blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

24 Mei 2017

Saat Si Dia Pergi



Entah kenapa tiba-tiba saja saya teringat seorang sahabat lama saya yang ditinggal pergi oleh suaminya secara mendadak.  Hanya mengeluhkan sakit di dada kemudian tak sadarkan diri, sesaat kemudian meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.  Mungkin ingatan saya itu terpicu dengan meninggalnya salah seorang sahabat suami saya yang meninggalkan istri dan anak-anaknya dengan cukup mendadak pula.

Setiap teringat para sahabat yang ditinggal pergi suaminya secara mendadak, ada suatu rasa yang sulit saya terjemahkan.  Sedih tentu saja, selain itu ada perasaan lain saat saya memikirkan nasib anak-anaknya.  Beruntungnya sahabat saya yang pertama itu memiliki suami seorang tentara hingga ia memiliki uang pensiunan walau tak sebesar gaji suaminya dulu.  Hingga untuk kehidupan sehari-hari bisa mengandalkan pensiunan suaminya, meski lebih prihatin dari sebelumnya.


Beruntung juga nasib sahabat saya yang kedua, semasa suaminya hidup ia sangat baik, hingga saat ajal menjemputnya begitu banyak orang yang memperhatikan keluarganya.  Tiba-tiba saja ada yang menyatakan siap membiayai sekolah anak-anaknya.  Ada pula yang segera mengusahakan ke pesantren tempat anaknya sekolah agar dapat bersekolah secara gratis.  Sungguh saya sangat terharu, kebaikan - kebaikannya dibalas langsung saat di dunia.

Tapi tidak banyak yang bernasib seperti kedua sahabat saya di atas.  Banyak kisah lain yang kelimpungan saat ditinggal pergi sang tulang punggung keluarga untuk selamanya.  Hidup menjadi jauh prihatin, tak memiliki sesuatu yang bisa dijadikan pegangan saat tak ada lagi menjamin biaya hidup sehari-hari dan pendidikan anak-anak.

Iya , tentu saja rezeki Allah SWT yang mengatur, Dia lah yang mengatur kehidupan ini, tentang jodoh, kematian dan kehidupan.  Tetapi tentu saja kita harus berusaha, tanpa ada usaha dari manusia maka rezeki yang sudah disiapkan untuk kita pun tak akan kita dapatkan karena kita tidak menjemputnya.  Tentu juga kita harus berusaha, saat keadaan masih aman terkendali, sang tulang punggung hidup kita masih sehat dan masih produktif kita harus tetap bersiap, siapa tahu tiba-tiba hujan di saat terik matahari.  Artinya harus selalu bersiap karena kita tahu hari esok akan seperti apa.

Di sinilah perlunya manajemen keuangan yang baik, selain disisihkan untuk menabung, kita juga harus menyiapkan pos untuk asuransi, tentu saja asuransi yang sesuai dengan keyakinan kita dan yang kita percayai.  Pilihlah Asuransi Jiwa Terpercaya, dengan menyiapkan pos untuk itu kita akan bisa memiliki dana pensiun seperti yang para PNS miliki misalnya.

Yah memang sedia payung sebelum hujan itu memang benar adanya.  Agar tidak terjadi sesuatu yang kita harapkan, berjaga-jaga akan kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi setiap saat, kita memang harus selalu bersiap.  Tentu saja di atas semua itu kita harus selalu berdo'a agar selalu diberikan penghidupan yang terus lebih baik dan lebih baik lagi, baik dari segi materi atau amal.  Hingga ketika ajal menjemput, kita sudah siap lahir batin untuk diri kita sendiri maupun untuk orang-orang yang kita tinggalkan.

9 komentar:

  1. ajal memang tidak ada yg tahu kapan datang. org yg tadinya sehat2 saja, tiba2 ajal menjemput.

    BalasHapus
  2. rejeki Allah yang mengatur. Soal kelimpungan, mungkin masih adaptasi. Seiring waktu pasti mampu bertahan (sependek yanng aku lihat). Soal asuransi, saya termasuk yang menghindari riba, dan asuransi sependek yang masih saya kaji, terkait dengan riba. Jadi kalaupun susah di dunia, itu ujian yang harus dihadapi.

    BalasHapus
  3. Aku juga suka kepikiran gini, teh. Menyiapkan masa depan salah satunya yang bekal yang cukup buat anak dan keluarga. Tawakal bukan soal pasrah aja tapi juga harus ada ikhtiar. Apalagi sekarang banyak asuransi yang punya lini syariah, ya.

    BalasHapus
  4. Memang ajal, maut nggak bisa kita tebak ya Mbak. sedia payung itulah yang paling aman, dan pasrah, karena semua pasti ada campur tangan Allah

    BalasHapus
  5. Ya Allah memba tulisan ini aku jadi ikutan sedih mba. Tak ada yang bisa menduga kematian seseorang tapi tetap ada kesedihan bagi keluarga yang ditinggalkan ya mba :(

    BalasHapus
  6. Maut adalah takdir yang tidak bisa kita tawar dan sangkal ya, teh. :'( Memang betul menyiapkan masa depan secara matang itu perlu banget, sebaik mungkin.

    BalasHapus
  7. kullunafsin dzaikatil mauut.

    BalasHapus
  8. Semoga mbak diberikan ketabahan, yakin rencana Allah pasti baik, ada pahala dan pelajaran berharga di balik ini semua,

    BalasHapus

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^