Tak terasa kita akan meninggalkan tahun 2025 ini, besok tahun 2026 akan kita mulai. Meski ini tahun baru Masehi dan bukan tahun baru umat Islam, tapi tidak ada salahnya bagi kita menjadikan hal ini sebagai momen bagi kita untuk mengevaluasi diri kita.
Serasa baru kemarin kita memulai tahun 2025 ini ya teman-teman eh sekarang akan segera mengakhirinya. Benarlah apa kata hadist, Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Tidak akan terjadi kiamat sehingga waktu terasa semakin singkat, setahun bagaikan sebulan, sebulan bagaikan seminggu, seminggu bagaikan sehari, sehari bagaikan sejam, dan sejam bagaikan nyalaan api/ pelepah-pelepah kurma yang terbakar"HR Tirmidzi, Musnad Ahmad
Saya yakin kalau teman-teman juga pasti merasakan ini semua. Bahwa waktu terasa begitu cepat berlalu karena memang sabda Rasulullah SAW itu berdasarkan pemberitahuan Allah SWT kepada beliau. Dan ini kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri bahwa kita sedang berada di akhir zaman dimana waktu begitu terasa singkat.
Terbukti semua sabda Rasulullah tidak pernah ada yang salah dan tidak pernah ada yang menyalahi apa yang terjadi di dunia. ini. Jadi memang kita harus mempercayai semua apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW, baik itu yang tersurat dalam Al Qur'an maupun di dalam hadist-hadist nya.
Bahagia Memiliki Petunjuk Kehidupan yang Akurat dan Pasti Kebenarannya
Masya Allah bersyukur kita memiliki petunjuk hidup yang tidak ada pertentangan di dalamnya. Petunjuk hidup yang sampai detik ini tidak ada yang salah. Bahkan dengan kemajuan ilmu sains dengan teknologi canggihnya begitu banyak ayat-ayat yang terbuktikan kebenarannya.
Di momen penghujung tahun ini tentu tidaklah salah untuk mengevaluasi diri terhadap apa yang telah dilakukan selama di tahun 2025. Juga saat yang tepat untuk membuat rencana-rencana ke depan atau biasa disebut resolusi. Resolusi yang bukan sekedar ditulis tapi memang ada aksi untuk mewujudkannya.
Tentu saja evaluasi itu dan rencana-rencana itu harus berdasarkan kepada petunjuk hidup kita yaitu Al Qur'an dan Al Hadist. Karena dengan petunjuk kehidupan yang sudah terbukti kebenarannya dan terjaga keorsinilannya kita akan selalu yakin bahwa dengan berpegang teguh kepadanya kita berada di jalan yang lurus alias di track yang benar.
Di tahun 2025 pastinya banyak hal yang membuat kita tertawa dan juga membuat menangis karena memang seperti itulah hidup di dunia..:D Kebahagiaan dan kesedihan itu akan selalu datang silih berganti. Dan itu sudah menjadi keniscayaan. Tidak ada yang bisa bahagia terus, tidak ada yang sedih terus. Sejatinya hidup memang ujian yang panjang.
Bahagia dan Perspektif Kehidupan
Bahagia atau tidaknya hidup kita semuanya tergantung bagaimana kita menyikapi apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Ya betul perspektif kita terhadap sebuah kejadian akan mempengaruhi bahagia dan sedihnya kita. Dan itu secara akumulatif akan mempengaruhi kebahagiaan dan kesedihan di dalam kehidupan kita.
Sebuah kejadian bisa disikapi beragam tergantung kondisi penerimanya dan hal itu tergantung pemahamam seseorang terhadap hakikat kehidupan ini, Seseorang yang memahami betul tentang hakikat kehidupan ini dia akan menyikapi hidupnya dengan sikap yang tepat.
Ia yang memahami untuk apa manusia diciptakan ke dunia, memahami misi manusia di dunia serta memahami tujuan dan akhir kehidupan setelah kehidupan di dunia tentu akan berbeda dengan seseorang yang awam dengan hakikat dunia ini.
Cara Memandang Kehidupan Agar Hidup Selalu Bahagia
Jadi pemahaman tentang hidup sangatlah penting karena pemahaman ini akan menjadi kurikulum kehidupan manusia di dalam menapaki perjalanan kehidupannya. Pemahaman akan kehidupan ini berbanding lurus dengan tingkat keimanan seseorang. Semakin kuat iman seseorang semakin memahami hakikat kehidupan ini karena ia semakin mengenal sang pencipta kehidupan termasuk aturan-aturan dalam kehidupan ini.
Ia akan memahami bahwa masalah hidup itu sudah diprogram oleh Allah SWT sejak jauh sebelum kita diciptakan. Di surat Al baqoroh ayat 30 dengan jelas di sana disebutkan tujuan penciptaan manusia di dunia. Ayat ini menegaskan bahwa kita manusia diberi tugas yang mulia untuk mengelola bumi dengan segala potensi baik dan buruknya.
Peran manusia untuk memakmurkan bumi dan tidak mengikuti hawa nafsunya. Ayat ini juga mengatakan bahwa Allah Maha mengetahui apa yang tidak diketahui manusia. Di dalam hadist bahkan lebih jelas lagi mengatakan bahwa "Allah telah menuliskan takdir seluruh makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. (HR Muslim no 2653).
