blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

19 Sep 2019

Ingin Hidup Bahagia ? Utamakan Pandangan Allah Saja


Ingin Hidup Bahagia ? Utamakan Pandangan Allah Saja  Dulu waktu saya kecil, ibu saya sering bercerita.  Kebanyakan sih cerita Si Kabayan dan Si Kancil. Dulu saya jadi hapal sekali kisah-kisah tentang Si Kabayan dan Si Kancil.  Tentang kemalasan Si Kabayan dan kelicikan Si Kancil.  Namun setelah memiliki anak, saya jadi enggan bercerita tentang kedua dongeng itu karena seperti mengajarkan tentang sifat-sifat yang tidak baik.


Kisah tentang Ayah, Anak dan Keledai


Tapi di balik itu semua ada sebuah cerita lain yang menarik dan sangat berkesan sampai saya beranjak dewasa.  Kisah tentang seorang ayah, anak dan keledai.  Alkisah seorang ayah dan anak beserta keledai sedang dalam sebuah perjalanan.  Awalnya ayah dan anak itu keduanya menunggangi keledai, tapi di tengah perjalanan ada orang yang berkomentar "Kasihan sekali keledai itu, masa keledei kurus ditunggangi dua orang:..".

Mendengar komentar itu akhirnya si ayah turun tinggal anaknya saja yang menunggangi keledai.  Namun selanjutnya di perjalanan ada yang mengomentari "Anak yang engga tau diri, masa ayahnya dibiarkan berjalan sementara dia enak-enak naik keledai"  Merespon komentar itu akhirnya ayahnya lah yang menunggangi keledai. Tapi ternyata di tengah perjalanan masih ada yang berkomentar juga "Duh kok ayahnya ga kasian sih masa anaknya disuruh berjalan, dia enak-enakan naik keledai".  Akhirnya mereka berdua mengikat kaki keledai itu dan memanggulnya bersama-sama.


Berkat dongeng, jadi belajar tidak baperan :)


Menanggapi Respon Orang Lain.. Perlukah ?


Cerita yang menarik, saya jadi diajarkan untuk tidak terlalu peduli terhadap komentar orang lain.  Karena pendapat mereka kadang engga objektif, didasari like dan dislike.  Sempat sih pada suatu keadaan saya jadi orang yang mudah baper, tapi alhamdulillah seiring berjalan waktu saya jadi tidak peduli omongan orang lain lagi yang penting Allah SWT tahu, bahwa saya tidak berniat buruk.

Kalau orangnya ribet kesalahan kita menjadi fatal, seumur hidup jadi dosa yang tak terampuni, ke tiap orang kalau bicara tentang kita selalu diungkap kesalahan kita.  Jadilah orang sejagat tau kesalahan kita, padahal kesalahan itu belum tentu disengaja.... murni karena ketidakpahaman dan ketidaktahuan... huhuhu...


Dosa Ghibah Lebih Berat dari Zina


Padahal membicakaran kesalahan atau keburukan orang lain itu besar sekali dosanya.  Katanya sih lebih besar dosanya daripada berzina...huhuhu... Na'udzubillah

"Ghibah itu lebih berat dari zina" Seorang sahabat bertanya, "Bagaimana bisa? Rasulullah SAW menjelaskan, "Seorang lako-laki berzina lalu bertobat, maka Allah SWT bisa langsung menerima taubatnya.  Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya. : (HR Thabrani)

Dan tak hanya itu temans, diriwayatkan bahwa Allah SWT berfirman kepada Nabi Musa AS. "Siapa saja yang meninggal dalam keadaan bertobat dari perbuatan ghibah maka dia adalah orang terakhir masuk surga.  Dan siapa saja yang meninggal dalam keadaan terbiasa berbuat ghibah maka dia adalah orang yang paling awal masuk neraka."

