blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

28 Mar 2016

Antara MEA dan Mentalitas


mea

"Iya... emang Si Om Yu tuh banyak uang tapi kerjaannya juga bikin pusing deh..."
"Emang suka curhat gitu.." Saya membalas setengah bertanya.
"Iya lah... apalagi sama orang Jepang yang bawaannya marah-marah melulu, ga langsung ke Om Yu sih ke bawahan-bawahannya ..tapi dia juga yang ngadepin.  Kan proyek kemarin tuh kerja sama Jepang, ga tau yang sekarang sama Jepang lagi atau engga" Seperti biasa adikku kalau bicara nyerocos panjang kali lebar.
"Beda karakter kali... Jepang kan terkenal disiplin, kerja keras, mungkin dia kesal liat bawahan si Om yang dianggap lelet" Timpalku
"Iya...kita tuh kurang disiplin, coba deh sekolahnya Ilyas juga gitu..kurang disiplin..kesal...bla..bla..." Sederet keluhan tentang disiplin pun mengalir dari mulutnya.. Hahaha biasa perempuan kalau sudah ngobrol suka ke sana ke mari...

Dialog di atas adalah pembicaraan saya dan adik saya yang ketiga di telepon tadi pagi, kami berdua sedang ngerasani adik saya  yang kedua yang setelah saya memiliki anak biasa kami panggil dengan nama Om Yu, kepanjangan dari Om Yusup Kami memang tiga bersaudara.  Pembicaraan pun akhirnya mengalir tentang disiplin, kerja keras dan sederet mentalitas tangguh lainnya.

Disiplin, kerja keras, mentalitas tangguh, bukan menjadi rahasia umum lagi memang menjadi sebuah permasalahan di masyarakat Indonesia secara umum.  Mungkin saja pendapatku benar kalau orang Jepang tadi marah-marah karena kesal melihat lambannya pekerja Indonesia, dibawah ekspetasinya yang biasa menghadapi orang-orang Jepang yang memang selalu bergerak cepat.

Bukan tanpa alasan sih saya berbicara tentang rendahnya mentalitas sebagian pekerja Indonesia.  Menjadi 'bos' kecil-kecilan selama tujuh tahun bisa melihat para pekerja dengan karakter yang hampir mirip satu sama lain.  Mudah-mudahan itu hanya sebagian kecil saja, soalnya kalau sebagian besar pegawai Indonesia dengan karakter mentalitas yang tidak tangguh, kita akan kalah bersaing menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini.

mea


MEA  ? Apa kabar MEA ? Saya pernah menulis sedikit tentang MEA di sini.  Waktu itu saya ingin mengetahui kesiapan pemerintah Indonesia menghadapi era MEA dimana kita dihadapkan pada situasi harus mampu berkompetitif dengan negara ASEAN lainnya.  Bekerja sama dengan 10 negara ASEAN lainnya untuk melakukan perdagangan bebas. 

Sebagai salah seorang pelaku UKM waktu itu saya ingin mengetahui betul bagaimana pemerintah mempersiapkan para UKM agar bisa bersaing di negaranya sendiri.  Mengingat Indonesia adalah pangsa pasar terbesar karena jumlah penduduknya yang memang juga besar.  Pada saat itu saya giat mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah daerah di kotaku.  Dalam pelatihan tersebut pernah ditayangkan wawancara para pengusaha kecil ketika ditanya tentang MEA dan AFTA, boro - boro mempersiapkan diri, ternyata sebagian besar yang ditanya malah tidak paham apa itu MEA dan AFTA.

Untuk itulah pemerintah sekarang tengah giat-giatnya menggenjot para UKM agar siap bersaing, melalui pelatihan-pelatihan  yang diberikan secara cuma-cuma kepada para pelaku UKM, sedikit agak terlambat memang, karena yang saya dengar ternyata di Vietnam para pelaku UKM nya sudah banyak yang fasih berbahasa Indonesia.  Keliatannya mereka telah bersiap cukup lama untuk 'menggempur' kita.  Tapi daripada tidak sama sekali, apa yang dilakukan pemerintah memang patut diapresiasi.

Bagi saya sebagai seorang ibu rumah tangga dengan lima putra putri, seorang pelaku UKM juga dan sebagai blogger merasakan betul apa yang menjadi kendala di masyarakat umum yaitu  tentang kedisiplinan terutama disiplin dalam memenej waktu, meng upgrade diri dan keluarga serta mencari ilmu,  Selain itu juga kerja keras dan mentalitas yang tangguh harus terus ditanamkan dalam diri.  Padahal ketiga hal itu penting dipersiapkan agar kita bisa sukses dan mampu bersaing menghadapi era perdagangan bebas ini.

So ketiga hal itulah yang sedang saya persiapkan bagi diri saya dan orang-orang terdekat di sekitar saya.  Mulai dari diri sendiri, mulai saat ini dan mulai dari hal yang kecil.  Semoga saya bisa komitmen dan menularkannya pada orang sekitar saya.  Aamiin Allohumma Aamiin. 

6 komentar:

  1. Displin bukan hanya domain militer dan polisi saja tetapi penting bagi setiap orang, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
    Orang yang sedang sakit tidak displin minum obat bisa fatal. Tak disiplin di jalan raya juga bisa celaka.
    Salam hangat dari Jombang

    BalasHapus
  2. jadi, kita semua musti bersiap dan mulai dari diri sendiri ya mbak Ida

    BalasHapus
  3. Mea emang harus siap secara personal, semoga Masyarakat Indonesia siap menghadapi MEA

    BalasHapus
  4. Ngomongin soal Vietnam itu mba, aku jadi ingat. Salah satu importir dari negara Jerman pernah kuajak ngobrol soal kayu jati. Mereka membeli produk-produk setengah jadi berbahan kayu jati bagus malah bukan dari Indonesia. Mereka beli dari Vietnam cobak. Waaahh... padahal kan selama ratusan tahun Indonesia terkenal sebagai eksportir kayu jati kelas kakap. Sekarang malah sudah susah nyari jati di negeri sendiri :(

    BalasHapus
  5. Setuju banget, semua bermula dari diri sendiri, keluarga dan orang terdekat kita. Satu lagi soal mental itu memang penting banget.

    BalasHapus
  6. memupuk kedisiplinan memang bukan proses instan. Tp dengan adanya MEA ini harus semakin dipupuk disiplinnya. Persaingan semakin ketat

    BalasHapus

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^