Dulu, sebelum menikah saya tidak pernah mempunyai ritual mudik karena memang keluarga besar semua berada di Bandung. Sempat juga bersikap nyinyir terhadap orang-orang yang memaksakan mudik di setiap menjelang hari raya lebaran. Sempat mempunyai pikiran negatif, kok sebegitunya orang memaksakan mudik di hari raya, kan silaturahmi tidak harus saat lebaran. Rela berpanas-panas dan bermacet-macet ria, demi apa coba... Itu yang ada dibenak saya saat itu.
Setelah menikah, ternyata mertua saya tinggal di Tasikmalaya, mulailah ritual mudik harus saya jalani. Setiap hari raya lebaran harus ada acara mudik. Awalnya memang suasana mudik tidak menyenangkan, terlebih saat itu membawa anak-anak yang masih kecil. Sampai di perjalanan saya sempat bernyanyi "Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan..." Hahaha.... itu pengalaman pertama mudik bawa anak-anak.
Mudik kedua, ketiga dan seterusnya dengan membawa anak-anak masih kecil malah menjadi acara yang mengasyikan karena saya sudah tau mengantisipasi hal-hal yang tidak menyenangkan selama perjalanan. Misalnya berangkatnya jadi malam hari karena kalau malam kan waktunya tidur jadinya anak-anak tertidur lelap selama dalam perjalanan. Perjalanan Cimahi - Tasik yang normalnya tiga sampai empat jam saat momen mudik bisa menjadi 6-7 jam karena macet. Itu pasti membuat anak pusing, mual dan akhirnya pada rewel, nah kalau malam kan jadi tidak terasa karena anak-anak semua tertidur.
Itu pun dulu saat kami selalu memaksakan diri mudik pas hari H karena ingin bertemu orang tua saat lebaran. Tapi kemudian Papah Aki -demikian kami memanggil bapak mertua- merasa kasihan, dan meminta kami datang saat kemacetan sudah mereda saja.
Anak-anak ceria bertemu sepupu |
Mulailah hari yang menyenangkan di pedesaan yang nyaman kami mulai. Udara yang masih segar, pemandangan masih penuh dengan penghijauan terhampar di depan mata, sesaat melupakan suasana kota yang bising dan penuh dengan polusi. Sewaktu anak-anak masih kecil, selepas sarapan, papah aki selalu mengajak kami main air di Cekdam, yaitu sungai kecil yang penuh bebatuan kecil dan besar. Di sana kami bermain air yang begitu dingin dan jernih. Bersenda gurau saling mencipratkan air, sungguh sebuah momen yang manis untuk dikenang.
Acara bakar-bakar ikan yg mengasyikan |
Momen-momen mudik seperti inilah yang selalu dikenang dan selalu dirindukan, Bertemu dengan keluarga besar di suasana desa yang segar dan nyaman, memang memberi sensasi lain setelah sekian lama kami bergelut dengan suasana kota yang macet dan penuh dengan polusi.
Kini saya tak pernah berpikiran nyinyir lagi kepada orang-orang yang memaksakan mudik meski harus menghabiskan banyak waktu, biaya, bermacet-macet dan berpanas-panas ria. Di balik semua itu memang ada suasana yang tidak bisa dibeli dengan uang sebanyak apapun. Mudik memang selalu terasa seperti itu.... Mungkin itulah rahasia di balik mengapa orang selalu berusaha memaksakan mudik setiap tahunnya.
By the way any way...hihi...sebelum postingan ini ditutup ada kabar menarik buat para pecinta hijaber lho, catat waktu dan tempatnya... jangan sampai ketinggalan..ya...
- Nama Acara: Hari Hijaber Nasional,
- Tanggal: 07 Agustus 2016 – 08 Agustus 2016
- Tempat: Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat
Aku juga nggak pernah mudik, dulu atau pun sekarang karena suami satu kota. Paling hari pertama ke Boyolali untuk acara silaturahmi rutin tahunan, Itupun langsung balik begitu acara selesai, hihiii
BalasHapusWah asyik itu mah hemat diongkos :)
Hapusmemang seru ya mudik, alhamdulilah gak pernah sampai amcet sekali karena aku mah arahnay berlawanan sama yang mudik jadi lancar jaya
BalasHapusWah alhamdulillah itu mah hihi
HapusMudik selalu seru dan asyik, meskipun perjuangannya tidak ringan.
BalasHapussaya juga mudik bareng anak istri ke Jawa Timur
salam sehat dan semangat :)
Asyiik...banyakk cerita di baliknya :)
HapusMemang ya mudik adalah perjuangan :D
BalasHapusHahaha ... iya :)
Hapusaku biasanya mudik antar pulau, tapi sekarang udah satu pulau sama mertua, jadi mudiknya deket, hehe
BalasHapusWsh asyik juga antar pulau tuh :) Tapi lebih dekat mah lebih praktis ekonomis ya :)
HapusMudik antar pulau saya juga pernah ketika dinas di Balikpapan dan Palembang. Antar kota juga sering.
BalasHapusMudik penting untuk nengok orangtua dan kerabat serta sahabat.
Salam hangat dari Jombang
Wah memang mudik itu penting ya, asyiknya bisa mudik antar pulau :)
HapusMudik seru yaa mba, dulu juga penah ngalamin mudik menyebrang pulau. Tapi sekarang dekat aja, perjalanan darat 1,5jam InsyaAlloh sampai :)
BalasHapusDeket banget mudiknya sekarang ya mba... Kyk sy ke ortu paling 20-30 menit kalo via tol :)
Hapusseru banget cerita mudiknya mbak :)
BalasHapusIya mba... mudik itu selalu seru :)
Hapusseru ya mbak...
BalasHapusmudik juga rutinitas saya sejak kecil. dulu masih ikut ortu, mudiknya ke rumah nenek yang hanya berjarak sekitar 2 jam perjalanan. eh sekarang dapat suami yg beda provinsi. jadi mudik ke rmh mertua jauh... hihi...
BalasHapuswah rada-rada mirip mudik jauh pas sudah nikah, tp sy gak terlalu jauh ya :)
Hapusngumpul2nya (dan makan2nya) sih yang bikin kangen lebaran
BalasHapusHahaha ... iya banget :)
HapusAcara bakar ikan sepertinya asik banget ya mba
BalasHapussekarang jd udah tau asyiknya mudik ya mbak, nagih kan jadinya :D
BalasHapus