blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

7 Jun 2020

Air, Nikmat yang Sering Lupa Kita Syukuri



Air, Nikmat yang Sering Lupa Kita Syukuri   Beberapa waktu yang lalu saya mendengarkan acara Ruang Publik Kantor Berita Radio (KBR) dengan tema yang menurut saya penting sekali yaitu tentang  Antisipasi Bencana Kekeringan 2020. Tema yang jadi terus terpikirkan, benarkah kita akan mengalami bencana kekeringan di tahun 2020?


Dalam prolog talkshow acara Ruang Publik KBR.ID yang seperti biasa dipandu oleh Don Bredy ini dipaparkan bahwa ketersediaan air di Pulau Jawa Bali Nusa Tenggara  akan semakin langka hingga tahun 2030.

Prediksi Krisis air ini akan mengancam hampir 10 % wilayah di Indonesia atau setara dengan  dua kali luas wilayah pulau Jawa.  Perkiraan bencana ini tertera dalam catatan  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020 hingga 2024  yang dikeluarkan  Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau  BAPPENAS.

Kerepotan Saat Tak Ada Air


Beruntung sekali mendengarkan acara ini, setidaknya saya bisa memikirkan antisipasi menghadapi bencana kekeringan ini.  Mudah-mudahan belum terlalu terlambat.  Air merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, bila kita sampai kekurangan air tentu saja akan sangat merepotkan.

Saya pernah mengalami kekurangan air karena kekeringan kurang lebih lima tahun yang lalu.  Betapa repotnya saat itu, air di sumurku begitu kerontang hingga tak ada setetes air pun yang bisa diangkut mesin pemompa menuju bak air.

Tak ada air sama sekali untuk minum, memasak, mandi, mencuci bahkan untuk berwudlu, terbayang betapa repotnya keluarga kami saat itu.  Pagi-pagi bersama anak-anak yang akan berangkat sekolah  kami harus mampir di kantor untuk ikut mandi.

Agak siangan saat anak-anak sekolah dan suami pergi kerja, saya harus mengangkut air dari tetangga untuk keperluan mencuci dan memasak. Saat malam hari suami mengangkut air  untuk persediaan air di malam hari.

Kotaku Dulu dan Kini


Begitulah tak ada air itu sangat merepotkan, keberadaan air baru terasa sangat berharga saat tidak ada.  Persediaan air tanah di tempat tinggalku belasan tahun yang lalu begitu berlimpah, cukup menggali tanah beberapa meter saja sudah muncul air besih, bahkan kita sudah bisa menyiduknya dengan tangan.

Itulah mengapa kota tempat tinggalku diberi nama Cimahi, Ci berarti air mahi artinya cukup jadi Cimahi berarti cukup air.  Dulu persediaan air sangat berlimpah tapi kini setelah menggali puluhan meter, air bersih baru bisa muncul.


Status di FB saat kekurangan air


Akhirnya dengan terpaksa kami mengikuti beberapa tetangga lain yang memperdalam hingga empat puluh meter.  Belasan juta rupiah harus kami keluarkan untuk bisa kembali menikmati air bersih dengan nyaman.  Duh nyesek deh...

Semua ini terjadi setelah sepetak demi sepetak lahan hijau berganti dengan bangunan, mulai bangunan biasa sampai mewah.  Bangunan berupa kost-kost an  yang hadir dengan puluhan kamar, tentu saja sumur bor tak ketinggalan ada di dalamnya karena harus menyediakan air untuk para penghuni yang tidak sedikit.

Tak hanya kost-kost an, mengikuti hukum alam ada permintaan akan muncul penawaran tentunya.  Alhasil bermunculanlah di daerah tempat tinggalku berbagai tempat usaha lainnya seperti rumah makan, laundry, tempat mencuci motor dan mobil serta usaha lainnya.

Satu demi satu tetangga pun memperdalam sumurnya di atas 40 meter

Air terus menerus dieksploitasi untuk konsumsi kehidupan sehari-hari maupun untuk usaha industri dan usaha jasa.  Menurut sebuah penelitian penurunan permukaan tanah di kota-kota besar disebabkan oleh penyedotan air tanah dengan pompa yang berlebihan.

Di saat musim kemarau panjang di tahun 2015 itu terasa sekali menyusutnya persediaan air di daerahku. Terlihat dari permukaan air tanah yang semakin menurun hingga harus menggali tanah sampai lebih dari empat puluh meter untuk mendapatkan air bersih.

