blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

15 Apr 2019

Journey to Samarkand, Inspirasi dari Marfuah Puji Astuti

Journey to Samarkand, Inspirasi dari Seorang Marfuah Puji Astuti   Kalau boleh jujur awalnya sempat menyesal daftar ikut acara bedah buku kurang lebih sebulanan yang lalu ini.  Acaranya ternyata bentrok dengan sebuah acara hingga kehilangan moment kumpul
bareng dengan teman-teman sesama blogger yang selalau menyenangkan.



Tetapi setelah mengikuti acara Bedah Buku dan Jumpa Penulis Journey to Samarkand bersama Marfuah Panji Astuti, saya malah bersyukur sekali.  Akhirnya saya malah jadi membeli semua trilogi buku karya beliau ini, tidak peduli lagi di rumah masih ada beberapa buku yang masih tersegel rapi.  Ketiga buku Jelajah Tiga Daulah ini adalah Journey to Andalusia, Journey to The Greatest Ottoman dan Journey to Samarkand.


Penuturannya yang lembut, enak didengar serta pengetahuannya yang mendalam sempat membuat saya berpikir kalau guru sejarah dulu seperti beliau, saya pasti tergila-gila dengan sejarah bukan malah tidak peduli seperti sekarang ini.   Mendengar penuturan Mba Uttiek -biasa penulis ini disapa- saya jadi mulai peduli tentang sejarah Islam dan Peradaban Islam yang luar biasa.  Jadi lebih semangat traveling tetapi dengan paradigma dan persiapan  yang berbeda.  Sungguh saya terinspirasi sekali....

Merantaulah... Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.  Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang).   Imam Syafe'i

Journey to Samarkand, Mengenalkan Sejarah dan Peradaban Islam kepada Generasi Milineal Muslim


Menjadi beban bagi seorang Mba Utiek kalau sampai tidak menulis, Mba Uttiek ingin mengajak terutama generasi milineal muslim memahami  dan mengerti jejak sejarah Islam yang pernah menyinari dunia.  Tetapi buku sejarah Islam tidak akan banyak dibaca mereka. Karena itu dikemaslah buku sejarah Islam dan peradaban Islam yang luar biasa ini menjadi sebuah buku traveling.


Sebuah ide yang cemerlang, karena bagi milineal generation kebutuhan untuk traveling sama besarnya dengan kebutuhan untuk memiliki rumah dan mobil.  Maka dengan buku ini Mba Uttiek berharap,  generasi muda muslim traveling ke Eropa tapi traveling ke Eropa yang ada Andalusia nya karena ada sejarah Islam di sana.  Kalau pergi ke Britania pergilah ke negara yang ada Palestina nya di sana, kalau ke Asia pergilah ke Turki dan Samarkand  yang selain indah luar biasa bisa belajar tentang sejarah dan peradaban Islam di sana.

Belajar Sejarah Berarti Menatap Masa Depan


Menurut Mba Uttiek belajar sejarah seperti menatap masa depan, karena sejarah selalu berulang.  Apa yang terjadi di Andalusia 600 tahun yang lalu terjadi kembali di Palestina, dan saat ini hal itu bisa terjadi  di Uyghur Cina.  Dengan membaca sejarah bisa tahu bagaimana mengantisipasi dan menghadapinya.


Inspirasi dari Seorang Ibnu Batutah


Terinspirasi oleh Ibnu Batutah seorang solo traveler muslim yang melakukan perjalanan selama 28 tahun sebanyak kurang lebih 120.000  kilometer.  Perjalanan di abad ke-14 yang melintasi 44 negara dengan hanya menunggangi seekor kuda dimulai dari perjalanan haji ke Baitullah.

Maka Mba Utiek selalu berusaha melakukan perjalanan dimulai dengan umroh.  Jika Allah mengizinkan Mba Uttiek ingin melakukan hal yang sama:  Menyusuri setiap sudut bumi Allah ini dan membuat catatan perjalanan yang akan dibagikan kepada siapa saja yang belum berkesempatan melihatnya.

Sejarah dan Peradaban Islam yang Gilang Gemilang


Setiap mau berangkat Mba Uttiek selalu bercerita kepada teman-temanya sesama jurnalis.  Di sana timbulah  keprihatinan karena teman2 jurnalis senior yang juga muslim tidak paham dimana letak Andalusia.  Andalusia itu di Turki ya..? Mereka tidak mengenal sebuah daulah dengan sejarah dan peradabannya yang luar biasa yang bernama Andalusia.

