blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

24 Apr 2017

Prahara Rumah Tangga


Prahara Rumah Tangga  Seperti pernah saya ungkapkan bahwa saya sering seperti jadi 'keranjang sampah' teman-teman yang curhat.  Dan saya menikmati itu, senang saja kalau misalnya bisa ikut melegakan perasaan orang yang sedang bermasalah.  Mesti itu terkadang membuat saya terkejut, miris dan sedih.  Awalnya suka jadi baper, selanjutnya bisa pada posisi netral.  Tidak selalu bisa ikut menyelesaikan masalah sih, bahkan seringnya tidak.  Tapi dengan membuat mereka nyaman, yakin bisa curhat dengan aman, dan membuat plong hati yang ingin curhat, ada rasa senang di hati.

Suatu saat ada teman yang curhat tentang prahara rumah tangganya, kemudian berakhir dengan perceraian.  Orang dalam keadaan seperti itu terkadang butuh support, dan memang dia juga suka inbox perkembangan kasus perceraiannya.  Jadi bukan karena kepo kalau kemudian saya juga suka menanyakan kondisinya.  Kalau dipikir buat apa kan ikut campur masalah orang lain, tapi ya itu tadi, terkadang mereka butuh support, tidak merasa sendiri. Tahu ada orang yang perhatian pada masalahnya juga saya pikir akan membuat mereka merasa tidak sendiri.

Ketika suatu saat saya tanyakan perasaan paska perceraian ternyata memang ada perasaan marah, sedih, kesal dan segudang perasaan negatif seperti saya duga.  Katanya rasanya seperti ingin mengungkapkan semua kesalahan suaminya yang selingkuh ke area publik.  Marah dan kesal, kecewa semua bercampur aduk dalam hatinya.

Pernah kah teman-teman baca kisah seorang perempuan yang disakiti oleh sang mantan suami, lalu prahara rumah tangganya ia umbar di blog pribadinya?  Iya sih yang bacanya sampai ribuan, bahkan tulisannya diposting ulang di sebuah media perempuan online.  Yang komen sampai ribuan, karena tulisannya viral, dishare banyak orang.  Kebanyakan yang memiliki pengalaman yang sama, ada juga yang memberi support dan ungkapan kagum akan keberaniannya menulis masalahnya di blog.

Sepertinya kalau melihat orang-orang yang sedang dirundung permasalahan rumah tangga, atau mungkin permasalahan lainnya memang butuh tempat untuk mengeluarkan uneg-unegnya.  Mengapa saya hanya menyoroti tentang prahara rumah tangga karena memang hampir semua yang curhat kepada saya adalah permasalahan dalam rumah tangganya.

Lalu bolehkah kemudian kita mengumbarnya ke area publik?  Itu sih tergantung orangnya.  Tapi prinsip saya sih tidak boleh mengumbar aib keluarga ke khalayak.  Mengumbar aib orang lain saja sudah tidak boleh, apalagi pasangan atau mantan kita. Orang di luar itu macem-macem tidak homogen, tentu responnya akan macam-macam pula.  Jadi sepertinya curhat ke orang yang kita percayai amanah itu lebih baik.  Tentu saja yang pertama harus mengadukan semua permasalahan kita kepada yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.  Siapa lagi kalau bukan kepada Allah SWT.

Tetapi yang dilakukan orang yang mengalami prahara rumah tangga dan menuliskannya di blog itu, saya rasa ada sisi baiknya juga.  Ia tidak mengungkap identitas suaminya,  kemudian tulisannya banyak mencerahkan.  Memberikan pembelajaran kepada kita perempuan agar bisa menemukan kebahagiaannya sendiri.  Berani bersikap, atas kedzoliman yang dilakukan pasangannya, hingga tidak terlarut dalam penderitaan.  Tapi sisi negatifnya orang-orang yang jadi tahu prahara keluarganya secara detail.  Terutama orang-orang yang mengenalnya lebih dekat jadi tahu banget urusan dapur, sumur dan kasurnya.  Jadi sebaiknya kalau memang niatnya ingin mencerahkan, ia tidak perlu vulgar menyebutkan bahwa itu adalah permasalahannya, itu menurut saya lho...

O ya, satu hal yang menjadi prinsip saya dalam 'menangani' prahara rumah tangga teman-teman adalah jangan terpaku pada satu pihak saja.  Apa yang disampaikan sangat subjektif, tidak akan ada asap kalau tidak api.  Sekecil apapun pasti ada kontribusi kesalahan yang dilakukan pihak lainnya. Dan yang itulah yang saya tekankan kalau ada teman yang curhat.  Intropeksi diri, evaluasi dan semakin dekat sama yang Maha Baik, Allah SWT. 


4 komentar :

  1. Hehehe, mencerahkan mbak tulisannya.. kusependapat, baiknya tak perlu dipublikasikan hal2 terkait privasi rumah tangga seperti perkara perselingkuhan dan semacamnya lah..

    BalasHapus
  2. Kl uda menyangkut rumah tangga emang sensitif ya... Tp kl aq sbisa mungkin emg ga menceritakan keadaan rumah tanggaku ke org2, apapun itu baik yg baik apalagi yg buruk... Soalnya aku anaknya jarang curhat hehe... Mudah2an selalu diberikan kelanggengan, amin hihi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama banget...
      bitter-sweet di keluarga selalu ditelan sendiri.
      nggak perlu diumbar kemana-mana.

      Hapus
  3. Bahagianya berdua kan, jadi kalo ada apa-apa ya ngelarinnya berdua. Karena makin banyak yang tau, makin banyak yang ngasih pendapat, makin mumet. Huhuhuhu

    BalasHapus

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^