"Ayo segala sesuatu itu jangan karena mood, harus fokus, harus istiqomah..." Teteh pembimbingku memotivasi.
Di lain waktu saat olah raga jalan pagi, setelah ngobrol panjang lebar, seseorang berkata kepadaku "Ayo orang lain mau nulis tapi engga bisa nulis, ini yang bisa menulis malah berhenti menulis..."
Beragam komentar lainnya dari sahabat-sahabatku dan teman-temanku, banyak memberikan motivasi agar aku kembali menulis.....
Hmmm baiklah, setelah terhenti puluhan purnama akhirnya saya kembali ke habitat... :D Kalau dipikir sih memang menulis benar-benar hobiku. Dulu juga sempat terhenti dua tahunan di tahun 2010 akhirnya kembali di tahun 2012 an...
Ini juga nyaris dua tahun jarang menulis, sekarang mulai tumbuh lagi semangat menulis. Mudah-mudahan bukan karena kelas-kelas online ku sedang libur ya. Jadi saya tidak terlalu sibuk, hingga saya ada waktu untuk menulis. Semoga saja nanti walau kelas-kelas online ku kembali aktif saya masih bisa menyisakan waktu untuk menulis.
Kelas-kelas online ku itu begitu menyita waktuku kah? Jawabannya yes...hehe. Karena satu kelas online itu ada yang seminggu lima kali, ada yang tiga kali jarang yang hanya seminggu sekali. Belajar dan mengajar. Seru sih.. saya menikmati. Tak terasa mungkin sekitar 10 kelas online yang saya ikuti :D
Tentang Luasnya Hati dan Nir Empati
Sekarang kenyamananku agak terganggu oleh suasana yang kurang kondusif. Biasalah perempuan mainnya perasaan. Meskipun yang saya geluti itu ilmu-ilmu Al Qur'an yang seharusnya menenangkan dan menentramkan, tapi ada saja yang membuat mengganjal. Berhubungan dengan manusia yang berbeda latar belakang dan pola asuh akhirnya kadang menghasilkan sedikit ketidaknyamanan dalam proses relationship nya.
Dulu mendengar beberapa teman berkeluh kesah tentang masalah ini saya tidak terlalu 'baper' karena mungkin tidak merasakan langsung. Melihat ada pengajar yang curhat karena tholibah nya mundur karena ucapan seseorang atau malah temanku yang curhat karena temannya juga mundur karena perkataan orang tersebut saya hanya bisa mengelus dada dan sedikit kasak-kusuk mencari solusi.
Tak habis pikir sih kok ada ya orang yang ingin membrand dirinya galak sampai tidak empati dengan perasaan orang lain. Padahal mungkin secara ilmu beliau paham tentang bahaya lisan, tentang ucapan kita yang bisa menjadi sumber kita tergelincir masuk neraka, tapi dalam tatar aplikasi seperti belum paham ...kata-katanya begitu tajam sampai menyakiti perasaan orang lain.
Padahal kalau ingin dihargai dan dianggap ga perlu lah menjadi galak. Menjadi ustadzah yang mengajarkan ilmu itu juga sudah membuat seseorang itu dihargai. Terlebih lagi apakah sebegitu pentingkah penilaian orang lain pada diri kita ? Bukankah Allah yang membolak balik hati seseorang itu...hingga kita tinggal meminta dan kemudian memantaskan diri untuk dihargai orang lain jika memang kita butuh itu.
Apa kabarnya kalau beliau itu menghadapi tholibahku yang minim adab, well educated katanya tapi dalam tataran praktik beliau minus. Mungkin dari level pertama sudah akan dibuat mundur oleh beliau..hehe... Saya sih berpikirnya lain, saya masih ingin memberi kesempatan beliau dekat dengan Al Qur'an, jadinya saya harus lebih sabar.
Kalau akhirnya kemudian tholibah ku tidak berubah, saya sudah memberinya waktu yang lumayan panjang sampai sekarang di level empat. Malah koordinator ustadzah ku lebih ekstrim lagi sabarnya.."Doakan saja semoga bisa berubah...". Masya Allah ...
Ini memang tentang luasnya hati... Ada yang hanya karena masalah kecil saja membuat seseorang marah dan mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan yang menunjukkan ketidaksabaran dirinya. Kalau dibuat pemisalan sih, tentang luasnya hati ini seperti sesendok garam di dalam gelas, yang membuatnya begitu asin tapi sesendok garam di dalam seember besar air, tidak ada pengaruhnya sama sekali.
Menjalani Kehidupan dengan I Do My Best
Eh jadi kemana-mana ya sesi curhat ini..hahaha... Jadi saya tidak aktif nulis karena cukup banyak kelas yang saya ikuti. Tapi dulu selain kelas online saya sambil kerja online juga jadi tambah sibuk. Sekarang pekerjaanku sudah tidak banyak lagi bahkan nyaris tidak ada.
Pekerjaan yang dulu begitu menyita waktu itu memang berbanding lurus dengan penghasilannya. Itu tidak saya pungkiri saya mendapatkan penghasilan yang cukup besar untuk ukuranku sebagai ibu rumah tangga. Beberapa kali tiap bulannya bisa di atas dua puluh juta. Saya bahkan mendapat penghargaan khusus untuk ini...
Itu mungkin salah satu sebab saya tidak bersemangat menulis :D Nah mudah-mudahan saja karena kerjaan 'menulis' yang begitu menyita waktu itu sudah tidak ada lagi dan walau kelas online saya cukup banyak, juga ada beberapa pengajian rutin offline... semoga masih ada kesempatan menyisihkan waktu untuk menulis.
Do'akan ya teman-teman. Saya bisa kembali menulis sesuatu yang bermanfaat dan menginspirasi banyak orang.
Saya ingin hidup di dunia yang hanya sekali ini terus menaburkan manfaat untuk sekitar. Semoga saja bisa melakukan yang terbaik dalam menjalani kehidupan ini. Sehingga saat dipanggil pulang tidak ada penyesalan dan bisa hidup nyaman di keabadian. Aamiin Allohumma Aamiin.
![]() |
| Pengajian rutin ibu2 di sekitar rumah |
Ini tulisan keduaku di tahun ini...hahaha... Super duper minimalis ya teman-teman... Semoga nanti makin banyak tulisan lainnya bahkan membuat buku motivasi yang inspiratif. Ini memang cita-cita terpendamku. Kebetulan ini menjelang pergantian tahun jadi sambil berharap semoga di tahun depan saya akan terus lebih baik dan lebih bermanfaat lagi. Dan cita-cita membuat buku inspiratif yang bermanfaat bagi banyak orang bisa terealisasikan . Aamiin Allohumma Aamiin.




Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^