Dari Andalusia inilah Islam menyinari dunia dengan pengetahuan selama 800 tahun.  Sampai saat ini masih bisa kita saksikan hasil pemikiran sarjana Islam,  Warisan peradaban Islam untuk dunia  seperti shampo, sikat gigi, pasta gigi, mout wash yang kita pakai sekarang merupakan buah pemikiran sarjana-sarjana di Andalusia.  Dan Andalusia kini adalah tempat yang sekarang dikenal dengan nama Spanyol, Portugis dan sebagian Prancis.

Banyak yang tidak mengenal Otoman yang pernah menguasai 2/3 wilayah dunia.  Padahal saking luasnya saja pecahannya membentuk 60 negara.  Peninggalan Daulah Utsmani ini sungguh tidak ternilai harganya, dan semua itu kini tersimpan rapi di Istana Takoppi yang sekarang berfungsi sebagai museum.

Pun begitu pula dengan Samarkand, pertanyaan teman-temannya adalah  "Di India ya.. ?  Karena namanya dekat dengan Shahrukh Khan... hahaha.  Tidak banyak yang tahu di Samarkand ada di satu tempat bernama Uzbekistan.  Imam Bukhari lahir di Kota Bukhara dekat sekali dengan Samarkand dan dimakamkan di Samarkand. Uzbekistan atau Samarkand ini ternyata tempat dimana ilmuwan2 besar yang lahir dan besar di sana.

Revolusi Digital pun bermula dari buah pemikiran sarjana Islam yang berasal dari Samarkand yang bernama Al Khawarizmi penemu algoritma.  Mba Uttiek sampai berpikir orang-orang di Samarkand memiliki DNA yang luar biasa karena banyak ilmuwan muslim jenius lahir di sini.

Samarkand adalah tempat dengan jejak sejarah Islam yang berlimpah. Tak hanya bangunan indah yang bisa disaksikan tapi juga tradisi keilmuan dan kebudayaan.  Hingga kini kemegahan Daulah Abbasiyah ini masih dituturkan dalam kisah negeri 1001 malam.  Diantara belian, pasti ada satu yang kilaunya paling menyilaukan.  Seperti itulah Samarkand.

Riset yang Mendalam Sebelum Traveling


Sebelum melakukan perjalanan, Mba Uttiek selalu melakukan riset terlebih dahulu.  Saat akan menyusuri dan menjalajahi tiga daulah ini, Mba Utiek mempersiapkan diri dengan membaca buku Buya Hamka setebal 900 halaman.  Buku Journey to Samarkand ini merupakan buku kelimanya dan buku ketiga dari Trilogi Jelajah Tiga Daulah.


Tentang Khalifah Tour


Acara Bedah Buku Journey to Samarkand ini diselenggarakan hari Sabtu 13 April 2019 di Aula Khalifah Tour Jalan Brigjen Katamso No 11 Bandung.  Khalifah Tour ini adalah sebuah Biro Perjalanan Haji dan Umroh di kota Bandung dengan programnya Halal Tour yang sudah berdiri sejak tahun 2008.  Mba Uttiek sendiri merupakan jamaah dari Khalifah Tour.  Berulang kali perjalanan Mba Uttiek ini difasilitasi oleh Khalifah Tour.  Mulai dari perjalanan ke Andalusia, Turki hingga apa yang dipaparkan di buku terbarunya ini yaitu Negeri Samarkand.

D Khalifah Tour juga tersedia program Umrah dan Haji sepanjang tahun dengan harga terbaik yang memberikan Bimbingan Maksimal dan Fasilitas yang optimal.  Halal Tour ini sendiri tak tanya diminati oleh Muslim Traveler tapi banyak juga non muslim yang tertarik dengan destinasi wisata yang berhubungan dengan sejarah peradaban Islam,

Khalifah Tour banyak menangani permintaan Incentive atau Private Tour dan banyak jamaah yang menginginkan perjalanan seperti ini.  Tak hanya perjalanan haji dan umroh saja, peminat Halal Tour di Jawa Barat, khususnya kota Bandung terus semakin meningkat di tahun 2019 ini.  Hal ini dibuktikan dengan program Halal Tour tahun ini dari Khalifah Tour mulai dari program 3 negara, Halal Tour Aqsa dan Turki Tulip Festival.

O ya dalam bedah buku kali ini tidak hanya Mba Uttiek saja yang jadi pembicara tapi ada juga Bapak Rustam Sumarna yang merupakan Direktur Utama Khalifah Tour. Bapak yang biasa disapa Kang Rustam ini sudah menggeluti dunia Umroh dan Haji sejak tahun 1996. Beliau juga kini dipercaya sebagi Dewan Penasehat HIMPUH.

