blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

12 Jun 2021

6 Cara Meningkatkan Ketakwaan kepada Allah SWT


Cara Meningkatkan Ketakwaan kepada Allah SWT

6 Cara Meningkatkan Ketakwaan kepada Allah SWT  Tak terasa hari ini Sabtu tangal 12 Juni 2021 kita semua sudah meninggalkan bulan Syawal 1442H.  Ya hari ini kita menginjak bulan baru yaitu bulan Zulqoidah.  Lepas sudah satu bulan penuh kita meninggalkan bulan Ramadan.  Adakah semangat Ramadan masih bersemayam dalam diri?  Adakah ibadah kita masih sesemangat saat Ramadan?

Bila target ibadah di bulan Ramadan bisa kita raih, tentu saat ini ibadah kita jauh lebih baik dari sebelum Ramadan.  Tak perlu dibandingkan dengan bulan Ramadan, karena bulan Ramadan berbeda momen dan suasananya.  Tapi kita bisa bandingkan dengan bulan sebelum bulan Ramadan, bila ibadah kita saat ini lebih baik dari sebelum Ramadan itu salah satu tanda dari keberhasilan Ramadan kita.

6 Cara Meningkatkan Ketakwaan kepada Allah SWT

Tak perlu terlalu risau, bila setelah kita evaluasi ternyata saat ini ibadah kita tidak mengalami peningkatan yang berarti.  Allah SWT masih sayang kepada kita karena saat ini kita masih diberi umur untuk memperbaikinya.  Sehingga kita berharap penyesalan itu tidak hadir saat waktu hidup kita di dunia sudah habis.

Banyak beristigfar memohon ampunan kepada Allah SWT karena telah menyia-nyiakan Ramadan kemarin.  Berdo'a agar dipertemukan kembali dengan Ramadan yang akan datang dan dapat menjalaninya dengan sebaik-baiknya.  Berikut ini Cerita Ida menulis 6 Cara Meningkatkan Ketakwaan kepada Allah SWT.  Berharap semoga tulisan ini menjadi pengingat diri untuk terus berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.



6 Cara Meningkatkan Ketakwaan kepada Allah SWT itu adalah:

Senantiasa Menjaga Sholat Lima Waktu

Sudah berapa puluh tahun kita melaksanakan kewajiban sholat lima waktu?  Adakah dari waktu yang sekian lama itu kita telah memahami makna bacaan sholat kita?  Rasulullah SAW pernah mengingatkan bahwa akan ada dari umatnya yang melakukan sholat tapi tidak paham apa yang ia ucapkan di dalam sholatnya.  

Ayat Al Qur'an yang berkaitan dengan ini antara lain adalah

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan" (QS An Nisa; 43)

Kata mabuk di sini pemahamannya bisa bukan dalam arti mabuk yang sebenarnya, karena yang disapa adalah orang yang beriman.  Orang beriman tidak akan mabuk, kalau seorang yang hanya mengaku sebagai muslim bisa saja mabuk, tapi orang beriman adalah muslim yang mengimani ajaran Allah SWT sehingga ia akan melaksankan aturannya dan menjauhkan diri dari laranganNya termasuk meminum minuman yang memabukan.  

Orang yang mabuk tidak menyadari apa yang dilakukannya, apa yang diucapkannya.  Jadi janganlah kita sholat tanpa memahami apa yang kita lakukan.  Hal ini sejalan dengan QS Al Maun ayat 4 dan 5

"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat , (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya".

Kenapa orang yang shalat disapa celakalah, ini diperuntukan untuk orang yang mengerjakan shalat dengan tubuh dan lidahnya tapi tidak menancap ke dalam hatinya.  Dia tidak memahami dan tidak menyadari apa yang diucapkan lidah dan apa yang dikerjakan oleh anggota tubuhnya saat melaksanakan sholat.

Selain harus memahami artinya, maksud menjaga sholatnya adalah menjaga waktunya agar selalu dilaksanakan tepat waktu.  Menjaga pelaksanaannya agar khusyu, dilakukan semaksimal mungkin terbaik yang bisa kita lakukan.  Kalau bisa lakukan  shalat dengan berjamaah, agar pahala yang kita peroleh berlipat ganda. Persiapan mulai dari pakaian, tempat sampai bagaimana berwudlu yang baik betul-betul diperhatikan.

Masih ingatkah saat kita melaksanakan ibadah haji atau umrah di sana di Mekah atau Madinah kita selalu berupaya jauh sebelum adzan memanggil sudah siap-siap menanti waktu shalat, bersiap dengan persiapan yang terbaik.  Hal ini pula lah yang harus kita lakukan di setiap waktu shalat kita. Seberapa besar kita perhatian terhadap penjagaan sholat ini menunjukkan kadar ketakwaan kita.

Semangat Hadir dalam Majelis Ilmu

Cara kedua untuk meningkatkan ketakwaan kita adalah bersemangat hadir dalam majelis ilmu.  Saat menghadiri majelis ilmu kita selalu diingatkan untuk selalu mengingat bahwa kelak kita akan pulang ke akhirat.  Semua yang kita lakukan akan dimintai pertanggung jawabannya.  Jadi hidup kita tidak dunia oriented lagi.

