Sudah lama bungsuku Maghfira ingin mengoleksi Squishy, dia sudah
membuat list squishy yg ingin dibelinya. Total harga semuanya menurutnya
sih sejuta lebih.Tentu saja saya tidak meng acc nya. Saya hanya
membelikan satu buah yang harganya lumayan, satu lagi yang harganya murah, yang ini dia beli
dengan uangnya sendiri.
Akhirnya,
inisitiatif Maghfira sendiri dengan berbekal tutorial di youtube dia
membuat sendiri squishy-squishynya. Lumayan bagus sih klo menurut saya, tetapi
Maghfira tidak puas, katanya sih "kurang slow Umi..". Saat ditanya kenapa suka squishy kan sayang uangnya dibeliin mainan yang cuman dipijit-pijit
doang, Maghfira berkata "Kan buat mainan kalau stress". "Memang Maghfi suka stress gitu?" Tanyaku. "Kalau misalnya lagi belajar yang susah-susah..." Jawabnya.
Nah di bulan Ramadan
ini ia biasa ikutan lomba tahfidz qur'an. Hadiahnya bingkisan lebaran
dan uang pembinaan. Sejak jauh-jauh hari ia sudah wanti-wanti ingin ikut. Katanya kalau menang uangnya
untuk mebeli squishy idamannya...
:)
Hampir saja tidak jadi ikutan, daftar mendadak pas Hari H karena uminya ketinggalan info, itu juga karena ada yang izin gak ikut acara pengajian dengan alasan mau nganter anak-anak masjid lomba tahfidz al qur'an. Jadi tahu kalau acara lomba tahfidz sudah akan mulai. Segera saya menghubungi panitia, ternyata masih bisa daftar, alhamdulillah akhirnya Maghfira ikut lomba juga.
 |
squishy buatan Maghfira :) |
Syukur Alhamdulillah Maghfira ternyata juara...Di sini awal cerita bermula :) Maghfi yang berusia 9 tahun masuk katagori remaja, tetapi dipanggil sebagai salah satu juara di katagori anak-anak. Katagorinya terbagi menjadi dua bagian memang, usia 4-8 Tahun untuk katagori anak-anak, dan usia 9 - 15 tahun untuk katagori remaja.
Sempat bimbang, karena kasihan melihat Maghfira sudah begitu bergembira berdiri di depan.
Tetapi khawatir tidak berkah, akhirnya ketika sudah duduk di samping, Maghfi
kubisikin "Maghfira tadi itu jurinya salah, Maghfira kan masuknya ke
katagori remaja..." Kataku pelan-pelan..
"Kita luruskan yuk ke
panitia...Ga apa2 ya kalau Maghfira gak juara juga.." Saya memberinya
alternatif terburuk, mengingat 'saingan' di katagori remaja sudah besar-besar, sudah lulus SMP hapalannya pun sudah ada yang hapalannya sampai 22 juz.
Maghfira terlihat kecewa, seperti menahan tangis.. Kubiarkan dia
memikirkannya. Hanya kutambahkan khawatir uangnya tidak berkah, karena bukan
hak nya. Akhirnya dengan terlihat sangat berat Maghfira mengangguk. Alhamdulillah.
.good job, anak sholihat...:)
Segera saya pun menghampiri, panitia, kujelaskan duduk permasalahannya, sambil
kukatakan Maghfira enggak apa-apa kalau enggak juara juga, Maghfi nya sudah siap, panitia pun terlihat
kikuk, dan meminta maaf, Setelah dilihat nilainya. Panitia pun
berkata "Enggak apa-apa bu, Maghfira tahfidznya memang bagus, nilainya juga
masih masuk sebagai juara di katagori remaja".
Alhamdulillah, berkah kejujuran akhirnya Maghfira tetap juara kali ini plus dengan ketenangan hati karena memang haknya.
"Tuh kan Maghfira, Allah Maha Baik ya...kalau jujur hatinya jadi senang
dan tenang....alhamdulillah Mahgfira tetap juara. Kataku sambil
memeluknya."Iya Umi..." katanya tersenyum senang. Alhamdulillah
sebuah pelajaran yang berharga di bulan Ramadan ini untuk Umi dan Maghfira
tentang kejujuran. Menanamkan kejujuran dari kecil memang tidak
mudah ternyata, terkadang menyangkut sebuah perasaan... :)