Kang Rustam banyak memaparkan kisah-kisah selama melakukan perjanan bersama Mba Uttiek.  Kisah-kisah yang kemudian dituangkan dalam buku Jelajah Tiga Daulah ini.   Selain Kang Rustam ada juga Kangg Reggy Kartawidjaja, beliau adalah Tour Manager di Khalifah Tour.  Anggota yang juga pengurus dari DPD Jawa Barat ITLA (Indonesia Tour Leader Associatiion) ini sudah memiliki banyak pengalaman menjadi Tour Leader ke lebih dari 20 negara.



Acara Bedah Buku Jurnal to Samarkand ini sungguh sangat menginspirasi sekali.   Senang sekali bisa ikut hadir di acara ini.  Jadi tahu di balik penulisan Buku Journey to Andalusia, Journey to The Greatest Ottoman dan Journey to Samarkand.  Terima kasih untuk acara yang menarik ini Khalifah Tour, sangat berharap semoga suatu saat bisa melakukan perjalanan bersama Halal Tour dari Khalifah Tour.

Semoga tulisan Cerita Ida yang berjudul  Journey to Samarkand, Inspirasi dari Marfuah Puji Astuti ini bisa bermanfaat ya teman-teman :)

72 komentar:

  1. Tulisan yang menginspirasi kayak di buku ini yang bikin kebelet pengen traveling deh. Nanti mau check bukunya di Gramedia

    BalasHapus
  2. Wah keren, cover bukunya caem, aku jadi pengen baca bukunya.
    Aku tertarik dg sejarah Andalusia.

    BalasHapus
  3. Penasaran dengan bukunya. Saya termasuk yang nggak tahu Andalusia disebelah mana. Kudu belajar sejarah Islam.

    BalasHapus
  4. Wah, saya baru tahu malah ada nama Samarkand.
    Yup, saya setuju banget mengenai "riset sebelum bepergian", agar kita tahu lemana kita akan melangkah dan mau ngapain selama di sana :)

    BalasHapus
  5. Keren juga ya pengalaman perjalanan yang dituliskan dalam buku seperti ini

    BalasHapus
  6. keren pisan ya teh, sha jadi pengen cepet2 banyak uang biar bisa jalan2 macem inii :)

    BalasHapus
  7. Oh ini yg di Gramed kemarin2 itu ya teh? Wah sayang banget aku kelewatan uy, soalnya ada jadwal lain, hiks... Keren ya, informatif banget bukunya

    BalasHapus
  8. Ibnu Batutah memang melegenda ya. Berkat keberanian beliau banyak yang terininspirasi. Selamat buat lahiran bukunya Mbak Uttiek :)

    BalasHapus
  9. Makin semangat jalan-jalan lagi nih. Kali ini tujuannya pasti yaaa

    BalasHapus
  10. Kalau traveling ke negara yg ada peradaban islamnya memang terasa lebih dekat di hati mbak. Belum lama ini saya juga menyisir kota2 bekas masa kejayaan kesultanan di India.

    BalasHapus
  11. Merinding baca ini apalagi klo bukunya dan traveling kesana, jadinya pengen umroh, keliling dunia, mengajar dan berkarya agar berfaedah aamiin tfs teh

    BalasHapus
  12. Baca ulasan ini, saya jadi penasaran pengen baca bukunya
    Saya selalu menyuakai membaca kisah perjalanan yang mengangkat sejarah

    BalasHapus
  13. Aku setuju banget sama quote-nya, merantau itu menambah ilmu dan pengalaman! Dan ide penulis untuk mengemas sejarah dengan buku traveling itu bagus banget. Btw aku juga tertarik eksplor daerah-daerah antimainstream kayak Samarkand atau Andalusia.

    BalasHapus
  14. Wah, baca cerita teteh jadi penasaran pengen baca juga triloginya... Makasih sharingnya ya ;)

    BalasHapus
  15. Setelah membaca ini ada sesuatu yang bergejolak di dalam dada saya mbak.
    Traveling yang saya lakukan selama ini sepertinya masih menyisakan ruang kosong dalam hati saya. Saya lupa memasukkan nilai-nilai agama sebagai pedoman di dalamnya.

    Beruntung sekali saya bisa mampir dan membaca tulisan ini mbak. Terima kasih banyak sudah menghentakkan sesuatu di dalam diri saya.