Jadi bisa disimpulkan bahwa kokohnya keimanan kita akan mempengaruhi bahagia dan sedihnya kita di dalam kehidupan. Insan yang memiliki keimanan yang kuat dan kokoh akan bahagia di dalam hidupnya karena ia memandang hidup dengan bahasa qolbu dengan kaca mata keimanannya. Seorang yang memiliki kurikulum kehidupan akan memamahami bahwa hidup itu:
Memahami Hidup Berbanding Lurus dengan Ujian
Ketika seseorang memahami kehidupan itu berbanding lurus dengan ujian ia akan selalu siap bahwa hidup itu memang sebuah ujian. Setelah lulus melewati sebuah ujian ia akan bersiap dengan ujian selanjutnya. Ia tidak akan banyak berkeluh kesah tetapi meyakini bahwa hidup memang sudah terprogram sedemikian rupa. Bagi dirinya siap terus hidup berarti harus terus bersiap menerima ujian.
Memahami Ujian Datang Bukan Karena Ibadah Kita Belum Sempurna
Siapa yang lebih hebat iman dan ibadahnya dari para nabi dan rasul? Tidak ada kan?. Tapi mengapa kehidupan mereka penuh dengan ujian? Nabi Ibrahim dibakar hidup-hidup, Nabi Yusuf hendak dibunuh saudara-saudaranya tapi kemudian akhirnya dimasukkan ke dalam sumur, Nabi Ayub didera penyakit kulit yang kemudian membuatnya ditinggal istrinya.
Harta dan anak-anak Nabi Ayub pun semuanya Allah ambil. Nabi Muhammad dilempari dengan kotoran unta. Nabi Isa akan disalib, Nabi Yunus ditelan ikan hiu. Semua nabi dengan ujiannya masing-masing yang lebih dahsyat dari kita umatnya. Dengan memahami ini kita akan tahun bahwa untuk memahami kehidupan kita perlu pisau analisis keimanan untuk mengiris ujian kehidupan.
Ujian pada Hakikatnya untuk Meningkatkan Derajat Kita di Sisi Allah SWT
Untuk urusan dunia saja bila kita ingin naik tingkat harus melalui proses ujian, melewatinya dan lulus untuk kemudian menghadapi ujian selanjutnya agar naik ke tingkat lebih tinggi. Seseorang tidak ujug-ujug menjadi sarjana. Tapi ia melalui proses naik tingkat dari level SD, naik ke SMP kemudian SMA lalu selanjutnya ia harus kuliah di perguruan tinggi dan untuk mendapat gelar sarjana ia harus melalui sidang kelulusan.
Dengan memahami hal di atas, kita jadi memandang hidup dengan kacamata keimanan dan hasilnya adalah hidup senantiasa bersiap dengan ujian. Bersiap di sini tentu saja dengan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Karena dengan dekat kepada Allah SWT kita meyakini bahwa Allah SWT akan senantiasa menolong kita dan meyakini betul bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik untuk kehidupan kita. Sehingga kemudian kita menjadikan Allah SWT sebagai tempat kita bersandar.
Apa pun yang terjadi dalam hidup kita sudah Allah SWT takdirkan dan itu untuk kebaikan kita. Manusia hanya berencana, Allah SWT lah menentukan segala sesuatunya. Sehingga dengan seperti itu kita akan selalu optimal di dalam berusaha memantaskan diri untuk mendapatkan yang terbaik tapi kemudian menyerahkan semua hasilnya kepada Allah SWT.
![]() |
| Al Qur'an Petunjuk hidup kita |
Sebaik-baiknya Bekal adalah Taqwa
Dunia sementara, akhirat selamanya. Dunia hanya tempat mampir, tempat transit sejenak untuk menuju kehidupan yang sesungguhnya. Bersabar dan bersyukur adalah kunci. Dengan semua itu niscaya hidup kita akan lebih bahagia lagi. Dengan memandang kehidupan dengan kurikulum yang jelas kita akan lebih futuristik dan optimis bahwa semuanya sudah terancang dengan demikian sempurna.
Teman-teman selamat menjalani tahun 2026 dengan lebih baik, dengan lebih optimis dan dengan kesiapan dan keyakinan yang kuat. Menjalani hidup dengan kacamata hati dan iman serta menjalaninya dengan kurikulum keimanan. Memantapkan dalam hati untuk semakin meyakini bahwa kehidupan itu sejatinya adalah tempat berbekal untuk kehidupan yang sebenarnya. Dan sebaik-baiknya bekal adalah TAQWA.
Banyak yang ingin disampaikan dan ditulis di blog yang sedang dibersihkan dari debu-debu karena cukup lama ditinggalkan :D Namun untuk kali ini cukup sekian dulu tulisan Cerita Ida yang berjudul Agar Hidup Lebih Bahagia di Tahun 2026 ini semoga memberi manfaat untuk kita semua. Semoga next bisa menulis yang lebih bermanfaat dan lebih baik lagi ya....
Semoga hidup kita akan terus lebih baik, semoga hidup kita bisa selalu bahagia di dunia dan di akhirat. Selamat tinggal tahun 2025, selamat datang tahun 2026......



Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^