blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

24 Des 2019

Ibu Gerbang Keluarga Menuju Surga


Ibu Gerbang Keluarga Menuju Surga
"Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang tua ibu bapanya: ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.  Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKu lah kembalimu." (QS.Al Lukman: 14)


Rumah tangga merupakan salah satu benteng di antara benteng-benteng akidah yang lainnya.  Oleh karena itu suami atau istri harus menjadikan bentengnya itu kuat dan kokoh.  Masing-masing pribadi yang menjadi bagian dari terbentuknya rumah tangga harus menjadi tameng yang tidak bisa ditembus apapun.


Untuk membangun rumah tangga seorang laki-laki harus memilih calon istri yang shalihah.  Sebab jika tidak maka pembangunan umat Islam akan terlambat. Akibat yang lebih besar bangunan Islam akan menjadi buruk.  Tanpa melibatkan kaum wanitanya, seorang suami yang berusaha membuat masyarakat yang Islami dengan sekumpulan laki-laki lainnya adalah kesia-siaan. Sebab kaum wanita adalah para penjaga bangunan ini.

Para wanita adalah bibit-bibit masa depan dengan buahnya.  Wanita adalah sosok yang dapat membentuk peradaban di masa yang akan datang.  Baik buruknya peradaban masa yang akan datang sangat tergantung kepada baik buruknya para wanita di masa kini.  Mendidiknya sama dengan kita mendidik peradaban manusia.  Merusak akhlaknya sama dengan merusak akhlak seluruh peradaban manusia.  Hal ini terjadi karena wanitalah sekolah pertama untuk anak-anaknya.

Jika pola pendidikan seorang wanita berkualitas maka akan lahir dari dirinya sebuah peradaban manusia yang berkualitas.  Bila pola pendidikan wanita salah  maka pola pendidikan anaknya salah, pendidikan masyarakat salah, pola pendidikan bangsa dan negara pun akan menjadi salah.  Maka tidak salah bila ada pepatah yang mengatakan wanita adalah tiang negara.

Kedudukan Wanita di dalam Islam


Di zaman Islam jaya Islam begitu menjunjung tinggi harkat derajat kaum wanita.  Kedudukan wanita di dalam Islam memang dimuliakan.  Allah memuliakan wanita, diabadikan kata wanita sebagai salah satu nama dalam Al Qur'an, An Nisaa.  Tidak ada dalam Al Qur'an nama laki-laki atau Ar Rijal.  Allah contohkan teladan di dalam Al Qur'an yaitu Siti Mariyam binti Imran, ibunya Nabi Isa As.

Kemudian dalam sejarah juga tampil sosok para ummul mukminin istri Nabi Muhammad SAW.  Mereka adalah teladan terbaik sepanjang masa menjadi gambaran keteladanan bagi kaum wanita di akhir zaman.  Tampil pula dalam sejarah kejayaan Islam para sahabiyah yang sukses dalam berbagai bidang kehidupan.  Ada Siti Aisyah RA ummul mukminin yang berprofesi sebagai guru, ada Hafsoh sang pemberani yang berani mengkritik khalifah.

Ada Rufyda Al Aslamiyyah yang dikenal sebagai perawat pertama dalam sejarah Islam.  Dia lah perawat yang mengobati prajurit yang luka dalam  perang bersama Rasulullah SAW pada saat perang Badar. Kemudian sejarah memunculkan nama Muazah binti Abdullah Al Adawiah sebagai pakar hadist yang mencapai tingkat siqah dan hujjah, beliau banyak meriwayatkan hadist dari Aisyah dan Ali bin Abi Thalib. Kemudian ada Qatillah binti Harits bin Kaldah yang menjadi penyair wanita rangking pertama.

Semua itu membuktikan ketika Islam diterapkan. Islam memosisikan wanita sesuai fitrah dan kedudukan mereka.  Islam tidak menghalangi kaum wanita mengenyam pendidikan tinggi.  Dalam sejarah Islam kita juga mengenal Fatimah Al Fihri, beliau adalah pendiri universitas tertua di dunia yaitu Universitas Al Qarawiyyin.

Meskipun berpendidikan dan memiliki karir gemilang tentu saja mereka tidak pernah melupakan perannya yang pertama dan utama yaitu sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya.  Setinggi apa pun karir wanita tetap tanggung jawab utamanya adalah sebagai istri dan ibu.  Karena seperti diungkapkan di awal ibu adalah madrasatul ula, sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya.  Hingga sebelum berkiprah di luar seorang wanita sholihat harus memastikan terlebih dahulu semua kewajiban yang menjadi hak keluarganya sudah tuntas tertunaikan.