    BalasHapus
  16. oh kemarin Kang Rustam juga hadir?

    Ternyata dapat banyak ilmu ya teh? hiks kabita ^^

    BalasHapus
  17. huaa teh ida dateng ke acara bedah bukunya... aku pengen banget cm ga bisa. bener2 pengen baca bukunya :"

    BalasHapus
  18. Kota para Imam di Uzbekistan ini memang tidak banyak diketahui masyakarat khususunya Muslim. Senang ya ada penulis yg mampu dengan detail menjabarkannya

    BalasHapus
  19. mau ah cari bukunya, trims mbak onfonya
    sejak belajar sejarah dunia di smp, punya cita2 pengen ke Spanyol dan menjelajah Andalusia,

    BalasHapus
  20. Keren ya mba Uttiek...kisah perjalanannya selalu dibukukan. Cover bukunya juga bagus menarik minat untuk membacanya.saya suka membaca cerita2 sejarah.

    BalasHapus
  21. Buku yang menarik! Saya suka buku trilogi yang menarik, collectibles dan juga biasanya enak dipajang dan dibaca sekaligus.

    BalasHapus
  22. Kebayang berapa lama riset yang dilakukan sebelum menulis...?
    Dan apakah pernah blank saat di tengah-tengah menulis?
    Penasaran juga cara mengatasi writer's block.

    Sungguh keren bisa menuliskan apa yang dilakukan dan bisa menjadi hikmah untuk pembaca.

    BalasHapus
  23. Kalau Journey to Andalusia pernah aku baca mba, pengen banget deh Rasanya ke sana, melihat langsung peninggalan islam dulu kala. Semiga bisa mengikuti jejak mbak uttiek yah ��

    BalasHapus
  24. Emang travelling sambil belajar sejarah dan serba-serbi di daerah tempat kita travelling itu seru. Banget.
    Atau dibalik, belajar sejarah lewat travelling, berkunjung ke tempat aslinya, akan membuat travelling lebih bermakna, ilmu sejarah lebih masuk, nggak cuma ke otak tapi juga ke hati.

    BalasHapus
  25. Saya baru tau Samarkand. Tetapi, jadi semakin tertarik menelusuri jejak sejarah dan peradaban islam. Setidaknya dimulai dari membaca bukunya dulu

    BalasHapus
  26. Alhamdulillah ya teh.. belajar peradaban dan kebudayaan Islam melalui buku.. semoga menjadi khasanah keilmuan yang dapat dibagikan kepada para pembaca blog teh ida dan juga orang orang terdekat teteh ya.. aamiin

    BalasHapus
  27. Kota para Imam di Uzbekistan ini memang hampir luput dari pengetahuan para agenerasi milenial saat ini
    Salut masih ada yang menjabarkannya lewat tulisan dan diterbitkan...

    BalasHapus
  28. Baca postingan di atas saya merasa kurang baca banget, secaraaaa.. ga ngerti di mana itu Andalusia, pernah denger sih, tapi ga tau pasti.

    ternyata baca komen2 di atas, waooo saya ada temennya heheheh.

    keren bukunya, jadi pengen muterin gramedia besok :)

    BalasHapus
  29. Selalu geregetan sama yang suka traveling tapi nggak bisa, nggak mau, atau nggak sempat nulis tentang perjalanannya. Mbak Uttiek ini keren!

    BalasHapus
  30. Saya suka dengan sejarah tapi klenger kalau disuruh hafalin tanggal tahun juga nama yg sulit haha.. belajar sejarah sekaligus ke lokasi aslinya pasti lebih seru dan masuk ke otak lebih mudah yaa

    BalasHapus
  31. Bagus bukunya. Nambah wawasan soal sejarah juga. Kepengen baca nih. Anak-anakku juga kayaknya bakalan suka.

    BalasHapus
  32. Seandainya blm nonton dan baca novel karangan Hanum Rais, saya pun sebenarnya gak tahu tentang Otoman, Andalusia lho Mbak. Tapi setelah baca itu dan baca postingan ini jadi bisa compare juga sih, tp jujurnya baru tahu yg Samarkand ini. Jadi pengen baca nih Trilogi nya. Seandainya emang guru sejarah dulu bisa jelasin dengan gaya yg menarik yaaa, saya pun pasti mupeng ingin bisa berkelana kemana2.

    BalasHapus
  33. Sepertinya bukunya penuh makna banget yah Teh, selama ini aku rasanya traveling hanya sekadar traveling doang nih Teh. Jadi pengen baca bukunya deh.

