blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

19 Agu 2021

Sudahkah Kita Merdeka ?


Sudahkah Indonesia Merdeka


Sudahkah Kita Merdeka ?  Tahun ini adalah untuk kedua kalinya kita merayakan hari kemerdekaan negara kita dalam suasana pandemi.  Suasananya tentu saja jauh berbeda dengan tiga tahun ke belakang yang selalu riuh dengan eforia sebuah perayaan.

Meski dalam suasana pandemi ternyata di lingkungan rumahku keramaian tetaplah ada.  Pagi-pagi anak-anak kecil berlomba balap kerupuk dan semacamnya, sore hari lomba untuk orang tua.  Saat hari menjelang malam, tepatnya ba'da maghrib diadakan do'a bersama dan syukuran dengan makan-makan bersama.

Terus terang saya tidak ikut semua perayaan itu, tapi saya tahu apa yang terjadi di lapangan karena ibu-ibu beramai-ramai membagikan videonya di WAG RT kami.  Sempat tertawa melihat lomba para orang tua, dimana para bapaknya bergaun perempuan lengkap dengan hijab dan masker hingga terlihat mirip ibu-ibu.

Perayaan Kemerdekaan yang terkadang hanya sebuah euforia 


Tapi kemudian saya tersadar bahwa mengisi kemerdekaan seperti itu tidak baik.  Memang mereka jadi bersuka cita, terhibur sementara waktu.  Melupakan keruwetan hidup yang mungkin  dialami selama ini.  Tapi lomba seperti itu tentu saja tidak mendidik walau mereka jadi terhibur terlebih lagi ditonton oleh banyak anak-anak.

Dari tertawa malah akhirnya saya jadi miris, terlebih saat membaca puisi dari penyair kita Bapak Taufik Ismail yang dishare seorang teman di sebuah WA Grup.  Isi puisinya memang menyadarkanku akan ketidakpedulianku selama ini terhadap keadaan.  Berikut isi puisi tersebut:

Refleksi 17 Agustus Yang tidak Diundur, by:

                          Taufik Ismail

Negeri ini masih dicekik ribuan triliun hutang berbunga haram
Jika negeri ini telah mampu melunasi hutang itu
Silahkan teriak merdeka !
Jika belum mampu, lebih baik diam dan berfikir
Malu kita

Banyak anak negeri yang hanya jadi babu di negeri orang
Mereka, seringkali disiksa dan dianiaya
Jika negeri ini belum mampu memulangkan mereka
Memberi pekerjaan layak dan mensejahterakan
Jangan teriak merdeka !
Lebih baik diam dan berfikir
Malu kita

Negeri katulistiwa ini dihampari kekayaan alam yang luar biasa
Namun dikelola oleh orang lain
Rakyat hampir tak menikmatinya
Jika kekayaan alam ini belum bisa dikuasai negara
Jangan teriak merdeka !
Lebih baik diam dan berfikir
Malu kita

Kemiskinan dan pengangguran semakin meluas
Terasa berat untuk bisa hidup layak
Bahkan harga-harga terus merangkak naik
Ditambah pajak yang kian mencekik
Jika masih meluas kemiskinan
Jangan teriak merdeka !
Lebih baik diam dan berfikir
Malu kita

Anak negeri tengah terjerembab watak amoral
Narkoba meraja lela
Seks bebas liar menyasar siapa saja
Pornoaksi dan pornografi makin menggila
Jika anak bangsa masih amoral
Jangan teriak merdeka !
Lebih baik diam dan berfikir
Malu kita

Demokrasi korporasi mencengkran negeri ini
Keuangan yang maha kuasa
Korupsi menjadi budaya
Kolusi makin menganga
Kerugian uang rakyat tak terkira
Jika perilaku ini masih mewarnai bangsa
Jangan teriak merdeka !
Lebih baik diam dan berfikir
Malu kita

Luas negeri ini dipenuhi potensi sumber daya
Namun garam masih impor
Namun singkong masih impor
Jika negeri ini belum mandiri
Memenuhi kebutuhan bangsanya sendiri
Jangan teriak merdeka !
Lebih baik diam dan berfikir
Malu kita

Luas negara ini jutaan hektar
Namun lebih dari setengah dikuasai asing
Hingga rakyat tak lagi punya lahan luas
Berdesak-desakan di tanah yang sempit
Jika tanah negara belum mampu direbut kembali
Jangan teriak merdeka !!
Lebih baik diam dan berfikir
Malu kita

Malu kita
Tak berdaya
Tak Kuasa 
Lumpuh di ketiak penjajah...Malu Kita...Malu Kita...