Lingkungan sangat berpengaruh kepada cara pandang kita, pada semangat kita.  Jadi bertemu dengan orang-orang yang bersemangat mempersiapkan akhirat akan selalu mengingatkan kita dan menularkan semangat itu kepada kita.  Ilmu yang diperoleh di majelis ilmu juga akan membuat kita ingat kepada hari setelah kematian.  


Mendatangi Orang yang Berilmu

Selain mendatangi majelis ilmu langkah selanjutnya untuk meningkatkan ketakwaan adalah mendatangi orang yang berilmu.  Banyak bergaul dangan orang yang berilmu dan melaksanakan keilmuannya akan membuat kita ikut bersemangat beramal kebaikan.  Bukankah bergaul dengan tukang minyak wangi kita terbawa wangi, sedang bergaul dengan tukang pandai besi kita akan ikut terpecik api?

Melaksanakan Sunnah-Sunnah Rasulullah SAW

Dengan melaksanakan sunnah-sunnah Rasulullah SAW tentu saja akan membuat kita semakin dekat kepada Allah SWT.  Saat kita dekat dengan Allah SWT maka Allah SWT akan selalu memberi petunjuk kepada kita.  

Cara Rasulullah makan, cara Rasulullah tidur, cara Rasulullah beribadah, cara Rasulullah bergaul kita upayan untuk kita ikuti. Dengan mengikuti sunnah-sunnahnya maka akan semakin meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.  

Memunculkan Rasa Syukur kepada Allah SWT

Dengan banyak bersyukur kepada Allah SWT maka akan hadir perasaan damai, dan dekat dengan Allah SWT.  Menerima setiap pemberian-Nya dengan rasa syukur yang besar tidak ada kekecewaan sedikit pun terhadap ketetapan-Nya.  

Rasa syukur juga diaplikasikan dengan menggunakan semua nikmat dan anugerah-Nya sesuai dengan yang memberi nikmat dan anugerah tersebut.  Hidup memang hanyalah tentang syukur dan bersabar, kedua hal itu akan semakin meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.


Tilawatul Qur'an

Banyak berinteraksi dengan Al Qur'an, membacanya, memahami maknanya, menghapalnya dan mengamalkannya akan membuat hidup kita terang benderang.  Al Qur'an adalah petunjuk hidup kita, barang siapa mengamalkannya maka hidupnya akan selamat di dunia dan di akhirat.

Membaca Al Qur'an tanpa memahami maknanya saja sudah memberikan ketenangan kepada kita, terlebih lagi kalau kita memahami dan mengamalkannya.  Sayangnya banyak diantara kita yang mengabaikannya.  Sedikit sekali berinteraksi dengan petunjuk hidupnya sendiri.

Maka tidaklah heran kalau banyak galau dan resah dalam hidupnya, karena ia hidup tidak menggunakan petunjuk hidupnya sendiri.  Kita terkadang lebih banyak membaca WA atau buku lainnya sementara Al Qur'an sering kita abaikan.  Padahal dengan banyak berinteraksi dengan al qur'an membuat hidup kita semakin bahagia.  

Nah teman-teman pembaca Cerita Ida, cukup sekian tulisan 6 Cara Meningkatkan Ketakwaan kepada Allah SWT semoga memberi manfaat baik bagi yang menulisnya maupun yang membacanya :D.


10 komentar :

  1. Ya Allah ... benar Mbak.
    Saya merasa diingatkan lagi membaca postingan ini. Terima kasih.

    BalasHapus
  2. banyak cara memang ya mba untuk menignkatkan ketakwaan kita kepada Yang kuasa. Semoga kita selalu ingat akan kuasa-Nya ya mbaaa

    BalasHapus
  3. Mbaaa..saya tercubit membaca post ini. hiks... Terima kasih ya mba, sdh menuliskan pengingat ini dg indah..

    BalasHapus
  4. Semoga kita senantiasa menjadi pribadi yang bertakwa, ya. Walau cuma 6 poin, tapi masing2 cukup berat tuh, menjalaninya

    BalasHapus
  5. Selalu bahagiaaa kalo baca artikel2 penyejuk sukma di blog Teh Ida
    Hatur nuhuuun, Teh.
    Insya ALLAH siap praktikkan

    BalasHapus
  6. Mba Ida terima kasih sudah mengingatkan ya mba. Menjadi penyemangat bagiku untuk diringankan kaki ke majelis ilmu

    BalasHapus
  7. Terima kasih sharingnya ya. Betul memang ada perbedaan antara Muslim dan Beriman. Alhamdulillah, bunda semakin ke sini semakin banyak menyisihkan waktu mendalami Al Qur'an, tadarusan sendiri, karena sekali seminggu pengajian kelompok Bukibuk RT ditiadakan karena mass Pandemi yg berkepajangan.

    BalasHapus
  8. paling kerasa tuh di bulan Ramadan, radio, TV, bahkan mushola kecil pun jadi hidup ya mba, Suasana beribadah jadi makin semangat.

    BalasHapus
  9. Teh Ida sangat menentramkan hati. Hatur nuhun atas kesejukan yang dibagikan di postingan ini. Saya ada beberapa yang harus diperbaiki. Sehat selalu Teh Ida :)

    BalasHapus
  10. Terima kasih mbaaa...tulisan.imi reminder banget buat aku untuk selalu menjalankan kewajiban dan meningkatkan ketakwaan.

    BalasHapus

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^