    BalasHapus
  34. Kalimat

    Merantaulah... Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang). Imam Syafe'i

    Bikin aku pengen merantau, tp sllu ingat masih punya ibu yg harus dijaga.

    BalasHapus
  35. Sambil baca tulisan dikau ini mbk, aku komat kamit berdo'a dlm hati semoga aku bisa seperti mbk uttiek yg bisa travelling sambil belajar sejarah Islam. Ah jd pgn punya bukunya. Makasih infonya ya, mbk ida

    BalasHapus
  36. Oh inilah yang akan membuat kita semakin yakin bahwa belajar sejarah itu menyenangkan dan bisa banyak pelajaran yang di petik. Apalagi saat traveling.mpo suka.

    BalasHapus
  37. Mau nyari bukunya, penasaran pengen baca kisahnya. Trilogi nya kudu dikoleksi kayaknya

    BalasHapus
  38. Wah... aku pun ingin banget menjelajahi negeri untuk menyelami sejarah peradaban Islam di seluruh dunia. Bener juga ya yang dilakukan penulis yang mengawali perjalanan dengan umrah. aku jadi merasa mendapat pencerahan :D

    BalasHapus
  39. Ya ampun Mbak, saya yang cuma baca tulisan ulasan Mbak dari acara bedah bukunya aja sampai menganga. Mbak Uttiek ini sosok yang keren banget ya. Iya Mbak saya nangkap dari tulisan ini, beliau sosok yang memang andai semua guru pelajaran Sejarah kayak beliau, kita bakalan suka sama pelajaran Sejarah karena bikin kita kayak menyimak dongeng aja.

    BalasHapus
  40. Aku udah lama penasaran sama buku ini. Dah sempat hunting dan pesan tapi kosong di mana2.

    BalasHapus
  41. Pertama baca Smarkand kok aku melipir ke Kuch Kuch Hota Hai ya. Beberapa hari yang lalu diskusi dengan suami tentang sejarah Islam di Andalusia, dan baru tahu bagaimana sejarahnya. Seneng ya Mbak, mendapatkan cerita dan ilmu langsung dari Mbak Uttiek yang sudah pernah menjelajah ke Andalusia

    BalasHapus
  42. Wah, ulasannya bagus banget kak. Kirain bakal kayak review buku biasa, ternyata kakak membeberkan banyak hal tentang sejarah Islam. Saya jadi pengen baca buku ini, pengen juga traveling ke negara2 yang disebut di atas.

    BalasHapus
  43. Sepertinya menarik ya bukunya teh, cus ah coba aku cari d gramed

    BalasHapus
  44. Jadi jangan takut untuk merantau ya untuk mencari ilmu, jangan takut untuk berubah. Kadang kita merasa aman di posisi nyaman makanya gak berani melakukan perubahan. WAh asyik ya bisa ketemu penulisny alangsung, Mbak Ida sampai beli ketiga bukunya.

    BalasHapus
  45. Bukunya menarik untuk dibedah dan memberi pengetahuan wisata khusus Muslim ya mbak.

    BalasHapus
  46. wah bisa jadi referensi untuk belajar sejarah Islam. Kalau teks book di sekolah agak monoton. Lebih enak baca novel sekalian belajar sejarah, ya.

    BalasHapus
  47. Mbaa.. aku jadi mupeng banget pengin punya trilogi Jelajah Tiga Daulah ini. Bagus banget lho ide Mba Uttiek untuk membagikan perjalanannya agar generasi muda tau tentang sejarah mulainya ilmuwan2 Islam mengembangkan berbagai kemampuan yang saat ini dikuasai banyak orang.

    BalasHapus
  48. Senang banget bisa travelinmg lalu menuliskannya dalam sebuah buku. Enggak cuma traveling hura2 tapi meresapi sejarah yang dulu ada dan menuliskannya buat semacam warisan supaya sejarah gak terulang ya teh...

    BalasHapus
  49. Aku suka banget baca buku sejarah atau buku perjalanan. Dulu guru sejarahku pinteeer dan enak banget cara ngajarnya . Aku mau hunting bukunya mb Uttie juga ah

    BalasHapus
  50. ((shyshycat))
    Aku juga ga tau, teh...Samarkand itu dimana.
    Huhuu~

    Traveling asik bawa rejeki.
    Jadilah sebuah karya yang indah dan bisa dinikmati orang lain.