Peran Wanita Sebagai Istri


Seorang wanita sebagai istri ia adalah sayap pelengkap bagi suaminya hingga bisa seiring sejalan terbang mengarungi kehidupan.  Bayangkan bila istrinya tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka sang suami akan tertatih-tertatih bahkan bisa saja tak bisa terbang sama sakali.  Sungguh wanita mempunyai pengaruh terbesar bagi seorang pria.  Menjadi seorang istri bagi wanita merupakan tugas yang seharusnya dilakukan.  Menjadi pendamping yang dapat membantu mengarahkan dan menenangkan jiwa, suatu hal yang sangat mulia karena merupakan bukti ketaatan kepada Allah SWT.

Peran Wanita Sebagai Ibu


Selain sebagai istri tugas wanita selanjutnya adalah sebagai ibu.  Tidak ada kemuliaan terbesar yang diberikan Allah bagi seorang wanita melainkan perannya sebagai seorang ibu.  Seorang ibu merupakan seorang yang senantiasa diharapkan kehadirannya oleh anak-anaknya.  Seorang ibu dapat menjadikan anaknya menjadi orang baik sebagaimana ia dapat menjadikan anaknya menjadi jahat.
Baik buruknya anak dipengaruhi oleh baik atau tidaknya seorang ibu menjadikan panutan bagi anak-anaknya.  Ibu merupakan peran mulia yang mendatangkan pahala yang banyak bagi seorang wanita.  Mendidik anak-anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah yang diridlai oleh Allah dan rasulnya. Anak-anak sumber pahala dan kebaikan untuk seorang ibu.

Sejarah mencatat orang-orang besar yang berawal dari anak yatim yang dibesarkan oleh seorang ibu.  Sebut saja Imam Syafi'i , Imam Bukhori, Imam Ahmad dan lain sebaginya.  Do'a, kasih sayang, pendidikan yang baik merupakan kekuatan yang menyemangati anak-anak mereka dalam kebajikan.

Peran Wanita di dalam Masyarakat dan Negara


Selain peran dalam keluarga wanita pun memiliki peran lainnya di dalam masyarakat dan negara.  Banyak hal yang bisa dilakukan oleh wanita untuk masyarakat dan negara, tentu saja setelah kewajiban utamanya sebagai istri dan ibu sudah terpenuhi dan  sesuai dengan batasan-batasan yang telah disyariatkan.

Wanita memiliki peran masing-masing dalam masyarakat dan negara yang tentu saja berbeda perannya dengan kaum laki-laki.  Seperti di zaman nabi para shahabiyah yang biasa menjadi perawat ketika terjadi peperangan.  Namun tak sedikit diantara mereka yang juga ikut menjadi penyemangat bahkan turut berperang menggunakan senjata untuk mendapat syahadah fi sabilillah. 

Jadi peran wanita dalam masyarakat dan negara adalah sebagi sandaran dan penopang kaum laki-laki dalam melaksanakan tugas-tugasnya.  Keberadaan wanita dan laki-laki menjadi saling melengkapi dengan tugas dan kodratnya masing-masing.

Dengan keutamaan-keutamaan yang diberikan Allah untuk kaum wanita maka sudah begitu jelas bahwa wanita merupakan tumpuan dasar kemulian keluarga, masyarakat bahkan negara. Oleh karena itu tidak selayaknya kaum wanita menyepelekan tugas dan perannya itu.  Kaum barat yang mendengungkan persamaan gender memang memiliki tujuan menghancurkan pondasi keislaman seorang wanita hingga meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslimah.

Wallohu'alam, semoga tulisan Ibu Gerbang Keluarga Menuju Surga bermanfaat :)

17 komentar :

  1. Wanita memiliki 3 tingkat derajatnya Sangat tinggi di depan rabbNya.Bangga jadi wanita.

    BalasHapus
  2. Dan . . . Barat sudah menjadikan kaum wanita di Indonesia hancur - sehancurnya. tulisan yang bagus untuk di fahami . . .

    BalasHapus
  3. Nah, di awal baca artikel ini tadi, ingatan saya langsung melayang ke kisah orang² shalih yang ibunya single parent.