Ini disebabkan penambahan air tanah terhenti di saat musim kemarau, hal ini diperparah dengan cucuran air yang melimpah di musim hujan yang tidak bisa dimanfaatkan dengan optimal.  Air hujan tidak terserap maksimal hingga mengakibatkan banjir dimana-mana, tidak terkecuali di tempatku.

kebanjiran di saat musim hujan


Setelah belasan tahun tinggal di Cimahi baru tahun-tahun inilah saya mengalami banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau.  Ini terjadi pembangunan dengan mengorbankan sebuah bukit di kota Cimahi.  Tentu saja dilenyapkannya tempat serapan air ini mengganggu keseimbangan alam di kota ini.

Indonesia dan Pengelolaan Air Bersih


Persis sesuai dengan apa yang dipaparkan oleh Koordinator Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air (KRuHA) Muhammad Reza yang menjadi pembicara  Ruang Publik KBR.ID di acara talkshow Antisipasi Bencana Kekeringan 2020 ini.

Menurutnya sebenarnya masyarakat Indonesia harus bersyukur karena Indonesia itu merupakan negara lembab dengan curah hujan yang cukup tinggi.  Jika dibagi rata rata perkapita jatah  yang dikuasai oleh Indonesia adalah sembilan kali lipat dari rata-rata dunia.

Masih menurut Muhammad Reza, faktanya kini banyak kejadian yang terkait iklim di Indonesia yang dulu tidak pernah kita alami sekarang jadi sering kita alami.  Dari 15.000 bencana yang terjadi di Indonesia 65% nya itu bencana hidrometrologi yaitu bencana terkait air yang terjadi berulang.

Muhammad Reza memaparkan bahwa ada sekitar 119 juta orang Indonesia tidak mendapat akses air dan sanitasi yang berdampak pada penyakit-penyakit yang membunuh.  Indonesia adalah negara dengan tingkat kematian tertinggi akibat buruknya sanitasi se-Asia Tenggara  yaitu sekitar 100 ribu kematian anak rata-rata per tahun.

Masih banyak dampak lain dari  buruknya air sanitasi ini seperti misalnya masalah stunting yang juga banyak menimpa anak Indonesia.

Muhammad Reza mengatakan terjadinya bencana yang berulang dan bisa diprediksi ini merupakan  pelanggaran HAM karena bencana ini sudah sering terjadi, alternatif variasi solusi banyak tersedia tapi tidak kunjung ditangani secara serius.

Keterlambatan Indonesia dalam menangani hal ini bisa kita pastikan bahwa pada dasarnya negara ini terlambat menyadari hakikat dari pembangunan sektor air bersih dan sanitasi.  Hal ini terbukti dari rendahnya alokasi anggaran negara untuk air bersih dan sanitasi serta buruknya penanganan pengelolaan lingkungan di Indonesia yang  berdampak pada semakin terbatasnya ketersediaan air baku.

Sebenarnya pemerintah kita dapat belajar banyak dari negara tetangga terdekat kita.  Singapura  merupakan negara terdepan dalam pengelolaan air yang terintegrasi.  Tata kelola air di negara ini merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

Namun kita tidak bisa terus menerus berharap banyak pada pemerintah, kini yang menjadi harapan adalah dari diri kita masing-masing.  Kita  yang sudah memiliki kesadaran tentang kelestarian lingkungan harus turut menularkan pengetahuan dan kebiasaan baik dalam menjaga lingkungan.

Seperti yang dilakukan oleh Purwanto yang menjadi nara sumber kedua di acara siaran ruang publik KBR dengan tema Antisipasi Bencana Kekeringan 2020 ini.  Purwanto yang akrab disapa Cak Pur ini merupakan pejuang lingkungan dari Jombang yang berupaya mengatasi krisis air bersih di lingkungannya dengan mendirikan Yayasan Air Kita

Yayasan Air Kita merupakan sebuah LSM di Jombang yang berdiri sejak 2017 yang bergerak di bidang sosial, agama dan pendidikan non formal yang bertujuan untuk memberikan sosialisasi pada masyarakat tentang pemanfaatan air bersih khususnya air hujan.

Air hujan sebenarnya aman untuk dikonsumsi setelah melalui serangkaian proses karena memiliki PH yang aman untuk kita konsumsi.  Tampung air hujan dalam tempat yang bersih kemudian diamkan selama kurang lebih satu jam lalu dimasak sampai mendidih.  Air ini sudah layak kita konsumsi.

Pentingnya lahan hijau untuk resapan air


Hal yang Harus Kita Lakukan


Memanfaatkan air gratis dari langit pemberian dari Yang Maha Kuasa inilah yang harus kita manfaatkan.  Sebagai negara dengan curah air hujan yang tinggi kita harus memanfaatkan potensi yang besar ini dengan memulai gerakan Rain Water Harvesting atau memanen air.

