Pesantren Dulu dan Kini
Sudah berapa banyak pesantren yang sudah menjadi 'sekolah favorit' dan menjadi dambaan para orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya di sana? Sebut saja As Syifa di Subang, Khusnul Khotimah di Kuningan, Nurul Fikri di Lembang dan lainnya. Pesantren-pesantren ini saat buka pendaftaran langsung diserbu ribuan calon santri yang daftar. Akibatnya untuk diterima di pesantren yang kini banyak dilabeli dengan istilah boarding school itu harus melalui proses yang ketat dan banyak yang kecewa karena tidak bisa diterima.
Lain dengan masa waktu saya kecil pesantren tidak jadi pilihan utama para orang tua, bahkan tak sedikit orangtua yang memasukkan anaknya ke pesantren karena anaknya 'nakal', hingga tidak sanggup mendidik sendiri. Dulu saat duduk di SMP teman sekelas saya yang urakan, tukang mabal dan hobi merokok dipindahkan ke pesantren oleh ibunya yang seorang janda karena ia merasa tidak mampu mendidik anaknya sendirian.
Perkembangan yang menggembirakan tentu saja, anak-anakku juga dari yang nomor 3 sampai 5 inginnya masuk pesantren. Sebagai orangtua tentu saja senang, karena saya merasakan sendiri perbedaan anak yang mesantren dengan yang tidak, berbeda. Tentu saja lebih baik dari segi keilmuan agamanya, bahkan dalam tataran aplikasi kegiatan beribadah sehari-harinya.
Sayangnya yang saya temukan dan rasakan ternyata masuk pesantren itu cukup mahal. Baik ketika memasukan anak maupun biaya bulanannya. Hanya orang-orang tertentu yang mampu secara ekonomi yang bisa memasukan anaknya ke pesantren pilihan. Tidak menafikan sih, memang untuk mendapatkah kualitas pendidikan yang baik saat ini perlu biaya jadi wajar kalau cukup mahal juga.
Mengenal Program OPOP
Makanya saat mendengar ada program OPOP saya senang sekali, sepertinya ini mudah-mudahan bisa menjadi solusi biaya pesantren yang terlalu memberatkan para orangtua. Atau dengan program ini mungkin bisa memberi subsidi pada siswa yang kurang mampu. Jadi ingat Pesantren Gontor meski sudah terkenal dan banyak peminat tapi biaya masuk dan bulanan di sana tidak terlalu besar karena kebutuhan untuk makan sehari-hari sudah bisa mereka penuhi sendiri secara mandiri. Jadi biaya makan para santri bisa ditekan karena mereka mengosumsi makanan dari hasil bumi sendiri.
Eh apa sih progam OPOP itu ? Nah ini yang ingin saya ceritakan di Cerita Ida kali ini... Ceritanya Selasa 3 September 2019 saya hadir di acara Temu Bisnis One Pesantren One Product 2019 atau disingkat (OPOP). Sebetulnya acaranya sendiri berlangsung dua hari yaitu tanggl 2 sampai tanggal 3 September 2019. Acara Temu Bisnis OPOP ini berlangsung di Hotel The Trans Luxuary Bandung dan Hotel Ibis TSM Jalan Gatot Subroto Bandung,
Ada 1074 peserta perwakilan dari masing-masing pesantren menghadiri acara ini. Mereka adalah peserta yang sudah lolos dari audisi tahap 1 dan merupakan juara tingkat kecamatan. OPOP ini merupakan salah satu dari 17 program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat masa jabatan 2018-2023 yang disebut program Pesantren Juara. Payung hukum yang melandasinya adalah Pergub 24 tentang One Pesantren One Product.
Tujuan Program OPOP
Program OPOP ini dimaksudkan untuk mewujudkan upaya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan umat di lingkungan pesantren dalam menumbuh kembangkan ekonomi pesantren. Jumlah pesantren di Jawa Barat lebih dari 9000 buah dan sebagian besarnya belum mampu mandiri secara ekonomi untuk membiayai kebutuhan operasional maupun pengembangan sarana dan prasarana pesantren.