    Rupanya ada di bagian bawah:

    Sejarah mencatat orang-orang besar yang berawal dari anak yatim yang dibesarkan oleh seorang ibu. Sebut saja Imam Syafi'i , Imam Bukhori, Imam Ahmad dan lain sebaginya.

    BalasHapus
  4. Terharu banget aku kak baca tulisannya. Ibu itu kalau diceritain gak akan pernah habis yah cerita dan perjuangannya. Selamat hari ibu kak!

    BalasHapus
  5. Bangga jadi wanita dan seorang ibu. Semoga bisa memberikan manfaat, cinta dan kasih bagi keluarga dan orang banyak

    BalasHapus
  6. Semoga bisa menjadi ibu shalihah dan bisa mendidik anak sebaik baiknya pendidikan mengenalkannya pada Allah, Tuhannya. Aamiin. Mulianya seorang perempuan

    BalasHapus
  7. Bangga jadi seorang wanita, kedudukannya begitu dihormati dalam Islam, setuju banget walaupun wanita sudah bisa mandiri dan bekerja tetap jangan lupakan kodratnya sebagai istri dan seorang ibu

    BalasHapus
  8. MashaAllah.. bacanya merinding, sebagai seorang Ibu saya merasa belum menjadi Ibu yang baik untuk anak anakku..terima kasih mbak sudah mengingatkan saya khususnya untuk mencoba evaluasi diri apakah saya sudah menjadi seorang Ibu yang baik atau belum..

    BalasHapus
  9. Setuju, keberadaan seorang wanita dan laki-laki mempunyai fungsi dan kodratnya masing-masing sehingga seharusnya bisa saling melengkapi.

    BalasHapus
  10. Saya dulu tumbuh besar dalam patriakisme setengah matang hahaha.
    Maksudnya, bapak saya selalu berkuasa penuh di rumah, tapi mama saya juga harus cari duit.
    Patriakisme apaan tuh hahaha.

    Tapi itu sukses membuat saya tumbuh dengan perasaan ogah jadi IRT, saya pengen sukses jadi wanita karir.

    Setelah punya anak etdah semua berubah.
    Sekarang saya sadar, Allah sudah mengatur sedemikian rupa, kalau kita patuh perintahNya, hidup kita insha Allah ringan dan bahagia :)

    BalasHapus
  11. Saya masih dalam tahap belajar menjadi ibu dan wanita yang baik menurut agama. Semoga kita dapat melaksanakan kewajiban semua itu ya.

    BalasHapus
  12. Mulia bgt emang peran seorang ibu. Baca ini saat perjalanan pulang ke kampung halaman.

    Ketemu ibu.

    Moga someday aku bisa kayak beliau

    BalasHapus
  13. Belajar terus untuk menjadi ibu yang baik dan menghantarkan anak-anak kita ke pintu surga ya mbak.
    Sambil mengingat dan menghormati perjuangan ibuk ita dulu ya

    BalasHapus
  14. Memang ibu punya peranan penting dalam mendidik putra-putrinya agar menjadi generasi penerus yang bisa memajukan bangsa. Tapi saya kok agak kurang cocok ya dengan pendapat tentang persamaan gender tuh merusak bangsa. Persamaan gender yang mana dulu nih? Masih banyak kok muslimah yang beraktualisasi diri tanpa meninggalkan kewajiban mereka.

    BalasHapus
  15. Seorang istri dan ibu yang buruk perangai maupun akhlaknya sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup suami dan anaknya karena tiang penopang tak bisa diharapkan.
    Sangat penting untuk mendidik kaum wanita agar mereka bisa menjadi tiang negara andal. Kerusakan personal sesungguhnya sangat memengaruhi bangsa dan negara.

    BalasHapus
  16. Ah jadi malu, rasanya kok blm bisa jd ibu yang terbaik buat anak2, msh banyak geluhnya dan kadang egois mikirin diri sendiri huhuhu. Jd pengen meluk anak2 dan berusaha lbh keras lagi jd ibu yg lbh baik

    BalasHapus
  17. Begitu besar ya peran wanita, untuk keluarga, masyarakat, dan negara. Jadi sangat diperlukan wanita yang tangguh dan kuat karakternya, agar anak-anaknya kelak menjadianusia yang berguna semua.

    Aku juga malu nie, sama anak masih belum bisa menjadi ibu yang baik

    BalasHapus

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^