blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

2 Jun 2020

Kiat Mempertahankan Semangat Ramadhan


Mempertahankan Semangat Ramadhan


Kiat Mempertahankan Semangat Ramadhan  Bulan Ramadhan baru saja berlalu, bulan penuh berkah itu telah meninggalkan kita semua.  Adakah kita telah berhasil di dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan itu?  Mengenai hal ini saya sudah menulis tentang Indikator Keberhasilan Ramadhan kita di sini.


Arti Kata Syawal Secara Bahasa


Kini kita berada di bulan Syawal, secara bahasa artinya adalah peningkatan.   Walau artinya peningkatan ini tidak ada hubungannya dengan akan meningkatnya amalan kita karena usai Ramadhan ya, karena penamaan bulan Syawal ini sudah ada sejak zaman Islam belum masuk ke jazirah Arab.

Ibnu Allan Asy Safii mengatakan bahwa "Penamaan bulan Syawal diambil dari kalimat Sya-lat al ibil yang maknanya mengangkat atau menegakkan ekornya.  Syawal dinamai demikian karena dulu orang Arab menggantungkan alat-alat perang mereka disebabkan sudah dekat dengan bulan-bulan haram yaitu bulan larangan untuk berperang".  (Dalil al Falihin li Syah Riyadhad al Shalihin).

Keadaan di jazirah Arab di zaman jahiliyah pada saat itu unta betina enggan dikawini unta jantan hingga saat unta jantan mendekatinya, maka unta betina akan menegakkan ekornya.  Keadaan ini menimbulkan pemahaman bahwa bila menikah di bulan Syawal akan menimbulkan kesialan.

Pemahaman ini membuat mereka akhirnya mengharamkan pernikahan di bulan Syawal.  Saat Islam datang pemahaman ini diluruskan, Rasulullah mematahkan mitos ini dengan melakukan pernikahan dengan istrinya di bulan Syawal.

Seperti di jelaskan di atas walau artinya peningkatan namun tidak ada hubungannya dengan bulan Syawal adalah bulan setelah bulan Ramadhan.  Karena kalau kita mau jujur kebanyakan amalan di bulan Syawal ini menurun dibandingkan dengan bulan Ramadhan.

Jangan ditanya tentang ibadah puasa, tentu di bulan Syawal ini puasa kita tidak akan sebanyak di bulan Ramadhan.  Atau bahkan mungkin walau ada sunnah puasa enam hari di bulan Syawal kita sama sekali meninggalkan amalan puasa ini.

Belum lagi ibadah lainnya, tarawih atau sholat malam di bulan Ramadhan di bulan Syawal mungkin tidak akan sebanyak di bulan Ramadhan.  Membaca Al Qur'an kalau di bulan Ramadhan bisa berkali-kali tamat, bisa tamat sekali di bulan Syawal itu sudah alhamdulillah.

Amalan Syawal di Saat Wabah Korona


Namun demikian ada fenomena menarik di tahun ini, Ramadhan tahun ini istimewa karena kita melaksanakannya saat terjadi wabah korona.  Karena sedang wabah kegiatan harus banyak #dirumahaja membuat semangat puasa sunnah enam hari di bulan Syawal mengalami peningkatan signifikan.

Saya melihat fenomena ini dari berbagai status teman-teman di fesbuk, baik tersirat maupun tersurat yang menyatakan mereka melakukan puasa di bulan Syawal. Di kalangan handai tauland, di lingkungan sekitar pada umumnya mereka semangat melaksanakan puasa sunnah di bulan Syawal dengan bersegera mungkin karena tidak 'terganggu' dengan kegiatan harus bersilaturahmi.

Selain itu juga adanya korona membuat asessoris lebaran jadi tereliminasi dengan sendirinya.  Tidak banyak yang melakukan kegiatan membeli baju baru, menyiapkan panganan lebaran yang berlebihan dan kegiatan mudik pun menurun drastis.  Pendek kata sesungguhnya bulan Ramadhan kali ini kita bisa lebih khusyu menjalaninya.

Kiat Mempertahankan Semangat Ramadhan 


Apa yang harus dilakukan agar semangat Ramadhan tetap terpatri  hingga amalan kita tidak meluncur drastis?  Sebetulnya bila Ramadhan kita sukses, ini otomatis membuat kita tetap bersemangat melakukan amal ibadah di bulan Syawal dan bulan-bulan selanjutnya.

Indikator keberhasilan Ramadhan adalah tetap bersemangat melakukan kebaikan serta memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap keburukan.  Kesemua panca indera yang kita miliki kita usahakan untuk menjauh dari hal-hal yang tidak bermanfaat terlebih hal-hal yang buruk.

Mata terhindar dari melihat sesuatu yang tidak semestinya, mulut terhindar dari membicarkan keburukan, telinga terhindar dari mendengar sesuatu yang tidak perlu atau keburukan seperti saat mendengar pembicaraan buruk bersegera menghindarinya.  Begitulah indikator kesuksesan Ramadhan, target menjadi diri yang bertaqwa dapat kita raih.