Tujuan Jangka Pendek OPOP adalah menciptakan pesantren unggulan di Jawa Barat di Bidang Bisnis dan Kemendirian Ekonomi. Tujuan Jangka Menengah mendorong seluruh pesantren di Jawa Barat memiliki produk unggulan dan memiliki komunitas bisnis sehingga menciptakan kemandirian ekonomi umat. Sedangkan untuk Jangka Panjangnya bertujuan agar masyarakat Jawa Barat merasakan kemajuan dan kemandirian ekonomi Jawa Barat yang berasal dari Pesantren.
Program OPOP ini menargetkan tiap tahunnya 1000 pondok pesantren yang mengikuti program ini sehingga dalam kurun waktu lima tahun akan tercapai 5000 pondok pesantren yang bisa mengikuti program ini.
Timeline OPOP
Mungkin diantra teman-teman ada yang penasaran dengan prosedur untuk mengikuti kegiatan OPOP ini. Berikut ini adalah tahapan-tahapan seleksi pesantren dalam mengikuti program OPOP. Rangkaiannya terdiri dari :
- Sosialisasi
- Pendaftaran Online
- Seleksi Administrasi
- Seleksi Audisi OPOP Tahap 1 (Menentukan Juara Tingkat Kecamatan)
- Temu Bisnis (Jejaring Usaha OPOP)
- Pelatihan dan Magang di pesantren
- Pemberian Hadiah Bantuan Penguatan Modal
- Pendampingan OPOP
- Audisi Tahap 2 (Menentukan 108 Pesantren Juara Kab/Kota)
- Audisi Tahap 3 (Menentukan 10 Pesantren Juara Provinsi)
- Pameran Promosi
Temu Bisnis OPOP 2019
Oya pada acara Temu Bisnis OPOP Jabar 2019 tanggal 3 September 2019 di Hotel The Trans Luxuary, selain penyerahan hadiah secara simbolis juga dilakukan penandatanganan nota kesepakatan (MoU) antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Perusahaan dan Pondok Pesantren.
Dari 1.565 pesantren yang mendaftar tercatat 1074 pondok pesantren yang lolos Audisi Tahap 1 dan mereka yang lolos akan mendapatkan hadiah berupa temu bisnis, pelatihan dan magang, bantuan modal usaha, pendampingan usaha, promosi (pameran dan lainnya). Wah asyik ya.. mereka jadi banyak belajar tentang bisnis.
Sayang banget nih kalau ada pesantren yang melewatkan program OPOP ini, kesempatan emas menjadikan para santrinya selain menjadi putra putri yang sholih sholihat juga menjadi santri yang pandai berbisnis, calon entrepreneur keren hehe... Bukankah 9 dari 10 ahli syurga itu berasal dari kaum pebinis ? Jadi memang para santri juga harus diajarin berbisnis.
Ada dua tipe pesantren yang bisa mengikuti kegiatan OPOP ini yaitu : Scale Up yaitu pesantren yang sudah memiliki produk sendiri dan Start Up yaitu pesantren yang baru memiliki ide bisnis tetapi belum running alias belum memiliki produk.
So.yang punya pesantren atau punya anak di pesantren bisa mensosialisasikan program ini dan kemudian mendaftarkan pesantrennya. Lumayan kalau proposal pengajuan bisnisnya lolos audisi selain bantuan pelatihan, pendampingan dan lainnya yang sudah disebut di atas, dapat bantuan modal juga antara 25 juta rupiah sampai 35 juta rupiah. Asyik kan... para santri pun bisa jadi belajar berbisnis. Info lebih lanjut dan lengkap bisa mampir ke websitenya di www.opopjabar.id
Oh ya saat ini tercatat 5 pesantren yang sudah leading dan terpilih untuk bisa bekerjasama dengan perusahaan dari luar negeri. Kelima pesantren itu adalah Pesantren Al Ittifaq Ciwidey, Pesantren Daarut Tauhid Bandung. Pesantren Nurul Iman Bogor, Pesantren Khusnul Khotimah Kuningan dan Pesantren Al Idrisiyah Tasikmalaya.
Wah jadi ingat anak-anakku yang di pesantren nih, senang banget kalau selain jadi anak sholihat tapi terlatih juga dalam berbisnis. Semoga saja program ini bisa menyentuh semua pesantren di Jawa Barat hingga program Pesantren Juara ini bisa dirasakan di seluruh pelposok Jawa Barat. Bahkan mungkin jadi proyek percontohan provinsi lainnya. Mudah-mudahan saja ya... :)
Ok teman sekian dulu tulisan Cerita Ida tentang Menjadi Pesantren Juara Bersama OPOP semoga bermanfaat :)
Apakah program OPOP ini baru utk Jabar saja? Program bagus nih.. semoga diterapkan juga secara nasional ya..