Membaca puisi itu saya jadi terpaku dan kemudian tersadar dengan kenyataan yang ada bahwa negara kita memang belum sepenuhnya merdeka.  Puisi Taufik Ismail itu menyadarkan diri yang seolah pura-pura buta akan keadaan negeri ini yang sebenarnya.

Kalau mau melihat data betapa besarnya hutang negara kita hingga per April 2021 hutangnya mencapai US$417,95 miliar atau setara dengan Rp6.041 triliun.  Apakah dengan hutang sebesar itu kita menjadi negara sejahtera? Ternyata kenyataannya tidak, masih banyak penduduk Indonesia yang jauh dari sejahtera.

Belum lagi beberapa 'juara' yang kita raih seperti diantaranya juara kedua sanitasi terburuk di dunia, stunting tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja dan kelima di dunia.  Indonesia pun berada di urutan kelima prevalensi anemia di dunia.

Pada bulan Juli 2021 survei Bloomberg menyebutkan Indonesia sebagai negara dengan ketahanan covid-19 terburuk di dunia.  Belum lagi masalah sampah, seperti kita ketahui Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik  kedua terbanyak di dunia.  Baru-baru ini saya membaca bahwa menurut data UNICEF 9 dari 10 anak itu masih kekurangan akses nutrisi dan pendidikan.

Tidak ingin menyalahkan siapa-siapa karena ini tanggung jawab kita bersama.  Hanya bisa berharap semoga masa depan Indonesia lebih baik lagi.  Berusaha memberikan kontribusi walau mungkin tidak terlalu berarti, tapi berusaha semampu yang bisa kita lakukan. 

Melihat semua kenyataan ini rasa-rasanya kita semua harus terus berbenah, mengedukasi diri kita dan sekitar kita untuk tidak berleha-leha dan menyadari bahaya yang mengancam negara yang kita cintai ini bila dengan kondisi semua ini kita berlepas tangan.  Mulai dari hal yang kecil, dari diri sendiri dan saat ini juga.... Semoga tulisan Sudahkah Kita Merdeka? ini bermanfaat ya teman-teman....


22 komentar :

  1. kalau saya sih merasa belum merdeka wkwkwk karena masih jadi budak korporat dan masih di sibukan sama pekerjaan rumah tangga di saat weekend bahaaaa yang terakhir bercanda mba :)

    BalasHapus
  2. sudah belum yaa.. apakah sudah leluasa dalam mengungkapkan pendapat, tanpa tekanan dan interfensi dari orang. apakah sudah aman bicara, tanpa perlu ada penangkapan setelah mengeluarkan opini. hm, ntah lah, hihi..

    BalasHapus
  3. Puisinya jleb banget, Mbak. Dan related dengan kondisi Indonesia saat ini. Terlepas dari segala persoalan yang membuat kita sebenarnya belum merdeka, mari terus berdoa agar Indonesia lebih baik kedepannya.

    BalasHapus
  4. Merayakan kemerdekaan di masa pandemi ini memang membuat kita kurang semangat ya, Mbak. Semoga pandemi segera selesai agar tahun depan bisa seperti dulu lagi merayakan pesta kemerdekaan dengan penuh suka dan gembira.

    BalasHapus
  5. Di kota kami, beberapa perayaan HUT yang membuat kerumunan di masa pandemi ini dibubarkan satgas mbak.... Karena cukup meresahkan juga menurutku ya....

    BalasHapus
  6. Jika Indonesia adalah keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, hari ini kalangan masyarakat kebawah belum merdeka.

    BalasHapus
  7. Puisinya Taufik ismail sangat menyentil kita semua ya mba.
    Semoga nantinya kemerdekaan itu dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, tidak ada lagi yg menangis krn kelaparan, tidak ada status emak2 yg bercerita tentang susahnya mengakses pendidikan yg sesuai untuk anak2.
    Tetap semangat kita semua.

    BalasHapus
  8. Puisi Taufik Ismail selalu menarik didengarkan. Kata demi kata disampaikan dengan kalem tapi menusuk. Soal perayaan kemerdekaan, di RT saya nggak ada acara apa-apa 2 tahun ini bahkan malam syukuran juga gak ada. Namun jika ditanya sudah merdeka belum? Saya jawab disyukuri sajaah ��

    BalasHapus
  9. Amiin ya Allah aku pun mendoakan yang terbaik untuk Indonesia mba.
    Puisi Pak TS emang sepanjang masa banget.