Duh ngeri kan, konon banyak perempuan yang masuk neraka  salah satunya disebabkan oleh hal ini.  Perempuan kan senang berbicara, sehari bisa sampai 26 ribu kata.  Kalau kurang beriman maka pembicaraanya banyak yang tidak terjaga.  Membicarakan keburukan orang lain menjadi sebuah kenikmatan tiada tara...Sering ada yang berdalih "Ini kan fakta, saya membicarakan keburukan dia karena memang dia seperti itu.."  Duh..duh.. itulah namanya ghibah membicarakan fakta keburukan orang lain, kalau bukan fakta itu jadi fitnah..bukan ghibah lagi.

Eh jadi keterusan tentang ghibah nih, hihi,,, gemes sih, banyak yang terpedaya dengan ini, kadang kalau keasyikan ngobrol dengan teman-teman larinya ke ghibah dan akhirnya kita larut dan menikmatinya..  Emang enak sih ngerasani orang lain itu..huhu.. Mungkin syeitan ikut ngipas-ngipas juga biar kita ikut tergelincir dan jadi teman syeitan di neraka... Hiks.

Jangan Mudah Baper


Kembali ke laptop ya teman-teman, jadi kalau kita ingin hidup kita tentram, jangan terlalu pedulikan omongan orang terhadap kita.  Biarlah, manusia itu tidak sama, ada yang memang berhati bersih tapi ada juga yang hatinya berpenyakit.  Senang melihat orang susah, susah melihat orang senang, atau hatinya mudah diisi kebencian akhirnya jadi sering ngerasani.

Rugi kan kalau kita mudah terpancing oleh omongan orang lain.  Fokus saja pada memperbaiki diri sendiri untuk terus lebih baik.  Biarlah kesalahan masa lalu jadi cermin bagi kita untuk melangkah dengan pasti.  Perkara orang masih sibuk ngerasani kesalahan kita di masa lalu, biarlah itu jadi penghapus dosa-dosa kita.  Konon katanya dosa-dosa kita akan diambil oleh orang yang membicarakan kita... Lumayan mengurangi dosa kan ya...hahaha

"Orang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat membawa amal shalat, amal zakat, amal puasa, namun dia pernah mencaci si ini, menuduh si ini, makan harta si ini, menumpahkan darah si ini, memukul si ini sehingga yang ini dibayar dengan kebaikannya dan yang ini dibayar dengan kebaikannya.  Setelah kebaikan-kebaiakannya habis sebelum semua kezaliman terbayar maka diambilah keburukan-keburukan mereka yang pernah dizaliminya lalu ditimpakan kepada dirinya. Akibatnya dia dilemparkan ke dalam neraka".

Pun begitu, jangan mudah terpancing juga, kala ada orang yang memuji kita, jangan cepat terbang ke awan ya..hehe... Karena segala puji hanya kepunyaan Allah SWT.  Kita bisa menjadi terpuji karena kehendakNya karena kekuasaanNya.  Kalau tidak dikembalikan kepada yang Maha, akibatnya kita jadi tergelincir pada riya, merasa diri hebat, merasa dri lebih, keren dan sebagainya.  Padahal kita makhluk yang tiada daya upaya tanpa kehendakNya.

Menjadi Bahagia Saat Menjadikan Allah SWT Tujuan Hidup Kita


Mensyukuri apa yang telah kita dapati merupakan kunci kebahagiaan.  Fokus kepada rasa syukur ini akan mengeleminasi kekecewaan kita terhadap hidup bahkan akan membabat habis.  Karena hati dipenuhi rasa syukur yang mendalam.

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS Ibrahim: 7)

Maka isilah hidup kita dengan penuh syukur,  mensyukuri sekecil apapun nikmat akan menjadikan diri kita selalu bahagia.  Fokus pada ke Maha Rahman dan Rahim an Sang Pencipta melupakan atau tidak peduli dengan pandangan manusia.  Sakinah selalu di hati.... Insya Allah.  

Teman-teman semua semoga tulisan Ingin Hidup Bahagia? Utamakan Pandangan Allah Saja ini bermanfaat untuk kita semua ya :)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^