatnya bu uso ini. terimakasih sudah sharing mak :)

    BalasHapus
  4. Masya Allah, kisah yang sangat menginspirasi. Banyak sebenarnya ibu-ibu seperti bu Uso ini, berjuang demi masa depan anak-anaknya :)

    BalasHapus

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^