Lalu bagaimana dong, kalau Ramadhan kita belum sukses, hingga tiba-tiba saja di bulan Syawal ini semangat beribadah menurun drastis?  Memang ini ekstra harus berusaha dari diri kita sendiri, adanya semangat untuk memperbaiki diri itu sudah cukup bisa jadi motivasi untuk memperbaiki diri.

Yang parah  usai bulan Ramadhan malah jadi semakin buruk, jadi mempertuhankan hawa nafsu, hanya bersandar pada pujian atau penilaian manusia hingga tidak mentaati aturan Allah SWT.  Ini berarti menantang Allah SWT karena tidak mau melaksanakan aturan Nya.  Naudzubillah.



Yang harus kita lakukan saat Ramadhan kita belum berhasil hingga semangat melakukan kebaikan menurun adalah:

  • Memohon ampunan kepada Allah SWT, karena kita sudah diberi kesempatan hidup di bulan Ramadhan tapi tidak bisa mengoptimalkan dengan baik.  Memohon untuk selalu dibimbing, dan diberi hidayah dalam menjalani kehidupan ini.
  • Tidak ada hal yang lain yang bisa kita lakukan selain bismillah memaksakan diri melakukan amalan-amalan kebaikan.  Kembali memaksakan diri melaksanakan sholat sunah, puasa sunah enam hari di bulan Syawal, Sening Kamis atau lainnya, banyak membaca al Qur'an, perbanyak sedekah dan lain sebagainya.
  • Jauhi dari perbuatan sia-sia, miliki tekad untuk mempergunakan waktu dengan kebaikan yang diridhai oleh Allah SWT.  Pahami bahwa waktu adalah kehidupan, merupakan modal utama bagi kita untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat.
  • Cari lingkungan kondusif yang membawa kita bersemangat berlomba dalam kebaikan mencari bekal untuk kehidupan di akhirat.
  • Pergunakan waktu luang untuk mencari ilmu keislaman yang membuat kita mengingat tentang kehidupan setelah kematian.  Bisa mendengarkan ceramah-ceramah Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Abdul Somad, Aa Gym dan lainnya di channel youtube mereka.
  • Jauhi teman-teman yang membawa cinta dunia yang berlebihan.  Teman itu ada dua macam yaitu teman yang menjaga hati kita.  Teman seperti ini inginnya kita senang saja, jadi walaupun kita salah dibiarkannya kita melakukan kesalahan.  Kedua adalah teman yang mengingatkan kita bila kita melakukan kesalahan walau itu kadang menyinggung perasaan kita bahkan mungkin terkadang bisa menyakitkan tapi itu untuk kebaikan kita di dunia dan akhirat nanti.
  • Memaksakan diri untuk senantiasa bersedekah, menebar kebaikan baik dengan harta, tenaga, pemikiran maupun waktu kita.


Nah itulah kurang lebih Kiat Mempertahankan Semangat Ramadhan yang bisa Cerita Ida usulkan.  Sebagai sebuah pengingat diri agar hidup kita terus menjadi lebih baik dan lebih baik lagi hingga memiliki bekal yang cukup untuk saat kita dipanggil pulang kepada yang khalik.

Mari kita memperbaiki diri kita, lakukan puasa sunat enam hari di bulan Syawal bagi yang belum.  Mumpung Syawal masih cukup panjang, mumpung kita masih diberi waktu.  Mari kita hadirkan semangat Ramadhan dalam diri kita, lalu kita tularkan di lingkungan terdekat kita hingga lingkungan kita menjadi lebih baik dan lebih kondusif untuk peningkatan iman dan taqwa kita.

Semoga momen Ramadhan yang baru saja berlalu menjadi charger yang cukup kuat untuk menjalani hari-hari di sebelas bulan berikutnya.  Semoga tulisan Cerita Ida kali ini yang berjudul Kiat Mempertahankan Semangat Ramadhan bermanfaat untuk semuanya....

27 komentar :

  1. Dari tulisan Ida yg panjang ini bunda jadi mau cepet2 tutup muka nih karena di bulan Ramadhan boro-boro khatam baca Al Qur'an ber kali-kali, sekali aja blm tuntas,masih kurang 3 Juz lg,hiks. Alhamdulillah sekarang bunda masih menjalankan sunnah "mengqodho" puasa Syawal dan mengambil hikmah dan pahalanya. Aamiin.

    BalasHapus
  2. Setiap kali ingin berniat sahur besok paginya untuk puasa Syawal, lalu mendengar di kejauhan bunyi petasan, kemudian saya menghela nafas dan menggumam "Ya sudahlah"..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat terus ya mbak, di Ramadhan kali ini memang berbeda dan semoga Ramadhan tahun depan lebih baik. Saya juga suka kaget kalau ada petasan mbak, apalagi kalau anak2 masih bayi lagi suka terbangun.