    BalasHapus
  10. Puisi dari Taufik Ismail, tak lekang oleh waktu. Btw, merdeka atau belum merdeka? secara de facto sih Indonesia sudah merdeka mbak. Secara kehidupan? seperti kalau ditanya masing-masing orang pun akan berbeda jawabannya.

    BalasHapus
  11. Merdeka spektrumnya memang luas ya, secara umum saya merasa sudah merdeka, setidaknya bisa bangun pagi tanpa desing peluru. Tapi kalau lihat issue lainnya, jawabannya masih harus digali dan diusahakan

    BalasHapus
  12. Definisi merdeka jadi serba relatif ya Teh.
    Apapun itu, semogaaaa kita senantiasa diberikan semangat, hidup yg berkah, utk selalu menjadi khairunnaas anfauhum linnaas

    BalasHapus
  13. Puisinya Pak Taufik Ismail memang mencerminkan kondisi tanah air kita saat ini ya, Mbak.. Tapi semoga kita tidak patah semangat dan tak henti berdoa untuk negeri kita, untuk pemimpin-pemimpin kita. Kondisi yang ada di luar kendali kita, menjadi pengingat bahwa selama masih hidup, kita masih wajib untuk berjuang.

    BalasHapus
  14. Kalau dari sisi manapun, tidak ada orang atau pribadi yang benar-benar merdeka.
    Apalagi dalam tatanan sebuah negara.

    Hutang dan lainnya (hukum, ekonomi, sosial, dll) pasti selalu ada campur tangan pihak lain yang membuat kita tidak bisa menentukan jalan hidup kita.
    Ini semacam sunnatullah negara berkembang, belum ke tahapan negara adikuasa.

    BalasHapus
  15. Belum merasa merdeka juga krn masih banyak ketimpangan di negeri ini. Keadilan msh gak jelas, memihak siapa. Entah kapan kita semua benar2 merdekanya. Ya walau secara fisik keliatannya banyak membangun dmn2 tp kyknya yg menikmati cuma segelintir org #imho

    BalasHapus
  16. Di tempatku sepi banget mbak Ida, gak ada lomba-lomba sejak tahun lalu. Oh ya masih banyak yg menyelenggarakan lomba seperti itu ya bapak-bapak pakai pakaian perempuan, sebenarnya kurang mendidik ya apalagi ditonton anak-anak. Kalau sebelum pandemi di sekolah anak-anak malah lomba makan kerupuknay sambil duduk di kursi hihihi, krn ga boleh makan sambil berdiri ya.

    BalasHapus
  17. Arti dan makna merdeka untuk tiap-tiap orang sepertinya berbeda ya. Kalo saya sih tak muluk-muluk. Saya bekerja di bidang yang memang jadi passion sehingga bekerjanya bisa sekalian bersenang-senang, bisa jalan-jalan ke tempat yang indah, sehat badan, bisa makan dan tidur tenang. Itu sudah okelah. Selain itu, Indonesia yang sekarang sudah jauh lebih baik, pengurusan dokumen jadi cepat, infrastruktur dibangun dengan gencar untuk konektivitas, dan tak ada desing peluru dan peperangan... hahaha.

    BalasHapus
  18. jujur, aku sependapat sama kaka, yup negara kita memang belum sepenuhnya merdeka. mudah mudahan setiap tahun kita selalu bisa memperbaiki diri ya kak

    BalasHapus
  19. Mengelola negara dengan rakyat sedemikian banyak memang tidak mudah mba. Belum lagi banyak faktor lainnya, seperti pernah dijajah ratusan tahun sehingga ada saja tabiat penjajah yang masih menggelayuti pikiran dan menjadi pemantik tindakan yang kurang pas. Semoga saja kita bisa terus memberikan manfaat sekecil apapun bagi sekitar daripada memikirkan bobroknya negara terus menerus.

    BalasHapus
  20. Semoga pemerintah semakin peka akan peranan yg berat ini, masyarakat semakin mendukung. Semoga Indonesia dimudahkan dan memiliki kemerdekaan yg seutuhnya.

    BalasHapus
  21. di kampungku juga ga ada acara apa apa mbak... semoga semua elemen masyarakat dapat bersinergi untuk kedepannya, sehingga Indonesia lebih baik lagi..

    BalasHapus
  22. Betul mbak. Ada banyak hal yang menunjukkan sisi lain dari kemerdekaan, negara ini besar dengan penduduk yang cukup banyak, maka PR pemerintah tentu saja sangat banyak ya

    BalasHapus

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^