    Barakallahu fiik~

    BalasHapus
  51. Teh, kok gak difotoin bagan dalem bukunya? Penasaran deh. Apa cerita semua, atau ada ilustrasinya, foto-fotonya. Hehehe... kudu nyari deh buku ini. Penasaran!

    BalasHapus
  52. Pengen baca bukunya, duh kayaknya seru apalagi penulis selalu membaca buku referensi terlebih dahulu sebelum melakukan traveling

    BalasHapus
  53. Aku masih nunggu tabungan supaya bisa beli ini
    Penasaran sama isinya. Dan pastinya suka cerita perjalanan jadi seolah kita juga sedang berada di sana.

    BalasHapus
  54. Apapun itu jika Allah berkehendak maka jadilah ya Mba
    Duh seru banget ngangsu ilmunya. Itu ada teh Eno sama mba Sugi juga ya
    Asiknya ngumpul bedah buku dan mengambil banyak pelajaran dari kisahny

    BalasHapus
  55. memang disunahkan kita melakukan rihlah agar dapat memperluas cakrawala, tak jarang para traveler malah mendapat banyak pelajaran hidup dengan mempraktekkan keislamannya di negeri orang

    BalasHapus
  56. Jadi pengen baca juga bukunya.

    BalasHapus
  57. kalau habis baca tulisan tentang motivasi travelling gini jadi gak sabar pingin pergi kemana gituuu hahaa..

    BalasHapus
  58. Wah, buku yang menarik. Aku kira buku anak-anak dari ilustrasinya. Ternyata untuk segala usia toh. Kapan-kapan coba beli ah.

    BalasHapus
  59. Wah Khalifah Tour ini bisa haji dan umroh juga ya? Nah bagus nih jadi yakin kalau tulisan traveling ada risetnya. Valid gitu... Udah lama ga datang ke event bedah buku. Buat yg haus ilmu dan bacaan, keren nih.

    BalasHapus
  60. Dr penuturan cerita Mba Ida, aq malah jd pengen punya trilogi ini juga nih. Tiga tempat yg unik, pengen tau apa isi perjalanannya :)

    BalasHapus
  61. wuah, bukunya keren. penulisnya inspiratif

    btw bener juga ya. ada baiknya bila mau keliling berjelajah ke negara2 lain, diawali dengan umroh, meniatkan ibadah supaya perjalanannya lancar

    makasih infonya ya mbak Ida~~~

    BalasHapus
  62. Penasaran jadi pengen baca bukunya Mbak. Aku suka baca sejarah sejarah kejayaan Islam. Bahkan gara gara buku 99 Cahaya di eropa dan mimpi bisa ke sana aku bisa beneran ke Paris dsn Eropa 2012. Begitu kuatnya kekuatan sebuah buku ya Mbak.

    BalasHapus
  63. Aku jadi pingin koleksi trilogi bukunya mba... Pingin tau lebih banyak tentang sejarah Islam di sana... Baru ngeh juga aku pun kalau Samarkand itu sekarang ternyata Uzbekistan ya...

    BalasHapus
  64. Teh Idaaaa, pinjem bukunya bole gaaaa? Kemaren di sana ga beli bukunya heuheu

    BalasHapus
  65. aku suka buku2 yang trilogian kayak gini, karena collectibles rasanya. Pengen punya deh!

    BalasHapus
  66. MasyaAllah tabarakallah. insyaAllah jadi buku incaran ku berikutnya. Karena anak2 ku suka kubacain buku peradaban islam islam jd uminya harus nambah banyak bacaan.

    BalasHapus
  67. Keren ya mba kalau bisa ikutan belajar ke Turki atau Samarkand. Bisa belajat, traveling sekaligus menapaki sejarah islam masa lalu. Jadi pengen kesana. Huaaaaaaa

    BalasHapus
  68. Buku yang mengisahkan peradaban2 selalu menarik ya mbak. Tak sekedar itinerary tapi nilai antropologi, sejarah yang terkandung di bukunya. Saya ke Gramedia ah nanti cari buku ini.

    BalasHapus
  69. Menginspirasi sekali bukunya, sebuah perjalanan yg penuh makna pastinya
    Apalagi ini kisah juga menceritakan peradaban islam

    BalasHapus
  70. Wah keren bukunya isinya menginspirasi sekali bikin jadi tambah semangat nabung biar bisa travelling around the world

    BalasHapus
  71. Bagus kak informasinya. lanjutkan. https://www.konveksibajujogja.com/bikin-kaos-murah-di-jogja-memberikan-pelayanan-terbaik-hanya-disini/

    BalasHapus

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^