blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

9 Jun 2015

Perlukah Anak Kita di Test Type Kecerdasannya ?

Sebetulnya saya sama sekali tidak berniat memeriksakan type kecerdasan.kepribadian anak saya terlebih untuk Fathiya, karena sebagai full mother mom saya merasa tau banget tentang Fathiya.  Emak-emak somse ini merasa Fathiya ga bermasalah.  Akademis bagus, pergaulan bagus, jadi saya pikir untuk apa meriksain dia.  Kemarin pas acara perpisahan di vila bersama guru dan teman-temannya Fathiya terpilih jadi Teman Terbaik versi guru dan teman-temannya (Jadi inget dulu Kak Azizah juga kepilih jadi Teman Terbaik versi teman-temannya).... jadi ga masalah kan...?

Tapi ternyata takdir berkata lain... hihi bawa-bawa takdir segala, Fathiya kan sudah saya daftarkan pada sebuah sekolah Islam, SMPIT baru siih, tapi dari promonya membuat oranag tua siswa yang mendaftarkan ke sana.  Jadi ada banyak teman Fathiya yang mendaftar ke sana.  Tempatnya juga luas, kalau dari fisik sih keren lah, terlebih udaranya masih segar karena berada di tempat ujung sono....hihi...

Nah ternyata ketika test masuk ke sana, include pemeriksaan type anak dengan metode pemeriksaan jari yang sedang in ya beberapa tahun belakang ini.  Jadilah anakku Fathiya diperiksa jari-jarinya dengan metode itu.

Sumber: personality.fuji.worpress
Sewaktu pengumuman keterima enggaknya siswa, ternyata ortunya juga harus hadir, padahal kan cuman ngumumin keterima tidaknya. Dan sudah pastilah keterima wong kapasitasnya jg besar, sementara yg daftar baru sedikit. Etapi ternyata bukan hanya mengumumkan kelulusan tapi sambil membagikan hasil pemeriksaan kepribadian.

Begitu saya melihat hasilnya, kaget dong. ternyata apa yg diungkapkan di pemaparan hasil tes, hasilnya Fathiya banget gitu lho... kok bisa ya.  Sayang waktu pemaparan terbatas, padahal kata ustadz yang nerangin tentang metode ini biasanya untuk menerangkan hasilnya perlu waktu tiga jam, ini paling dua jam kurang.  Tapi cukuplah buat saya sedikit memahami metode ini.  Etapi saya kan tukang job review niih... jadi untuk menghindari prasangka saya dibayar hahaha... saya umpetin deh nama metodenya tapi teman-teman yang baca pasti tau dong metode yang saya maksud....

Sang Ustadz pemapar...deuh penyakit emak-emak lupa deh namanya mengemukakan fakta-fakta orang -orang terkemuka di Indonesia tentang type kepribadiannya, seperti Jokowi itu tipe thingking, Habibie type Feeling yang dipaksa kondisi berada di type Thingking karena pak Habibie otaknya jenius, tapi feelingnya terlihat ketika beliau menjadi presiden, saat memberi referendum ke Timor Leste, di sini feelingnya yang berbicara, type yg mengutamakan perasaan, dan senang popularitas.  Padahal keputusan inilah yang membuat laporan pertanggunjawabannya ditolak oleh MPR.

Kembali ke metode ini, ternyata saya jadi tau tipe-tipe anak-anak saya yang lain, jadi saya pikir cukup satu saja yang diperiksa, seorang ibu bisa memahami kepribadian anak...etapi kalau untuk anak rada 'sulit' kayak si Aa perlu juga deh kayaknya, soalnya saya ga bisa nebak dia type apa hehe... Waktu saya tanyain itu, Pa Ustadznya bilang bisa aja, tapi kadang tidak akurat karena sifat anak-anak yang berubah dan si ibu harus tau betul karakter anaknya.

Terus terang saya kagum dengan mengetest jari, akan diketahui dimana belahan otak yang dominan, dan di belahan otak itu akan diketahui dimana lapisan otak yang dominan.  Test ini tidak memberi informasi lain selain menjawab dua pertanyaan ini.  Cara kerja dalam kepala ala kecerdasan tunggal dapat digambarkan dengan tepat dengan mengikuti fakta keseharian cara kerja kepala yang berulang dan konsisten.  Di sinilah pertanyaan terjawab, mengapa metode ini dapat menggambarkan type manusia dengan cukup akurat.

Pertanyaan saya yang selama ini diherankan dengan type anakku yang keempat -Mushab- yang seperti tidak memiliki tulang belakang, karena sering nyandar sama umi abinya, sedang apa pun dia.  Kadang saya suka kesel lagi nonton kakaknya bulu tangkis, tiba-tiba nyandar aja sama kita...kan berat haha... lagi makan nyandar.... Kayak yang leuleus gitu..padahal saya lihat dia itu calon atlit deh.  pemain bola yang jago ngoceknya hehe... ternyata di metode ini bisa terjawab tanpa saya bertanya.  Berdasarkan pemaparan sang ustadz ternyata Mushab itu type Sensing. Dan benar saja salah satu kunci type ini adalah otot...di sport...calon atlet.  Kalau kebutuhannya bersandar terpenuhi dia bakal merasa nyaman.  Cuman harus lebih didalami lagi dengan memperhatikan dia lebih detail dan membaca banyak tentang type ini baru akan jelas Mushab itu type Sensing yang introvert atau extrovert.

Jadi menurut saya untuk para orang tua perlu tahu deh metode ini, karena cukup akurat dan nanti bakal tahu cara belajar yang cocok untuk anak kita dan mengarahkan masa depan anak kita. Karena nanti dijelaskan juga karir yang cocok dengan type anak kita.


