blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

14 Feb 2020

Review Buku Aku dan Alam Semesta: Mendidik Anak Cinta Ilmu


Review Buku Aku dan Alam Semesta: Mendidik Anak Cinta Ilmu  Alih-alih menganggap  Buku Aku dan Alam Semesta sebagai buku anak, saya malah lebih menganggap buku ini sebagai buku panduan orang tua dalam mendidik anak agar mencintai ilmu.  Mungkin tulisan ini dianggap review buku yang nyeleneh yah,,hehe..  Semua ini mungkin karena saya menulis dan mereview dari sudut pandang sebagai orang tua ..


Saya lebih melihat latar belakang De Laras sebagai peniliti dan hubungannya dengan  tulisan di buku ini.  Mengetahui penulis buku ini sebagai salah seorang yang bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan inspirasi dari isi buku ini serta latar belakang penulisan buku yang berhubungan erat dengan pengalaman masa kecil De Laras  - pernah saya tulis di sini -membuat saya memilih judul tulisan ini Review Buku Aku dan Alam Semesta: Mendidik Anak Cinta Ilmu.

Buku yang merupakan kumpulan dari 10 cerita ini memang berbeda dengan buku anak lainnya, salah satu yang menonjol dari buku ini adalah buku ini kaya dengan pengetahuan.  Menggambarkan atau mencerminkan kedalaman pengetahuan yang dimiliki penulisnya.  Cerita pertama yang berjudul Venus, Kejoraku adalah sebuah gambaran kisah masa kecil penulis dengan sang ayah.

Sebuah tulisan yang menjawab kenapa seorang De Laras sang penulis buku ini bisa menjadi seperti sekarang ini.  Bisa jadi contoh untuk para orang tua bila ingin memiliki anak yang senang dengan ilmu.  Dalam kata pengantar yang di buku ini diberi judul Salam Semesta memang diungkapkan oleh penulis bahwa buku Aku dan Alam Semesta adalah buncah kecintaan penulis sejak masa kanak-kanak terhadap keajaiban  yang terjadi pada semesta yang sering diamatinya seperti misalnya tentang pergantian siang dan malam.

Setuju dengan pendapat Kang Ali Muakhir  yang mereview buku ini saat peluncuran buku Aku dan Alam Semesta di perpustakaan ITB beberapa waktu lalu.  Buku Aku dan Alam Semesta bila digolongkan sebagai buku anak, adalah untuk anak di level akhir alias anak menuju ABG.  Untuk anak di bawahnya bisa dibantu orang tua membacakannya  atau minimal mendampinginya.

Buku Aku dan Alam Semesta di tiap bab nya menyampaikan banyak pengetahuan yang dikemas dalam bentuk cerita pendek alias cerpen.  Siapapun yang membacanya akan mendapatkan wawasan tentang  budaya, adat atau kebiasaan tentang  tempat yang menjadi latar dari tiap tulisan.  Kita juga akan menemukan banyak pengetahuan terkait tentang sesuatu yang menjadi pokok tema cerita yang bisa kita lihat di judul cerita.

Ada tulisan yang membuat saya paham tentang pelajaran dulu yang saya sulit menghapalnya. Serius, saya sudah lupa lagi tentang angin darat dan angin laut, bahkan seingat saya waktu kelas 4 SD dulu cukup sulit membedakan keduanya.  Tetapi melalui buku Aku dan Alam Semesta, di cerita ke empat yang berjudul Bahari, Anak Suku Laut yang Pemberani semua itu tergambar dengan mudah.  "Mengapa Ayah selalu berangkat ke laut saat senja?" Pertanyaan dari seorang anak bernama Bahari menjelaskan secara gamblang tentang perbedaan angin darat dan angin laut hingga mudah dicerna.


Buku yang terdiri dari 143 halaman ini memang memaparkan keindahan dan kekayaan alam semesta.  Dari tentang langit senja sampai laut, juga tentang usaha pertenunan di pelosok yang terpencil namun memperlihatkan kearifan lokal yang turut berupaya melestarikan alam. Bahkan sampai tentang kopi yang sedang trend saat ini, kita bisa tahu beda dari kopi robusta dan arabika misalnya, tak lepas dari bidikan seorang De Laras.

Selain cerita yang kaya akan pengetahuan buku ini memiliki ilustrasi yang apik yang sangat mendukung tulisan ini.  Saat  saya membaca beberapa halaman buku yang tanpa gambar jadi seolah ada sesuatu yang hilang.  Ilustrasi apik dari Teh Tanti Amalia ini memang begitu menyatu dengan buku ini.

Terus terang saat pertama melihat gambar-gambarnya yang hidup yang terbayang oleh saya adalah memperlihatkannya pada si bungsu.  Ya sangat ingin mengenalkan lukisan hidup yang menjiwai cerita ini.  Selamat untuk Teh Tanti Amalia yang sukses menggambarkan cerita Aku dan Alam Semesta dengan baik.

Akhir kata saya merekomendasikan buku ini kepada para orang tua untuk menjadi sebuah inspirasi,  Bahwa seorang anak menjadi pecinta ilmu tak lepas dari didikan orang tua yang memperkenalkan ilmu melalui pendekatan pengenalan sisi semesta dan apa yang ada di sekitarnya melalui dongeng-dongeng dan obrolan ringan seperti yang dilakukan ayah De Laras.

Selamat untuk Mba De Laras semoga terlahir kembali tulisan-tulisan anak yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti buku Alam dan Semesta ini.   Semoga tulisan Review Buku Aku dan Alam Semesta :  Mendidik Anak Cinta Ilmu ini bermanfaat ya.

1 komentar :

  1. Terima kasih banyak mbak Ida, keren reviewnya. Terima kasih sudah hadir. Semoga semakin banyak orang dapat memanfaatkan buku ini

    BalasHapus

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^