BalasHapusWah sama nih kayak anak temenku. Dia pengen banget masuk pesantren, katanya biar belajar mandiri dan pengen dapat banyak ilmu.
BalasHapusTapi sayang ortunya kepepet biaya yang gak murah.
Program OPOP ini ternyata menarik banget ya, hadiahnya juga oke banget. Sekalian diajarkan cara berbisnis dan promosi.
Bantuan modalnya juga banyak banget itu 25-35 juta
Makin kepengeennnn daftarin anakku masuk PonPes
BalasHapusMoga2 masih rezeki takdirnya jadi santri, supaya bisa merasakan semangat ala OPOP seperti ini
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Alhamdulillah Teh salah satu pesantren dekat tempat tinggal berhasil terjaring juga. Berharap hasil pelatihan nanti ilmunya bisa dishare lagi di masyarakat ya
BalasHapusSemoga program ini bisa membuat mandiri semua pesantren yang ada di Jabar ya.
BalasHapusTentu adanya program OPOP ini juga akan berdampak sangat baik terhadap santri dan wali santri.
Di Balubur Limbangan sampai Cibiuk plus Selaawi banyak pesaantren. Potensinya luar biasa jika mereka bisa memanfaatkan program OPOP. Daerah sekitaran wilayah saya merupakan kota santri juga dari sejak lama sekaligus perdesaan yang kaya sumber daya alam. Alam bisa jadi sumber potensi yang optimal untuk diolah para santri asal ada kemauan dan pelatihan.
BalasHapusKeren banget ini programnya. Anak-anak bisa terlatih sedari dini juga untuk jadi pebisnis. Semoga semakin banyak pesantren di Indonesia yang menerapkan program ini ya
BalasHapusBagus ya program bisnis yang masuk pesantren ini. Semoga diikuti oleh propinsi lain ya mba. Jika sudah berdaya di pesantren, insyaAllah, keluar dari pesantren jadi entrepreneur dan membuka lapangan kerja sendiri.
BalasHapusPesantren sekarang gak cuma fokus di pendidikan agama aja ya tapi harus bisa menjadi pesantren yang bersaing di dunia teknologi. Semoga ke depannya makin banyak pesantren yang bisa menerima OPOP
BalasHapusDarut tauhid termasuk ya.. semoga kelima pesantren diatas semakin bagus dan jadi banyak referensi banyak orangtua untuk anaknya menimba ilmu di pondok pesantren yang memang bagus ya
BalasHapusAku juga pengeeeen banget kak bisa memasukan anak ke pesantren tapi bener sih biaya yang mayan besar itu jadi sedikit kendala buat kami, semoga program OPOP ini bisa jadi solusi ya kak
BalasHapuswah, keren ya OPPO untuk kegiatan social responsibility nya menyasar ke pesantren. jadi pesantren bisa lebih maju
BalasHapusHebat ya inovasinya dan ini salah satu hal yang menarik nih untuk mengataskan kemiskinan. Semoga Jabar Juara deh.
BalasHapusIni program yang oke bangeeet ya mba.. semoga bisa menghasilkan masiah yang unggul dunia akhirat
BalasHapusWaaahh mau bgt nih sekolah lagi klo ada kegiatan begini. bisa belajar agama n belajar bisnis dalam waktu yg bersamaaan. Sungguh beruntung yg ikut pesantren berprestasi
BalasHapusAnak sulungku juga lagi nyantri nih mba di salah satu pondok pesantren di Jawa Tengah. Seneng banget ya membaca kabar baik tentang peningkatan kemampuan para santri yang diarahkan nantinya bisa menjadi enterpreneur yang andal.
BalasHapusProgramnya bagus dan semakin berinovasi. Semoga lancar dan terwujud sesuai dengan harapan, aamiin
BalasHapusWah keren nih programnya. Tentunya dengan hadirnya OPOP ini bisa memajukan pesantren di Indonesia ya Mbak. Terutama santriwan/tinya karena pastinya mereka bukan cuma diajarkan ilmu agama tapi diajarkan juga untuk mandiri dengan berwirausaha.
BalasHapus