      Hapus
  3. Makasih utk remindernya nih Mbak Ida.. semangat Ramadan itu emang harus dipelihara, ini sudah H-348 menuju Ramadan 1442 H ya Mbak... semangat Syawal!

    BalasHapus
  4. Makasih kiat2nya ya kak
    Iya sih, bisa balek lagi ke sebelum puasa. Jd malas2 an lagi hehe, padahal kebiasaan bgs bisa di pertahankan ya kan 🙏😁

    BalasHapus
  5. Setuju banget semangat beribadah di bulan Ramadhan seharusnya gak boleh luntur ya tapi harus dipertahankan. Makasih remindernya Mba

    BalasHapus
  6. Semangat selalu di Bulan Ramadhan dan semoga Ramadhan tahun depan lebih baik ya mbak. Btw Selamat Idul Fitri untuk Mbak Ida dan keluarga.

    BalasHapus
  7. Bener banget ini. Yang susah itu tetap menjaga semangat beribadah di bulan Ramadan di 11 bulan lainnya. Makasih pengingatnya, mbak..

    BalasHapus
  8. tetap semangat mbak :) semoga kita di pertemukan kembali dengan bulan ramadhan tahun depan ya

    BalasHapus
  9. MasyaAllah barakallahu fiik mba Ida. Reminder nya masuk banget hati, alhamdulilah saya termasuk yang masih suka dengar ceramah online hehehe

    BalasHapus
  10. bener banget, teh.
    Minggu lalu sempat ikut kajian online dan Alhamdulillah bikin semangat ibadah lagi.

    BalasHapus
  11. Baru ngeh ternyata penamaan bulan syawal ada kisahnya tersendiri. Alhamdulillah selama ini di tempat kami tidak ada larangan menikah di bulan syawal tapi malah di bulan safar.

    BalasHapus
  12. Kemarin awal-awal Syawal kugunakan untuk membayar utang puasa dulu mba. Alhamdulillah udah lunas semua. Kalau puasa di pertengahan bulan itu ada tuntunannya kah mba? Selama ini yang pasti udah yakin sih Senin Kamis ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah alhamdulillah... Barokalloh Mba. Puasa pertengahan bulan yang tiga hari itu ya..iya ada hadistnya dari HR Bukhori..keutamaannya sama dengan puasa sepanjang tahun. Untuk bulan syawal mulai hari ini sampai hari ahad nanti Mba ..:D

      Hapus
  13. Ramadhan kali ini terspesial. Spesial juga krn saya ga puasa 30 hari full, pas banget lagi nifas setelah melahirkan bulan Maretnya mbak. Terimakasih sdh mengingatkan ya mb, barakallahu

    BalasHapus
  14. Terima kasih, Mbak... Diingatkan kembali untuk tetap semangat beribadah. Memang kerasa banget bedanya ibadah di bulan Ramadhan dan di bulan setelahnya, termasuk syawal ��

    BalasHapus
  15. Benar banget bak.. kebiasan baik kayak sedekah dan kawan kawannya, memang harus dipaksakan dan dibiasakan. Susahnya diawal aja, kalau sudah terbiasa semuanya terasa mudah. Terimakasih sharenya yaa..

    BalasHapus
  16. Saya jadi semacam diketuk banget ini pas baca judul dan isinya bahwa Ramadhan berlalu harusnya semangat tidak pudar di bulan berikutnya

    BalasHapus
  17. Saya juga belum bisa puasa syawal nih...lagi kedatangan tamu yang nggak kunjung pergi...padahal mau bayar hutang dulu dna puasa sunnah...semoga masih terkejar

    BalasHapus
  18. Sejujurnya Ramadan tahun ini paling berkesan dan indah buatku. Karema kehadiran Ramadan kemarin memperkuat hati menghadapi pandemi yang terasa panjang dan tanpa tujuan.

    BalasHapus
  19. Ramadan tahun ini memang sangat berbeda ya, berharap pandemi segera berakhir

    BalasHapus
  20. Bermanfaat sekali mbak. Semoga semangat ramadhan selalu ada di hati kita semua ya. Sekalipun bulan suci tersebut sudah lewat. Inspiratif mbak, thank u sudah berbagi 💕

    BalasHapus
  21. Selamat Hari Raya Idul Fitri ya teh. Mohon maaf lahir dan batin.
    Semoga tahun depan bisa menikmati hari raya seperti tahun sebelumnya. Dan kita semua selalu diberikan kesehatan. Amin

    BalasHapus
  22. Tak terasa, teh...bulan Syawal pun sudah akan meninggalkan kita.
    Semoga kita raih pahala Syawal sebagai penyempurna shaum Ramadan kita.
    Aamiin~

    BalasHapus
  23. Ramadan menjadi momen untuk meningkatakan kualitas diri. Mengevaluasi diri dan belakar kembali

    BalasHapus

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^