blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

13 Jan 2020

Menjadi Orang Tua di Zaman Now...



Menjadi orang tua di zaman now memang berbeda dengan masa lalu, tantangannya jauh lebih berat.  Saya jadi ingin cerita tentang bagaimana internet sangat berpengaruh di keluarga saya.  Saat si sulung masih kecil internet sudah 24 jam tersedia di rumah untungnya waktu itu sosial media belum seperti sekarang ini.  Internet belum semurah sekarang, jadi youtube masih sangat terbatas.  Saat anak-anak kecil saya masih bisa idealis no TV di rumah di ganti dengan nobar tiap hari libur.  Itu pun tidak berlangsung lama, entah kenapa kebiasaan nobar pun hilang dengan sendirinya.


Waktu anak kecil-kecil saya fokus di rumah, pernah sih beberapa waktu disibukkan dengan kegiatan organisasi di luar.  Ternyata mendapat laporan dari teman yang anaknya suka main di rumah. " Itu internet bebas banget, aku ke sini anak-anak sedang searching di google, nyari kata pantat sambil ketawa-tawa ..."  Duh kaget juga, semenjak kejadian itu kembali saya menjadi orang rumahan jadi lebih banyak di rumah.

Seperti halnya televisi akhirnya saya membuat kesepakatan tentang internet ini.  Ada syarat-syarat yang disepakati bersama.  Basic agama pun  makin diperkuat, dengan pemikiran ketika anak sudah takut kepada Tuhan nya, dimana pun berada, tanpa pengawasan orang tua pun akan berhati-hati karena ada Allah SWT yang Maha Melihat.

Manfaat Internet untuk Kak Azizah


Sebetulnya untuk Kak Azizah anak sulung kami adanya internet di rumah malah membuatnya kreatif,  Dia belajar sendiri berbagai aplikasi seperti photoshop. coreldraw dari internet. Menang berbagai giveaway yang dia ikuti di internet, membuat email sendiri dan lain sebagainya.   Terlebih lagi saya memberi syarat kalau mau main multiply harus menulis resensi buku di blog nya.  Saat itu saya kewalahan karena dia sering keasyikan chatting dengan teman-teman blognya di Multiply.

Alhamdulillah malah akhirnya kaka bisa jadi penulis, tiba-tiba saja dia berteriak kegirangan karena tulisannya diterbitkan di PR kecil.  Waktu itu masih kelas 3 SD, mengirim sendiri.  tanpa bertanya-tanya pada kami orang tuanya.  Kesenengan mendapat uang, ia jadi sering mengirim tulisan-tulisan ke PR Kecil. Di kelas 5 tanpa kami ketahui, tiba-tiba saja dia sudah berhasil menyelesaikan satu novel anaknya.  Memberi tahu kami karena dia perlu ngeprint tulisannya itu untuk dikirim ke penerbit.

See... sebetulnya internet banyak sekali manfaatnya kalau kita mampu menggunakannya dengan bijaksana.  Jadi banyak tahu tentang berbagi hal, menambah keterampilan hdupnya dan lain sebagainya.  Bahkan proses meraih beasiswa di Turki pun ia peroleh semuanya dari internet.


Sisi Negatif Internet


Untuk Kak Azizah alhamdulillah keberadaan internet bermanfaat sekali, bahkan walaupun berinternet ria hal itu tidak menghilangkan kebiasaan membacanya.  Namun untuk adik-adiknya saya jadi kesulitan sendiri.  Terutama saat internet sudah menyebar demikian murah sehingga youtuber pun bermunculan di internet.

Rumah tanpa TV masih bisa, tapi kini berganti dengan nonton para youtuber di internet.  Membatasi internet jadi sulit karena mereka perlu  untuk tugas-tugas di sekolah.  Hasilnya memang beda, waktu mereka jadi lebih banyak berinternet ria.  Walaupun adik-adiknya masih senang membaca, tetap tidak sebanyak kakanya.  Dua anak lain pun senang menulis, tetapi buku yang diterbitkan tidak sebanyak kakanya yang sudah menghasilkan 7 buku.

Alhamdulillahnya anak-anak tidak ada yang suka main sosial media kecuali instagram.  Tapi sejauh yang saya perhatikan masih normal.  Karena anak sudah besar semua saya sudah tidak membatasi lagi internet di rumah.  Alhamdulillahnya juga waktu mereka habis di sekolah jadi internetan di rumah paling satu atau dua jam saja.  Saya hanya menekankan untuk digunakan sebaik-baiknya.  Dimanfaatkan untuk menambah keterampilan untuk bekal hidupnya.

Ada persyaratan-persyaratan yang disepakati, misalnya no internet selama seminggu kalau anak yang laki-laki tidak sholat shubuh di masjid.  Anak yang perempuan tidak bangun pas adzan shubuh.  Alhamdulillah ini mampu membuat mereka sholat tepat waktu di waktu shubuh.  Sholat wajib lain pun saya tetap meminta mereka sholat di masjid.

Baca Juga : Tips Mengoptimalkan Manfaat Internet dalam Keluarga

Bekal Agama yang Kuat sebagai Perisai dalam Hidupnya


Intinya bekal agama yang cukup akan menjadi perisai kokoh membuat mereka bisa imun terhadap berbagai godaan hidup.  Saya tidak mensyaratkan mereka menjadi pintar secara akademik.  Yang penting mereka menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehat.  Itu cukup buat saya, ternyata itu sangat bermanfaat tidak hanya nanti di akhirat, di dunia saja sudah terasa.

Si bungsu sekarang sering memperdengarkan surat Al Kahfi ayat 1-10 padahal dia sudah hapal.  Saya jadi  heran dan bertanya kenapa dia melakukan itu.  Jawabannya membuat saya jadi haru, katanya biar umi hapal karena menurut hadist Rasulullah SAW surat ini akan menyelamatkan kita dari fitnah Dajjal.  "Umi harus hapal ya..." berkali Maghfira mengingatkan hal ini.

Satu hal yang saya tekankan mereka harus fokus pada potensi yang mereka miliki, mengoptimalkannya hingga bisa bermanfaat untuk kehidupannya.  Jalan hidup mereka masih panjang, hingga  perjuangan saya sebagai orang tua masih panjang. mencari passion yang sesuai dengan minat dan bakatnya adalah PR besar.  Ini penting agar mereka bisa bahagia menjalani hidupnya.

Banyak berdoa itu adalah pesan dari seorang teman yang kesemua anaknya sukses dalam berbagai hal.  Usaha manusia hanya 1 saja, selebihnya 9 lainnya adalah doa-doa panjang orang tua untuk anak-anaknya.  Oya man teman maafkan tulisan kali ini banyak cerita tentang diri sendiri harapan saya semoga ada manfaat yang bisa dipetik dari pengalaman saya Menjadi Orang Tua di Zaman Now ini.  Ambil yang baiknya buang yang menurut teman-teman buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^