Cara yang bisa kita lakukan adalah dengan melakukan beberapa hal  yaitu antara lain adalah:

  • Perluas daerah resapan air di sekitar rumah kita.
  • Jangan biarkan air hujan menjadi air permukaan yang hanya mengalir ke selokan, upayakan semaksimal mungkin air hujan bisa terserap ke dalam tanah.
  • Buat sumur resapan dan biopori di sekitar rumah kita.
  • Tampung dan manfaatkan air hujan dengan membuat bak tandom dengan diameter satu sampai dua meter disesuaikan dengan keadaan rumah kita.  Kalau bisa hidupkan kearifan lokal orang tua kita dahulu dimana hampir setiap rumah memiliki bak atau kolam untuk memelihara ikan atau merendam kayu.
  • Tanamkan dan ajarkan gemar menghemat dan menghargai air mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan terdekat kita. 
  • Tanamkan dan ajarkan kepedulian akan lingkungan hidup dalam diri kita, keluarga dan orang-orang terdekat kita.  Galakan penghijauan di sekitar lingkunan kita.  Akar pohon dapat membantu proses penyerapan air saat di musim hujan.
Nah teman-teman semoga tulisan Cerita Ida kali ini bisa mengingatkan kembali pada diri kita dan orang-orang di sekitar kita untuk peduli pada lingkungan.  Mulai dari diri kita sendiri, dari hal yang kecil dan mulai saat ini, hingga kita bisa bersiap menghadapi bencana kekeringan 2020 yang akan terjadi nanti.

Semoga tulisan Cerita Ida yang berjudul Air, Nikmat yang Sering Lupa Kita Syukuri ini bermanfaat untuk semuanya ya...:D

Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini

12 komentar:

  1. Saya juga bersyukur karena sudah memahami bagaimana mencegah kekeringan dengan menjaga stok air. Karena saya sudah rasakan sebulan tak ada air. Mau BAB aja pusingnya setengah mati

    BalasHapus
  2. air bersih itu salah satu yang dibutuhkan banget yaa, akhir akhir ini juga aku udah mulai hemat air bersih, soalnya bingung kalo pas sampe nggak ada air yaa

    BalasHapus
  3. betul mbak, banyak yang lupa kalau air dan udara adalah anugrah yang terlihat sepele tapi penting banget buat kehidupan :)

    BalasHapus
  4. Judulnya menampar sekaligus bener kak. Kadang kita tuh sepele banget sama penggunaan air huhu. Di kotaku aja sekarang lagi surut banget waduknya sedih apalagi lihat banyak pohon dan hutan yang ikut ditebangi. Semoga kita semua lebih sadar dan memelihara lingkungan lebih baik lagi ya. Aminnn

    BalasHapus
  5. ini pas untuk aku yang jarang bersyukur
    makasih sudah mengingatkan utk selslu bersyukur :)

    BalasHapus
  6. Air memang sangat penting sekali. Bersyukur, air di tempatku lancar. Dulu pernah mengalami tidak ada air berhari-hari, repot sekali mau mandi, cuci tidak bisa. Sekarang dg lancarnya air, salah satu hal kecil tapi penting yg bisa dilakukan adalah tidak boros air.

    BalasHapus
  7. kalau air gak ada emang sedih banget Mbak.
    saya udah 2x merasakan, di awal pindahan itu susah banget air. sampai numpang di tetangga airnya, nah sekarang udah punya sumur bor sendiri, kalau pas air lagi kurang di bawah dan susah naik ke penampungan juga jadi galau karena gak bisa ngapa-ngapain.
    kalau saya biasanya air wudhu saya tampung di ember buat dipake siram sehabis BAB, biar gak mubasir.

    BalasHapus
  8. Saya paling panik deh kalau pompa air di rumah mati dan otomatis air gak mengalir. Soalnya air tuh kebutuhan vital banget

    BalasHapus
  9. Mengedukasi utk ga boros air ini poin penting sih.kl ga ada kesadaran susah utk belajar menghargai

    BalasHapus
  10. memiliki sumber air bersih itu sungguh merupakan suatu kenikmatan yang laur biasa. Semoga kita bisa selalu syukuri dan jaga

    BalasHapus
  11. Setuju banget nikmat air bersih memang harus disyukuri dengan menjaga kebersihan lingkungan. Terima kasih inspirasinya Mba

    BalasHapus
  12. Terima kasih mba, jadinya sangat tercerahkan banget, saya pernah mengalami kebanjiran setiap tahunnya di rumah orangtua kami di makassar, karena resepan disekitaran rumah gak ada sama sekali akibatnya setiap tahun masuk musim hujan selalu kebanjiran Hiksss..

    BalasHapus

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^