Sumber:Skripsi-tarbiyah.blogspot.com

Eh ada yang menarik ternyata 60% penduduk Indonesia termasuk type Feeling.  Senang ngomong, kongkow-kongkow, santai, perasa haha... gue banget gitu lho.  Waktu mengikuti acara Gapura yang diadakan Google saya mendengar pemaparan orang google yang sudah lama di negeri orang sana.  Kalau di negeri orang, ada kumpulan orang di cafe, di atas mejanya ada gadget berserakan yang disambung dengan power bank pastilah orang Indonesia, karena orang luar ga ada yang kayak gitu hahaha... tersinggung...? Tenang bukan hanya anda kok... puluhan juta orang di Indonesia pasti merasa tersinggung juga...termasuk saya dong hahaha.... Tapi type ini menikmati hidup dan bahagia banget kayaknya hihi...etapi jangan sampai lupa tujuan hidup kita di dunia ini untuk apa ya... Tiap detik kita, tiap kata kita ada pertanggung jawabannya di akhirat nanti..so kalau kongkow2.. ngomongin yang baik - baik dan yang produktif aja yaah ..hihi..*nunjuk ke diri sendiri




17 komentar :

  1. Ada kriteria untuk tahu typenya masuk mana, mba? Maksudnya selain ikut tesnya. Dengan melihat tanda-tanda aktivitasnya misalnya.

    BalasHapus
  2. Ada mba... nanti saya tulis deh di episode selanjutnya...soalnya panjang juga... insya Allah ^_^

    BalasHapus
  3. Aduh mbak, saya tipe apa ya. Kumpul2 suka tapi enggak sering2, karena saya merasa nyaman sendirian baca buku atau berduaan ama pak bojo, hahahaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. type apa ya,, hihi ..sy jg ndak tau banyak Mak...hrs baca2 lg bukunya..... :) Belum sempet baca banyak Mak...:)

      Hapus
  4. saya agak pencilan kalau gitu, suka sih kongkow2 sm teman dekat tapi rasanya cepat capek jadi perlu waktu menyendiri lebih lama (introvert), makanya lebih suka ke perpus daripada ke cafe. tapi kalau perasa sih iya pake banget, mungkin itu juga yang bikin capek kalau kebanyakan ngumpul..

    btw ini kepribadian dibedakan berdasarkan apa sih mak, serius cuma sidik jari? klo nggak punya tangan nggak punya kepribadian dong? *serius nanya*

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi... ga punya tangan ya tetep punya kepribadian atuh mba....kan sebetulnya setiap manusia harusnya punya tangan cuman ada yg cacat, jadi kepribadiannya ga bisa dibaca.
      Saya awalnya ga begitu percaya sih, sampai anak2ku besar ga ada yg diperiksa sama sistem ini, bahkan ada psikolog yg menentangnya juga, tapi begitu melihat hasilnya..saya lgs percaya. Saya percaya kalau ternyata ruas2 jari tangan kita memperlihatkan cara kerja dalam kepala ala kecerdasan tunggal digambarkan dengan tepat dengan mengikuti fakta keseharian cara kerja kepala yang berulang dan konsisten...^_^

      Hapus
    2. hihihi, maksud saya, kalau dengan tes kepribadian sidik jari itu, yg nggak punya tangan nggak bisa dibaca dong kepribadiannya (ambigu ya pertanyaan sebelumnya, hihi).

      oh gitu ya mak Ida.. tfs ya

      Hapus
  5. hmmm 60% termasuk tipe feeling? sepertinya aku juga ;D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya katanya gitu mak... sy juga sepertinya begitu....:)

      Hapus
  6. waaa kongkow kongkooow, aku suka sebetulnya kongkow..tapi abreng anak, jadi emaknya nyantai sekalian ngawasin anak. Asyik juga niich biar tahu type nya apa aku ini?

    BalasHapus
  7. Anak2ku juga langsung ikut ter kecerdasan begitu di terima di SMP & SMA. Hasilnya si bungsu diijinkan masuk kelas akselerasi jika mau, kebetulan anaknya mau. Sedang si sulung untuk penjurusan krn ternyata langsung dijuruskan ke IPA, tidak menunggu kelas 11. Khusus untuk si bungsu, tadinya sekolah menjamin akan bimbingan secara psikologis krn dianggap anak2 spesial. Tp yg namanya sekolah negeri, janji tinggal janji, gurunya sibuk seminar, muridnya disuruh belajar sendiri. Akhirnya ortu yg kelabakan nyari guru les. Nah boro2 deh tipe kecerdasan anak bisa difasilitasi, isinya cuma kejar target aja. Kasian.

    BalasHapus
  8. itulah kalau sekolah negeri bukan mendiskreditkan sih tapi memang kenyataannya.... hihi

    BalasHapus
  9. ternyata perlu di test juga ya untuk mengetahui type anak kek gimana,hehe emang selaku orang tua kita harus bisa mengenali type si anak :))

    BalasHapus
  10. Oh, ini kayaknya finger print test itu. Di mall juga sering ada layanan kayak gini

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  12. kalo saya cenderung membiarkan anak tumbuh sesuai jalannya sendiri. nanti akan kelihatan sendiri karakternya, dan ketika anak sudah bisa diajak komunikasi maka dia bisa memilih sendiri apa yang dia inginkan

    BalasHapus
  13. Saya banget nih. Tim hore2 yg suka keramaian..tapi nggak terlalu suka lama2 kongkow sih. Mending tidur..zzzzz...

    BalasHapus

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^